Bumbu kacang
Bumbu kacang | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sate ayam disajikan dengan bumbu kacang | |||||||||||||
Hanzi tradisional: | 沙爹醬 | ||||||||||||
Hanzi sederhana: | 沙爹酱 | ||||||||||||
|
Bumbu kacang, saus kacang, kuah kacang (jika encer), sambal kacang (jika ditambahi cabai), atau bumbu pecel adalah semacam saus berbumbu berbahan kacang tanah goreng yang digiling dan dihaluskan. Bumbu ini banyak digunakan dalam seni memasak masakan Indonesia, masakan Malaysia, masakan Thailand, masakan Vietnam, masakan Tionghoa, juga beberapa negara Afrika. Juga dikenal secara terbatas di Eropa, terutama masakan Belanda dan Timur Tengah.
Bahan
Bahan utamanya adalah kacang tanah goreng yang digiling hingga lumat dan halus. Selai kacang dapat digunakan sebagai pengganti bumbu kacang yang praktis, meskipun kurang khas citarasanya. Terdapat beberapa resep untuk membuat bumbu kacang, baik ditumbuk kasar sehingga masi berbutir dan renyah, hingga digiling halus seperti selai kacang. Campuran lain misalnya kecap manis, [[[santan]], [laos]], bawang putih, merica, jintan, serai, cabai, gula jawa, air jeruk nipis, daun jeruk, dan lain-lain, serta ditaburi bawang goreng.
Variasi setempat
Bumbu kacang adalah salah satu ciri khas masakan Indonesian yang digunakan di banyak jenis masakan khas Indonesia seperti sate, gado-gado, karedok, ketoprak, dan pecel. Bumbu atau saus kacang dibubuhkan dan disiramkan di atas bahan utama (daging atau sayur) untuk menambahkan citarasa. Bumbu kacang dapat juga dijadikan saus celup berupa sambal kacang (campuran kacang dan cabai giling) untuk hidangan otak-otak atau ketan.
Kacang pertama kali diperkenalkan oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada abad ke-16, kacang tanah telah mendapat tempat dalam seni memasak Indonesia sebagai saus atau bumbu yang popule. Bumbu kacang Indonesia menggambarkan citarasa yang canggih dan membumi, daripada saus manis dan kental seperti kebanyakan saus kacang di tempat lain.[1] Kacang tanah tumbuh subur di iklim tropis Asia Tenggara. Kini dapat ditemui dicincang halus, dan menjadi taburan di atas berbagai hidangan atau sebagai saus celup. Bumbu kacang mencapai tingkat palng rumit dan canggih di Indonesia, dengan keseimbangan citarasa yang halus yang didapat dari berbagai bahan tergantung resep bumbu kacang tersebut; kacang tanah goreng, gula jawa, bawang putih, bawang merah, jahe, asam jawa, air jeruk nipis, serai, sambal, cabai, merica, kecap manis, semuanya dicampur air matang agar mencapai tekstur dan kekentalan yang tepat. Rahasia bumbu kacang yang baik adalah "tidak terlalu kental dan tidak terlalu berair." Bumbu kacang Indonesia tidak begitu manis dibandingkan saus kacang Thailand yang lebih manis (yang merupakan adaptasi gabungan). Gado-gado yang populer di Indonesia menampilkan keseimbangan yang halus antar rasa manis, pedas, dan asam.
Dalam seni masakan China, saus kacang digunakan untuk memanggang daging, masakan hot pot atau mi.
Melalui hubungan sejarahnya dengan Indonesia, bumbu kacang juga dikena; di Belanda. Selain disajikan untuk hidangan tradisional Indonesia, bumbu kacang juga disajikan untuk hidangan non-Asia, seperti masakan panggangan dan kentang goreng. Kombinasi masakan cepat saji di Belanda adalah French fries (kentang goreng) dengan mayonaise dan bumbu kacang yang disebut "Patat oorlog" (perang kentang goreng). Bumbu kacang juga dimakan dengan roti baguette, roti tawar, mentimun dan ketang. Bumbu sate juga merupakan bumbu penting untuk makanan kudapan gorengan yang disebut "Satékroket", kroket yang disajikan dengan bumbu sate Indonesia.
Di Singapura, bumbu kacang bukan hanya disajikan sebagai bumbu sate, tetapi juga bumbu bihun yang disebut sate bihun.
Di Vietnam, saus kacang disebut tương đậu phộng dan digunakan untuk hidangan ikan cuốn diếp.
Lihat juga
Referensi
- ^ James Oseland, Cradle Of Flavor (W.W. Norton & Co., 2006)