Lompat ke isi

Penguin kaisar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 21.35 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 52 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q161829)
Penguin Kaisar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. forsteri
Nama binomial
Aptenodytes forsteri
Gray, 1844
Habitat Penguin Kaisar
Koloni berkembang biak berwarna hijau

Penguin kaisar yang mempunyai nama latin Aptenodytes forsteri, termasuk jenis yang terbesar di antara famili penguin, yaitu dengan tinggi badan mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg.[2] Sama seperti jenis penguin lainnya, penguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal di seluruh tubuhnya yang kedap air[2], dan merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang.

Penguin kaisar dideskripsikan pada tahun 1844 oleh zoolog Inggris George Robert Gray.

Namun ciri yang paling terlihat untuk membedakan penguin kaisar dengan jenis penguin lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya.[3] Berbeda dengan penguin raja, dimana garis kuning pada leher penguin ini lebih mencolok dan membentuk lengkungan tegas di lehernya daripada Penguin kaisar.[4]

Tempat Tinggal

Populasi Penguin kaisar hanya terdapat di Benua Antartika - kutub selatan bumi, merupakan daerah terdingin di belahan dunia paling selatan dengan suhu terendah mencapai -73° celcius.[5] Mereka bersarang di sepanjang wilayah tepi pantai benua Antartika.[5]

Penguin kaisar dapat bertahan hidup disuhu dingin tersebut karena lapisan lemak setebal 2-3 cm pada tubuhnya berguna untuk menyimpan panas dan memisahkan udara dingin dari luar.[6]

Makanan

Makanan utama penguin kaisar adalah ikan, udang, dan cumi-cumi.[7] Anatomi sayap yang pendek memungkinkan penguin jenis ini untuk berenang hingga sejauh 15 km dan menyelam sampai pada kedalaman 900 kaki selama 18 menit.[8] Oleh karena itu, ikan yang dimakannya lebih besar daripada yang dimakan oleh penguin-penguin dengan ukuran tubuh lebih kecil.[8]

Reproduksi

Aptenodytes forsteri

Periode masa kawin pada penguin kaisar terjadi sepanjang tahun pada bulan Juni-Agustus.[8] Penguin jantan dewasa akan mengepak-kepakan sayap untuk menarik perhatian betinanya, kemudian ketika mereka sudah menemukan satu pasangan yang tepat keduanya akan membuat ikatan dengan cara saling menepukan sayap di bagian belakang leher.[8] Penguin adalah spesies burung yang setia pada satu pasangan.[8]

Setelah mengalami masa kawin, penguin betina akan bertelur dan telur dari penguin kaisar berbentuk seperti buah pir.[8] Masa mengerami adalah tugas dari penguin jantan, selama kurang lebih 3 bulan, telur akan dierami di atas kaki penguin dan dilindungi oleh bagian bawah perut mereka.[8] Kemudian penguin-penguin jantan tersebut akan membentuk koloni besar untuk menjaga suhu telur tetap hangat, sementara penguin betina secara berkelompok akan pergi hingga sejauh 90 mil untuk mengumpulkan makanan.[9]

Ketika telur menetas, penguin jantan yang telah dibekali cadangan makanan akan menjaga anak mereka sampai sang ibu kembali.[9] Begitu pula sebaliknya, saat penguin betina kembali untuk mengurus bayi penguin, penguin jantan pun pergi untuk mencari makan, terus-menerus secara bergantian hingga 13 bulan lamanya dan bayi penguin tumbuh menjadi penguin yang mandiri.[8]

Habitat

terdapat 40 koloni pertangkaran di sekitar Antartika, dan dalam satu koloni tersebut masing-masing berjumlah hingga 10.000 ekor Penguin Kaisar dewasa.[4] Koloni ini akan terus bersama-sama dan saling menghangatkan satu sama lain dengan cara berdiri saling berhimpitan, terutama ketika penguin jantan sedang mengerami telur.[10] Pada bulan Januari-Februari, penguin akan bermigrasi ke arah selatan bumi untuk mencari makanan.[10]

Bayi penguin tidak pernah diajarkan cara berenang, menyelam ataupun berburu oleh orangtuanya. Secara otomatis, penguin akan beradaptasi dengan sendirinya untuk bertahan hidup.[4] Jika mereka lelah berjalan, penguin - penguin akan meluncur di atas es menggunakan bagian dadanya.[4]

Populasi penguin kaisar bergantung pada jumlah ikan yang ada di laut, jika penangkapan ikan oleh manusia terus dilakukan secara besar-besaran maka populasi penguin pun dapat berkurang jumlahnya.[10] Secara umum penguin tidak memiliki banyak musuh, singa laut adalah musuh utama mereka. Akan tetapi dengan kelincahan mereka di dalam air, penguin dapat dengan mudah menghindarinya.[10]

Fakta

1. Tidak ada seorang pun tahu secara pasti darimana penguin mendapatkan namanya, tetapi kemungkinan berasal dari bahasa latin pinguis yang berarti gemuk.[4]

2. Nenek moyang penguin telah hidup sejak 60 juta tahun yang lalu di zaman prasejarah, yaitu waimanu.[4]

3. Penguin kaisar memiliki penglihatan yang sangat bagus sehingga memungkinkan dia untuk melihat di dalam kedalaman laut yang gelap.[4]

4. Semua spesies penguin tidak memiliki gigi, mereka menangkap ikan dengan paruhnya yang tajam dan kemudian langsung ditelannya.[4]

5. Jumlah populasi penguin telah menurun 50% selama kurun waktu 50 tahun terakhir.[11]Penyebab utamanya justru karena berkurangnya luas wilayah yang tertutup es di Antartika karena pemanasan global.[11]

Jenis-jenis penguin lainnya

Pranala Luar

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2004). Aptenodytes forsteri. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 12 May 2006. Database entry includes justification for why this species is of least concern
  2. ^ a b "Ilmu Pengetahuan Populer ke 7". PT Widyadara. Jakarta
  3. ^ Emperor Penguin.jpg
  4. ^ a b c d e f g h "100 Fakta Tentang Pinguin". Examedia. Jakarta. 2008
  5. ^ a b Disney's Ensiklopediaku Yang Pertama - seri ke 2. PT Widyadara. Jakarta. 1993
  6. ^ Seok Ho, Kim. "3 Menit Belajar Pengetahuan Umum". PT Bhuana Ilmu Populer. 2009
  7. ^ Disney's Ensiklopediaku Yang Pertama - seri ke 18. PT Widyadara. Jakarta. 1993
  8. ^ a b c d e f g h http://www.animalcorner.co.uk/marine/penguins/penguin_emperor.html diakses pada 14-04-2010
  9. ^ a b Film: Seri Petualangan Tupi dan Ping Ping - Indahnya Berkasih Sayang. KOR HY For Kids Production
  10. ^ a b c d Hariyanti, Rosana. Atlas Binatang: Aves dan Invertebrata. Tiga Serangkai
  11. ^ a b www.panda.org: Antartic Penguins And Sea Ice. diakses pada 14-04-2010

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA