Lompat ke isi

Kerajaan Bedahulu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kerajaan Bedahulu atau Bedulu adalah kerajaan kuno di pulau Bali pada abad ke-8 sampai abad ke-14, yang memiliki pusat kerajaan di sekitar Pejeng (baca: pèjèng) atau Bedulu, Kabupaten Gianyar, Bali. Diperkirakan kerajaan ini diperintah oleh raja-raja keturunan dinasti Warmadewa. Penguasa terakhir kerajaan Bedulu (Dalem Bedahulu) menentang ekspansi kerajaan Majapahit pada tahun 1343, yang dipimpin oleh Gajah Mada, namun berakhir dengan kekalahan Bedulu. Perlawanan Bedulu kemudian benar-benar padam setelah pemberontakan keturunan terakhirnya (Dalem Makambika) berhasil dikalahkan tahun 1347.

Setelah itu Gajah Mada menempatkan seorang keturunan brahmana dari Jawa bernama Sri Kresna Kepakisan sebagai raja (Dalem) di pulau Bali. Keturunan dinasti Kepakisan inilah yang di kemudian hari menjadi raja-raja di beberapa kerajaan kecil di Pulau Bali.

Raja-raja Bedahulu

  1. Sri Kesari Warmadewa - (882-913)
  2. Sri Ugrasena - (915-939)
  3. Agni
  4. Tabanendra Warmadewa
  5. Candrabhaya Singa Warmadewa - (960-975)
  6. Janasadhu Warmadewa
  7. Sri Wijayamahadewi
  8. Dharmodayana Warmadewa (Udayana) - (988-1011)
  9. Gunapriya Dharmapatni (bersama Udayana) - (989-1001)
  10. Sri Ajnadewi
  11. Sri Marakata - (1022-1025)
  12. Anak Wungsu - (1049-1077)
  13. Sri Maharaja Sri Walaprabu - (1079-1088)
  14. Sri Maharaja Sri Sakalendukirana - (1088-1098)
  15. Sri Suradhipa - (1115-1119)
  16. Sri Jayasakti - (1133-1150)
  17. Ragajaya
  18. Sri Maharaja Aji Jayapangus - (1178-1181)
  19. Arjayadengjayaketana
  20. Aji Ekajayalancana
  21. Bhatara Guru Sri Adikuntiketana
  22. Parameswara
  23. Adidewalancana
  24. Mahaguru Dharmottungga Warmadewa
  25. Walajayakertaningrat (Sri Masula Masuli atau Dalem Buncing?)
  26. Sri Astasura Ratna Bumi Banten (Dalem Bedahulu) - (1332-1343)
  27. Dalem Tokawa (1343-1345)
  28. Dalem Makambika (1345-1347)

Sisa peninggalan

Perlawanan kerajaan Bedulu terhadap Majapahit oleh legenda masyarakat Bali dianggap melambangkan perlawanan penduduk Bali asli (Bali Aga) terhadap serangan Jawa (Wong Majapahit). Beberapa tempat terpencil di Bali masih memelihara adat-istiadat Bali Aga, misalnya di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli; di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem; serta di desa-desa Sembiran, Cempaga Sidatapa, Pedawa, Tiga Was di Kabupaten Buleleng.

Beberapa obyek wisata yang dianggap merupakan peninggalan kerajaan Bedulu, antara lain adalah pura Jero Agung, Samuan Tiga, dan Goa Gajah.

Referensi

  • Sejarah Bali. Nyoka, Penerbit & Toko Buku Ria, Denpasar, 1990.

Pranala luar