Lompat ke isi

Karanjalembah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Karandja Lemba atau Toma I Dompo, adalah Raja Sigi yang memimpin Perang Sigi-Dolo pada periode awal tahun 1900-an di lembah Palu. Bersama rakyatnya, ia melakukan perang terbuka melawan Hindia Belanda hingga penangkapannya pada tahun 1905 dan diasingkan ke Kabupaten Sukabumi pada tahun 1915. Karanjalembah lahir di Biromaru pada tahun 1852. Wafat di Kabupaten Sukabumi pada tahun 1922.

Perlawanan

Merah darah tertumpah, putih tulang ditebas, kumati demi negeriku.[a]

Karanjalembah

Sebagai raja muda Sigi, Karanjalembah bergelar Toma I Dompo. Ia menentang secara terbuka aturan Hindia Belanda tentang Plakat Pendek (Koerte Varklaring), yang berisi pengakuan raja-raja di Nusantara untuk mengakui kekuasaan mereka atas wilayahnya. Sifat tegas dan keras kepala yang dimiliki Karanjalembah membuat pihak Hindia Belanda mencari cara lain. Belanda memfitnahnya dengan tuduhan mencuri seekor kuda kesayangan seorang bangsawan Belanda. Perangkap ini sengaja dipasang untuk menangkapnya sebagai panglima perang, sebab ialah penghalang utama bagi pihak Belanda dalam rangka memuluskan rencana mereka untuk menguasai Lembah Kaili.[1]

Kematian

Karanjalembah wafat pada tahun 1922 dalam pengasingannya di Sukabumi dan dimakamkan di Desa Cisaat, Kecamatan Cisaat. Pada tahun 2006, di masa pemerintahan Gubernur Bandjela Paliudju, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memindahkan jenazah Karanjalembah dari Sukabumi ke Desa Watunonju, Kabupaten Sigi.[2] Pemindahan ini menelan biaya sekitar Rp 250 juta, dengan tujuan untuk memudahkan perawatan sekaligus upaya memperjuangkan Raja Sigi Karanjalembah sebagai pahlawan nasional.[3]

Warisan

Makam Karanjalembah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya di Provinsi Sulawesi Tengah.[4] Untuk mengenangnya, banyak jalan raya di kota-kota Sulawesi Tengah seperti Palu dan Sigi Biromaru yang dinamakan Jalan Karanjalembah.

Catatan

  1. ^ Dalam bahasa Kaili, berarti Malei raa mabubu mabula buku ratimbe kana kupomate ngataku.

Referensi

  1. ^ Rizal, Syamsu (13 Oktober 2014). "Mengenal Perjuangan Raja Sigi Karanjalembah". Diakses tanggal 31 Oktober 2017. 
  2. ^ "Makam Pahlawan Karanja Lembah Masih Terbengkalai". 13 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-20. Diakses tanggal 2016-04-09. 
  3. ^ "Kerangka Raja Sigi Dipindahkan". Liputan6.com. 4 Desember 2006. 
  4. ^ "DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014)". 8 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-09. Diakses tanggal 2016-04-09.