Lompat ke isi

Atha bin Abi Rabah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangAtha bin Abi Rabah

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) عطاء بن أبي رباح أسلم بن صفوان Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran647 Edit nilai pada Wikidata
Jened (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kematian732 Edit nilai pada Wikidata (84/85 tahun)
Makkah Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiUlum hadis Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanmuhaddith (en) Terjemahkan, Faqih, mufti Edit nilai pada Wikidata
Murid dariAbdullah bin Abbas Edit nilai pada Wikidata
MuridAl-Auza'i, Qatadah bin Da'amah, Ayyub as-Sikhtiyani dan Q12197770 Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Atha bin Abi Rabah (bahasa Arab: عطاء بن أبي رباح, m. 115 H) adalah seorang ulama, ahli fikih, ahli tafsir dan periwayat hadis dari golonga tabiin. Ia berasal dari Habasyah dan sempat menjadi budak seorang wanita di Makkah sebelum menjadi muslim.

Atha bin Abi Rabah berguru tentang hadis terutama kepada dua sahabat nabi yaitu Abdullah bin Abbas dan Jabir bin Abdullah. Ia kemudian menjadi salah seorang periwayat hadis dari golongan tabiin yang tepercaya sanadnya. Atha bin Abi Rabah termasuk seorang ulama yang mampu melakukan ijtihad dalam fikih, penafsiran Al-Qur'an dan mengajar para tabiin dan tabiut tabiin.

Atha bin Abi Rabah merupakan golongan tabiin yang paling akhir meninggal. Pemikiran fikih dari Atha bin Abi Rabah menjadi salah satu sumber belajar bagi Imam Asy-Syafi'i dalam penulisan kitab Al-Umm.

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Atha bin Abi Rabah berasal dari Habasyah.[1] Ia dilahirkan di sebuah kota di Yaman yang disebut Al-Janad.[2] Atha bin Abi Rabah sempar menjadi budak seorang wanita yang merupakan penduduk di Makkah.[1] Tuannya berasal dari keluarga Al-Fihr.[2] Namun Atha bin Abi Rabah kemudian dibebaskan.[2] Atha bin Abi Rabah kemudian memperoleh julukan 'maula' setelah dibebaskan dari perbudakan.[3] Setelah itu, ia hidup menetap di Makkah.[2]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Atha bin Abi Rabah berguru kepada salah seorang sahabat Nabi yaitu Abdullah bin Abbas.[1] Ia juga berguru kepada Jabir bin Abdullah yang juga sahabat Nabi.[4] Atha bin Abi Rabah merupakan seorang perawi hadis.[5] Karena itu, periwayatan hadis Atha bin Abi Rabah bersumber terutama dari jalur Abdullah bin Abbas dan Jabir bin Abdullah.[6][7] Ia juga mengumpulkan hadis dari para sahabat Nabi lainnya yang tinggal di Makkah. Beberapa di antaranya ialah Mu'adz bin Jabal, Atab bin Said, Al-Harits bin Hisyam, Utsman bin Thalhah dan Uqbah bin Al Harits.[8] Di Makkah, Atha bin Abi Rabah menjadi salah seorang ahli hadis dari kalangan tabiin.[9] Kedudukan Atha bin Abi Rabah sebagai periwayat hadis dinilai tepercaya oleh para ahli hadis termasuk Ibnu Hajar al-Asqalani dan Ad-Daruquthni.[10]

Pekerjaan

[sunting | sunting sumber]

Ijtihad atas fikih

[sunting | sunting sumber]

Pada masa tabiin, wilayah kekuasaan umat Islam semakin meluas sehingga permasalahan yang timbul dalam wilayahnya juga semakin komplek. Karenanya, para tokoh tabiin melakukan upaya penyelesaian masalah terhadap persoalan yang muncul. Salah satunya ialah Atha bin Abi Rabah yang memiliki perhatian terhadap fikih di Makkah.[11] I

Atha bin Abi Rabah merupakan seorang ahli hukum di Makkah.[12] Ia terkenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan ijtihad dalam hukum Islam.[13] Atha bin Abi Rabah merupakan seorang ulama dari golongan Tabi'in.[14] Ia merupakan salah seorang tabi'in yang menafsirkan Al-Qur'an.[15] Atha bin Abi Rabah juga merupakan ulama dalam bidang ilmu fikih.[16] Dalam sejarah Islam, Atha bin Abi Rabah dikenal sebagai salah seorang mufti pertama.[17] Di Makkah, ia diberi wewenang untuk memberikan fatwa kepada penduduknya.[18]

Penafsiran Al-Qur'an

[sunting | sunting sumber]

Atha bin Abi Rabah bersama dengan para tabiin di Makkah merupakan teman dekat sekaligus murid dari Abdullah bin Abbas. Karena itu, mereka mendirikan aliran tafsir Al-Qur'an yang berdasarkan pemahaman guru mereka yaitu Abdullah bin Abbas.[19] Sehingga aliran tafsir di Makkah didirikan oleh para murid Abdullah bin Abbas.[20] Metode yang digunakan para ahli tafsir di Makkah dalam menafsirkan ialah penggunaan akal sebagai dalil dalam menjelaskan hal-hal yang sulit dipahami dari Al-Qur'an.[21]

Atha bin Abi Rabah menjadi guru dari seorang tabiin bernama Amr bin Dinar. Ia juga menjadi guru untuk seorang tabiut tabiin yaitu Umar bin Habib.[22] Beberapa ulama yang juga muridnya ialah Ibnu Syihab az-Zuhri, Qatadah bin Da'amah, Malik bin Dinar, Sulaiman bin Mihran Al-A'masy dan Al-Auza'i.[2] Al-Bukhari juga meriwayatkan sebanyak 109 hadis dari Atha bin Abi Rabah dalam Shahih Bukhari.[23][24]

Kematian dan peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Di Makkah, Atha bin Abi Rabah merupakan golongan tabiin yang paling akhir meninggal. Ia diketahui meninggal setelah meninggalnya Ikrimah Maula Ibn Abbas yang meninggal pada tahun 105 H.[25] Atha bin Abi Rabah sendiri meninggal pada tahun 114 H.[26] Pendapat lain menyatakan bahwa Atha bin Abi Rabah meninggal pada usia 88 tahun pada tahun 115 H. Ada juga sejarawan lain yang menyatakan bahwa ia hidup hingga usia yang lebih lanjut lagi.[27] Sebelum meninggal, Atha bin Abi Rabah telah menulis sebuah kitab berjudul Gharib Al-Qur’an.[28]

Pengaruh pemikiran

[sunting | sunting sumber]

Pemikiran fikih dari Atha bin Abi Rabah merupakan salah satu sumber belajar bagi Imam Asy-Syafi'i. Kemudian oleh Imam Asy-Syafi'i, pemikiran Atha bin Abi Rabah menjadi sumber pemikiran bagi penulisan kitab Al-Umm.[29]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Thaib dan Hasballah 2012, hlm. 262.
  2. ^ a b c d e Khallikan 1843, hlm. 203.
  3. ^ Gunawan Hsb., Akmal Rizki (Mei 2024). Sejarah Perkembangan Pemikiran Tafsir Al-Qur'an (PDF). Tangerang: Daar Al-Mutsaqqaf Ar-Rasyid. hlm. 107–108. ISBN 978-623-8404-06-3. 
  4. ^ Mufaizin 2021, hlm. 45.
  5. ^ Darussamin, Zikri (November 2020). Zulkifli, ed. Kuliah Ilmu Hadis I (PDF). Sleman: Kalimedia. hlm. 34. ISBN 978-623-7885-03-0. 
  6. ^ Ansori 2019, hlm. 174.
  7. ^ Ansori 2019, hlm. 175.
  8. ^ Mufaizin 2021, hlm. 56.
  9. ^ Idri, dkk. (2018). Studi Hadis:. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press. hlm. 95. ISBN 978-602-98859-7-2. 
  10. ^ Ansori 2019, hlm. 157.
  11. ^ Gusmian, I., dkk. (Desember 2012). Kitab Fikih Lokal: Menggali Kearifan Lokal dalam Karya Ulama Indonesia (PDF). Yogyakarta: Q-Media dan Jurursan PMH Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. hlm. 249. ISBN 978-979-15550-1-2. 
  12. ^ Umar dan Maizuddin 2023, hlm. 3.
  13. ^ Umar dan Maizuddin 2023, hlm. 104.
  14. ^ Jafar, Wahyu Abdul (Juni 2022). 'Alimah, Vina, ed. Fiqh of Zakat Fitrah: (PDF). Sumedang: CV. Mega Press Nusantara. hlm. 19. ISBN 978-623-88110-3-8. 
  15. ^ Nur, Afrizal (Juli 2015). Khazanah dan Kewibawaan Tafsir Bi Al-Ma’tsur (PDF). Pekanbaru: Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA Riau dan Asa Riau. hlm. 175. 
  16. ^ Muhammadong (Juli 2022). Kajian Islam dan Syariah (PDF). Purbalingga: Eureka Media Aksara. hlm. 90. ISBN 978-623-487-049-7. 
  17. ^ Idrus, Acmad Musyahid (2020). Ichiana, Nidya Nina, ed. Moderasi Bermazhab dalam Tinjauan Normatif, Sosiologi dan Filosofis (PDF). Gowa: Alauddin University Press. hlm. 257–258. ISBN 978-602-328-323-1. 
  18. ^ Thaib dan Hasballah 2012, hlm. 168.
  19. ^ Mu’min, Ma’mun (September 2016). Metodologi Ilmu Tafsir (PDF). Bantul: Idea Press Yogyakarta. hlm. 60–61. ISBN 978-602-6335-08-1. 
  20. ^ Hani, Umi (2022). Khalid, Afif, ed. Pengantar Studi Islam (PDF). Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary. hlm. 92–93. ISBN 978-623-7583-85-1. 
  21. ^ Suri, Sufian (2020). Syahrizal, ed. Kuliah Ilmu-Ilmu Al-Qur’an fan Tafsir (PDF). Lhokseumawe: Sefa Bumi Persada. hlm. 97. ISBN 978-623-7648-48-2. 
  22. ^ Channa AW., Liliek (Januari 2022). Khoirul Aw., ed. Hadis Tarbawi: Relevansi Hadis-Hadis Tarbawi dengan Teori Pendidikan Modern (PDF). Surabaya: Penerbit Nuwailah Ahsana. hlm. 59. ISBN 978-623-98150-2-8. 
  23. ^ "Welcome to Muslim Scholars Database from Arees". muslimscholars.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2015-12-22. 
  24. ^ "Qaala Rasul Allah (saw) - Comprehensive Hadith Database - قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم". qaalarasulallah.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-12-22. 
  25. ^ Muhajirin (September 2016). Ulumul Hadits II (PDF). Palembang: Noerfikri. hlm. 95. ISBN 978-602-6318-26-8. 
  26. ^ Jawas, Yazid bin Abdul Qadir (2023). Do'a dan Wirid: Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i. hlm. 15. ISBN 978-979-3536-18-7. 
  27. ^ Khallikan 1843, hlm. 204.
  28. ^ Hidayat, Nur. Fahimah, Iim, ed. Pembelajaran Ilmu-Ilmu Qur’an (PDF). Sleman: Aswaja Pressindo. hlm. 34. 
  29. ^ Asy-Syafi'i (2014). Faiq, Abu, ed. Al-Umm (PDF). Diterjemahkan oleh Misbah. Jakarta: Pustaka Azzam. hlm. 6–7. ISBN 978-602-236-119-0. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]