Engy Ghozlan
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Engy Ghozlan | |
---|---|
Lahir | 1985 (umur 38–39) Kairo, Mesir |
Kebangsaan | Mesir |
Almamater | Universitas Kairo |
Pekerjaan | Aktivis sosial dan jurnalis |
Tahun aktif | 2005–sekarang |
Dikenal atas | Aksi dalam melawan pelecehan seksual di Mesir |
Engy Ayman Ghozlan (bahasa Arab: إنجي أيمن غزلان ; lahir pada 1985) adalah seorang jurnalis dan aktivis sosial yang berfokus pada masalah pelecehan seksual di jalanan di Mesir. Ia memulai aksinya sejak 2005 dengan menjadi manajer proyek di sebuah LSM bernama Egyptian Center for Women's Rights (ECWR). Di sana ia aktif melakukan berbagai upaya untuk membuat Mesir aman bagi kaum perempuan. Atas kontribusinya, ia dikenal sebagai "suara dan wajah" dari usaha pemberantasan pelecehan seksual terhadap wanita di Mesir.[1]
Di samping itu, Engy merupakan salah satu pendiri dari HarassMap, sebuah organisasi sukarela yang berdiri pada 2010. Melalui HarassMap, para korban pelecehan seksual dapat melaporkan tindakan pelecehan seksual yang dialaminya dengan bantuan teknologi digital. Setelah peluncuran awal HarassMap yang didirikan via ECWR, Engy beserta pendirinya yang lain, yakni Rebecca Chiao, meninggalkan ECWR untuk kemudian menjalankan HarassMap secara independen.[2][3]
Aktivisme
[sunting | sunting sumber]Engy Ghozlan lahir di Kairo pada 1985. Ia merupakan alumnus dari Universitas Kairo jurusan komunikasi massa tahun 2007. Ia pernah mengalami trauma akibat pelecehan seksual sehingga mendorongnya untuk mengangkat isu tersebut ke publik. Oleh karena itu ia bergabung dengan Egyptian Center for Women's Rights (EWCR) sebagai wadahnya dalam melakukan kampanye melawan pelecehan seksual.[1]
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh EWCR pada 2005 dengan melibatkan 2.800 wanita di Kairo dan 5 provinsi, ditemukan fakta bahwa 33% wanita Mesir pernah mengalami pelecehan seksual dalam kehidupan sehari-hari. Namun mereka tidak melaporkannya karena takut tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.[2]
Sepanjang 2008 Engy melakukan kampanye di media dengan judul "Membuat Jalanan Mesir Aman untuk Semua". Ia memberikan hasil wawancara di berbagai media, mulai dari media daring, televisi dan koran. Tindakannya dilakukan untuk membangun kesadaran tentang pelecehan seksual pada masyarakat Mesir karena negara tidak memiliki definisi hukum yang jelas dari istilah tersebut. Dalam sebuah kesempatan wawancara daring, ia mengutip statistik dari Kementerian Dalam Negeri Mesir bahwa 20.000 wanita di Mesir mengalami pemerkosaan setiap tahunnya. Di sisi lain ia beranggapan bahwa dari segi jumlah kemungkinan mencapai hampir 200.000 karena mayoritas korban tidak melapor ke pihak berwajib.[1]
Pada 2011 Engy turut berpartisipasi dalam Revolusi Alun-alun Tahrir bersama masyarakat dari berbagai penjuru Mesir, khususnya perempuan. Di sana mereka berkumpul dan melakukan demonstrasi untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Engy melaporkan bahwa tidak ada interkasi antara pria dan wanita pada hari-hari menjelang kejatuhan Mubarak dari kekuasaan karena semua orang tidur di tenda-tenda yang tersedia di alun-alun. Namun setelah Mubarak meninggalkan jabatannya, banyak demonstran wanita yang mengalami pelecehan seksual oleh sekelompok pria yang menyuruh mereka untuk pulang.[3][4]
Atas insiden ini, Engy merasa bahwa masalah sosial di Mesir tidak berubah. Dalam sebuah wawancara dengan BBC News, ia menarasikan insiden pelecehan seksual tersebut dengan pernyataan, "sekitar 100 ekstrimis relijius berteriak kepada kami untuk meninggalkan Tahrir dan mulai mengusir kami. Keadaan tersebut benar-benar kacau. Dalam revolusi kami semua bersatu dan kami semua ingin sistem berganti, namun perilaku sosial kita tidak berubah.[3][4]
Selain EWCR, Engy juga bekerja untuk proyek German International Cooperation on its Promotion of Women's Rights yang bekerja sama dengan 11 Lembaga Swadaya Masyarakat yang berfokus pada reformasi hukum dan pelecehan wanita. Ia kemudian melanjutkan pekerjaannya dengan mendirikan HarassMap. Berkat dedikasinya terhadap hak-hak wanita, ia kemudian digambarkan sebagai beberapa koalisi feminis muda Mesir.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Stange, Mary Zeiss; Oyster, Carol K.; Sloan, Jane E. (23 Februari 2011). Encyclopedia of Women in Today's World. SAGE Publications. hlm. 616–617. ISBN 978-1-4129-7685-5. Diakses tanggal 23 Juli 2020.
- ^ a b Kearl, Holly (28 Agustus 2015). Stop Global Street Harassment: Growing Activism around the World: Growing Activism around the World. ABC-CLIO. ISBN 978-1-4408-4021-0. Diakses tanggal 23 Juli 2020.
- ^ a b c "Are women's movements a force for change?". The Guardian. 5 March 2014. Diakses tanggal 23 Juli 2020.
- ^ a b Hosea, Leana (23 Maret 2011). "A woman's place in the new Egypt". BBC News. Diakses tanggal 23 Juli 2020.
- ^ "Co-Founder, HarassMap- Social Enterprise". Nahdetelmahrousa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-01. Diakses tanggal 23 Juli 2020.