Gaok Pasar Beringharja
Gaok Pasar Beringharja merupakan menara sirine yang menjadi saksi bisu perlawanan Indonesia terhadap penjajah pada peristiwa Serangan umum 1 Maret 1949. Didirikan antara tahun 1930-1940 an oleh pemerintah pemerintah Hindia Belanda di atas bangunan galeri pertokoan Pasar Gedhe Beringarjo. Menara sirine ini difungsikan oleh pemerintah Hindia belanda sebagai tanda peringatan adanya ancaman bahaya udara.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Selain Gaok Pasar Beringharja,pemerintah Hindia Belanda membangun sirine lain di sudut-sudut kota seperti di Hotel Tugu, Lempuyangan, Pakualaman, Plengkung Gading dan Pabrik Aniem Serangan. Dahulu pengoperasin sirine ini di bawah pengawasan LBD (LuchtBeschermingDienst) atau dinas Perlindungan Udara Belanda yang dahulu berpusat di Benteng Vredeburg. Ketika Jepang melakukan serangan di Yogyakarta dan memaksa Belanda mundur pada 5 Maret 1945. Pada masa kependudukan Jepang fungsi menara sirine tidak jauh berbeda dari masa sebelumnya, yaitu sebagai penanda kondisi bahaya.
Tanggal 19 Desember 1948 Belanda kembali menguasasi Yogyakarta dan menambahkan fungsi menara sirine ini sebagai pertanda diberlakunya jam malam (antara pukul 18.00-06.00 WIB). Fungsi tersebut digunakan oleh TNI sebagai penanda awal penyerangan ke pusat Kota Yogyakarta pada peristiwa serangan umum 1 Maret. Ketika sirine tanda berakhirnya jam malam berbunyi serentak TNI melakukan penyerangan untuk merebut kembali wilayah Yogyakarta. Peristiwa tersebut yang menjadikan bunyi sirine atau dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dengan nama ''gaok'', menjadi identik dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.[2]
Gaok masa kini
[sunting | sunting sumber]Masa sekarang ini di tengah kesibukan kegiatan pasar Beringharja menara sirine Gaok masih berdiri kokoh lengkap dengan bangunan di bawahnya. Meski secara fungsional menara sirine dan bangunan di bawahnya tidak terkait langsung, tetapi kedua bangunan tersebut menjadi penting sebagai unsur artefaktual menjadi bangunan bersejarah yang berkaitan langsung dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Bangunan bawah sirine pernah difungsikan menjadi Kantor Dinas Pasar (1960-an-31 Desember 1992). Hingga pada tahun 1993 terjadi renovasi dan dialihfungsikan sebagai tempat penitipan anak-anak. Selain fungsi bawah bangunan yang masih berfungsi pada masa kini, menara Sirine Gaok juga pernah dibunyikan pada peringatan tertentu seperti pada saat hari peringatan kemerdekaan Yogyakarta.[3]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Menara Sirine (Gaok Pasar Gedhe Beringharja)".
- ^ "Menara Sirine Zaman Belanda Ini Masih Kokoh Berdiri di Yogya".
- ^ Subarkah, Lugas (18 Agustus 2020). "Gaok Berbunyi, Aktivitas Malioboro Berhenti Lima Menit". Harian Jogja. Diakses tanggal 27 Juli 2024.