Hepatitis
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Hepatitis | |
---|---|
Alcoholic hepatitis evident by fatty change, cell necrosis, Mallory bodies | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Gastroenterologi, hepatology, penyakit menular, Penyakit dalam, Kedokteran keluarga |
Hepatitis (plural: hepatitides) adalah peradangan pada hati karena toksin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama satu dari keenam virus hepatitis berikut: A, B, C, D, E , atau F. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus utamanya alkohol dan obat-obatan.[1]
Jenis virus hepatitis
[sunting | sunting sumber]- Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
- Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
- Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" sering kali menderita hepatitis C.
- Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
- Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
- Virus hepatitis F
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis:
Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa menjadi kronis. Setelah sembuh, maka akan kebal terhadap Hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis penyakit hepatitis yang lain.
5 persen dari penderita Hepatitis B akan menjadi kronis, karena tidak ditangani dengan baik.
Pada pemakai narkoba suntikan yang menggunakan jarum bersama-sama yang marak pada masa lampau, maka 18 persen tertular Hepatitis B, 40 persen tertular HIV dan 70 persen tertular Hepatitis C. Jadi Hepatitis C sangat mudah menular melalui transfer cairan (virulen).
Penderita Hepatitis C sebenarnya hanya 0,8 persen, tetapi sebagian besar akan menjadi kronis, sehingga jumlah penderita kronisnya hampir sama dengan penderita Hepatitis B kronis, yaitu sekitar 1 juta orang.[2]
Pencegahan
[sunting | sunting sumber]Vaksin
[sunting | sunting sumber]Vaksin tersedia untuk pencegahan hepatitis A dan B yang merupakan vaksin tunggal ataupun vaksin gabungan. Kekebalan terhadap Hepatitis A mencapai 99-100% sebulan setelah menerima vaksin yang ke-2 kalinya (vaksin yang kedua 6 bulan kemudian setelah yang pertama). Vaksin hepatitis A tidak boleh digunakan untuk yang berusia di bawah satu tahun.[3] Vaksin Hepatitis B telah tersedia sejak tahun 1986 dan telah diterapkan sedikitnya pada 177 program nasional imunisasi untuk anak-anak. Kekebalan terjadi pada lebih 95% anak-anak dan dewasa muda yang menerima 3 dosis rekombinan vaksin, sebulan setelah vaksin yang ketiga (jadwal vaksinasi adalah 0, 1 bulan dan 6 bulan). Vaksinasi pada bayi yang berumur kurang dari 24 jam dapat mencegah penularan penyakit hepatitis B dari ibunya. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) merekomendasikan vaksinasi pada semua anak, terutama yang baru lahir di negara-negara dimana hepatitis B marak terjadi (seperti Indonesia, terutama di NTB dan NTT) untuk mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak.[4]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Esto es la hepatitis: Conócela, enfréntate a ella". Infoterio Noticias | Ciencia y Tecnología (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 2023-02-13.
- ^ Andy Pribadi (August 6, 2014). "Ini Dia Cara Mencegah Sakit Kuning". Tribunnews.com.
- ^ World Health Organization (4 February 2000). "Hepatitis A Vaccines" (PDF). Weekly epidemiological record. World Health Organization. 75: 37–44. ISSN 0049-8114. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-12-26. Diakses tanggal 20 February 2014.
- ^ World Health Organization (2 October 2009). "Hepatitis B Vaccines" (PDF). Weekly epidemiological review. World Health Organization. 84: 405–420. ISSN 0049-8114. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-03-06. Diakses tanggal 20 February 2014.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) WHO fact sheet of hepatitis
- (Inggris) Viral Hepatitis at the Centers for Disease Control
- (Inggris) Neuroimmunology, The Medical School, Birmingham University
- (Inggris) Hepatitis Neighborhood
- (Inggris) American Liver Society Diarsipkan 2016-01-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) Viral Hepatitis at the Centers for Disease Control
- (Inggris) Autoimmune Hepatitis Calculator
- (Inggris) Liver Families - pediatric liver support group