Lompat ke isi

Indeks Big Mac

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Indeks Big Mac adalah suatu indeks yang diterbitkan oleh majalah The Economist sebagai suatu cara informal untuk mengukur paritas daya beli (purchasing power parity - PPP) antara dua mata uang, dan memberikan ujian sejauh mana akibat nilai tukar (kurs) pasar terhadap barang dengan biaya sama yang di negara yang berbeda. Indeks ini "berusaha untuk membuat teori kurs sedikit lebih mudah untuk dicerna".[1]

Indeks mengambil namanya dari Big Mac, suatu produk hamburger yang dijual di restoran McDonald's.

Indeks Big Mac pertama kali diperkenalkan dalam The Economist pada bulan September 1986 oleh Pam Woodall[2] sebagai sebentuk ilustrasi semi-humoris, dan telah dipublikasikan oleh majalah tersebut setiap tahun sejak saat itu. Indeks ini juga melahirkan istilah burgernomics.[3]

Nilai tukar paritas daya beli Big Mac antara dua negara ini diperoleh dengan cara membagi harga Big Mac di satu negara (dalam mata uangnya) dengan harga Big Mac di negara lain (dalam mata uangnya juga). Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai tukar di pasar yang sesungguhnya. Jika nilai itu lebih rendah, maka menurut teori PPP mata uang pertama bernilai di bawah nilai sesungguhnya (under-valued) bila dibandingkan dengan yang kedua; sebaliknya jika nilai itu lebih tinggi, maka mata uang pertama bernilai di atas nilai sesungguhnya (over-valued).

Sebagai contoh, dengan menggunakan data pada bulan Juli 2008:[4]

Harga Big Mac adalah AS$ 3,57 di Amerika Serikat
Harga Big Mac adalah £ 2,29 di Britania Raya (meskipun ada perbedaan antar wilayah)
Berarti implikasi paritas daya belinya adalah $ 1,56 banding £ 1, yaitu $ 3,57 / £ 2,29 = 1,56
Ini kemudian dibandingkan dengan kurs yang sebenarnya pada waktu itu, yaitu $ 2,00 banding £ 1
[(1,56-2,00) / 2,00] * 100 = -22%
Poundsterling dengan demikian dinilai terlalu tinggi (over-valued) terhadap dolar AS sebesar 22%

Keterbatasan

[sunting | sunting sumber]

Meskipun para ekonom telah mengutip secara luas Indeks Big Mac sebagai pengukuran dunia nyata terhadap paritas daya beli,[5] namun terdapat keterbatasan pada metodologi burger ini dalam memperkirakan paritas daya beli (PPP).

Di banyak negara, makan di restoran cepat saji internasional seperti di restoran McDonald's adalah relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan makan di restoran lokal, dan permintaan untuk Big Mac di negara seperti India tidaklah sebesar di negara seperti di Amerika Serikat. Adanya status sosial karena makan di restoran cepat saji seperti McDonald's, pajak-pajak lokal, tingkat persaingan, dan bea masuk pada produk-produk tertentu menyebabkan indeks ini tidak dapat menggambarkan ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Di samping itu, tidak ada alasan teoretis mengapa barang dan jasa yang tidak dapat diperdagangkan, seperti biaya properti, harus sama di negara yang berbeda: ini adalah alasan teoretis PPP menjadi berbeda dari nilai tukar pasar seiring dengan berjalannya waktu.

McDonald's juga menggunakan strategi komersial yang berbeda yang dapat menyebabkan perbedaan harga yang besar untuk suatu produk, meskipun perbedaan harga sesungguhnya lebih kecil antara kedua negara. Sebagai contoh, biaya sandwich hamburger hanya € 1 di Prancis dan € 1,50 di Belgia, namun secara keseluruhan restoran McDonald's lebih murah di Belgia. Di Estonia, perbedaan harga antara burger Big Mac dan suatu paket makanan kadang-kadang sangat kecil (EEK 3 atau AS$ 0,20), di mana selisih harga burger dan paketnya hanyalah 5%.

Demikian pula bahwa burger yang diperbandingkan sebenarnya bervariasi dari satu negara ke negara lain, dengan nilai-nilai nutrisi yang berbeda. Big Mac versi Australia memiliki 22% lebih sedikit kalori daripada versi Kanada, dan 8% lebih ringan daripada versi yang dijual di Meksiko.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Big MacCurrencies". The Economist. 1998-04-09. Diakses tanggal 2007-07-24. Big Mac Index, which seeks to make exchange-rate theory a bit more digestible, 
  2. ^ "Journalist listing". Economist.com. Diakses tanggal 2009-09-14. 
  3. ^ Daley, James (2008-09-06), "Burgernomics: Why the price of a Big Mac may hold the key to better investment returns", The Independent, diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-24, diakses tanggal 2009-09-14 
  4. ^ "Sandwiched (Burgernomics says currencies are very dear in Europe but very cheap in Asia)". The Big Mac Index. The Economist. July 24th 2008. Diakses tanggal 2008-11-03. 
  5. ^ McConnell, Campbell; Brue, Stanley (2004), Microeconomics, 16th ed., McGraw Hill, hlm. 473, ISBN 0072875615  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)(Leading American microeconomics college textbook)
  6. ^ "Big Mac? Not really, as Australian version of burger downsized". The Advertiser (Adelaide). 2009-06-13. Diakses tanggal 2009-06-18. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]