Latrodectus
Latrodectus
| |
---|---|
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Genus | Latrodectus Walckenaer, 1805 |
Tata nama | |
Sinonim takson | |
Spesies | |
34 |
Latrodectus adalah sebuah genus laba-laba yang tersebar luas, dengan beberapa spesies yang secara umum dikenal sebagai janda sejati. Kelompok ini terdiri dari anggota-anggota yang biasa dikenal sebagai laba-laba janda hitam, laba-laba janda cokelat, dan beberapa laba-laba lainnya yang serupa.[3][4][5][6] Namun, keanekaragaman didalam spesies ini jauh lebih besar. Sebuah anggota dari famili Theridiidae, genus ini mengandung 34 speises, yang mencakup beberapa "janda hitam" Amerika Utara (laba-laba janda hitam selatan Latrodectus mactans, laba-laba janda hitam barat Latrodectus hesperus, dan laba-laba janda hitam utara Latrodectus variolus). Selain itu, di Amerika Utara juga dapat ditemukan laba-laba janda merah Latrodectus bishopi dan laba-laba janda cokelat Latrodectus geometricus, yang memiliki distribusi geografis yang lebih besar. Di daerah-daerah lain, juga dapat ditemukan laba-laba janda hitam Eropa (Latrodectus tredecimguttatus), laba-laba punggung merah (Latrodectus hasseltii) di Australia, dan katipō (Latrodectus katipo) dari Selandia Baru yang berkerabat dekat. Juga terdapat beberapa spesies berbeda di Afrika Selatan yang dapat disebut dengan nama laba-laba kancing, dan laba-laba janda hitam Amerika Selatan Latrodectus corallinus dan Latrodectus curacaviensis). Spesies-spesies apda genus ini memiliki ukuran yang sangat beragam. Biasanya, betina memiliki warna yang kegelapan, dan dapat diidentifikasi dengan pola kemerahan pada bagian bawah-tengah (ventral) abdomen mereka, yang biasanya berbentuk seperti jam pasir.
Laba-laba ini memiliki bisa yang ampuh, yang mengandung neurotoksin latrotoksin, yang dapat menyebabkan latrodektisme, keduanya dinamai setelah genusnya. Laba-laba janda betina memiliki kantung bisa yang besar, dan gigitannya dapat menyakitkan pada vertebrata besar, termasuk manusia. Meski begitu, gigitan laba-laba janda jarang menyebabkan kematian atau menyebabkan komplikasi yang serius, dan hanya gigitan dari betina yang berbahaya bagi manusia.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamalevi 1959
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaWSC_g3502
- ^ Ushkaryov, Y. A. (2004). "The multiple actions of black widow spider toxins and their selective use in neurosecretion studies". Toxicon. 213 (5): 527–542. doi:10.1016/j.toxicon.2004.02.008. PMID 15066411.
- ^ Sari, I. (2008). "Myocarditis after black widow spider envenomation". The American Journal of Emergency Medicine. 630 (5): e1–3. doi:10.1016/j.ajem.2007.09.012. PMID 18534303.
- ^ Nentwig, N. (2017). "Impact of Non-native Animals and Plants on Human Health". Impact of Biological Invasions on Ecosystem Services. Springer. hlm. 277–293. doi:10.1007/978-3-319-45121-3_18. ISBN 978-3-319-45119-0.
- ^ Müller, G. J. (1993). "Black and brown widow spider bites in South Africa". South African Medical Journal. 83.