Makroekologi
Tampilan
Makroekologi adalah interaksi yang terjadi antara parasit dengan lingkungan luar,[1] hal ini terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penyebaran parasit di lingkungan luas diperlukan inang perantara dan vektor, infeksi parasit tidak akan berlanjut jika tidak ada peran dari vektor.[1] Makroekologi berasal dari dua kata yaitu Makro dan Ekologi. Makroekologi mengandalkan karakteristik deskriptif dengan pola ekologis skala luas/besar untuk menjelaskan secara naratif asal-usul pola tersebut.[2] Melalui studi ekologi, makroekologi diakui sebagai komponen penting untuk mematangkan gagasan yang diproses dalam skala spasial (geografis) dan temporal yang besar.[3]
Metode Makroekologi
[sunting | sunting sumber]Beberapa metode yang dapat digunakan dalam makroekologi diantaranya:
- Pendekatan Metodologis
- Observasi
- Eksperimen manipulatif
- Konsekuensi metode pendekatan
- Hipotesis nol
- Tes statistik
- Autokorelasi filogenetik
- Autokorelasi spasial[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Kusnoto; Bendryman, Sri Subekti; Koesdarto, Setiawan; Sosiawati, Sri Mumpuni (2015-04-01). Ilmu Penyakit Helmin Kedokteran Hewan. Zifatama Jawara. ISBN 978-602-1662-61-8.
- ^ Connolly, Sean R.; Keith, Sally A.; Colwell, Robert K.; Rahbek, Carsten (2017-11-01). "Process, Mechanism, and Modeling in Macroecology". Trends in Ecology & Evolution (dalam bahasa English). 32 (11): 835–844. doi:10.1016/j.tree.2017.08.011. ISSN 0169-5347. PMID 28919203.
- ^ Gaston, Kevin J. (2004-09-13). "Macroecology and people". Basic and Applied Ecology (dalam bahasa Inggris). 5 (4): 303–307. doi:10.1016/j.baae.2004.05.001. ISSN 1439-1791.
- ^ Blackburn, Tim M. (2004-11-23). "Method in macroecology". Basic and Applied Ecology (dalam bahasa Inggris). 5 (5): 401–412. doi:10.1016/j.baae.2004.08.002. ISSN 1439-1791.