Nudin
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Nudin alias Bondan, adalah seorang militan Islam asal Indonesia dan merupakan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang beroperasi di pegunungan Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong. Di dalam MIT, dia berperan sebagai pemasok logistik, penghubung, dan sekaligus orang yang melakukan penjaringan calon mujahidin dari luar Poso yang ingin bergabung dengan mereka. Nudin pernah terlibat dalam aksi-aksi terorisme di Bima dan Jawa Tengah, bersama dengan kelompok Abu Roban.[1] Nudin merupakan kakak kandung dari Andi Brekele, teroris lain yang sebelumnya tewas tertembak di Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada bulan Januari 2013.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Ia tewas ditembak oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri pada tanggal 10 Juni 2013 karena mencoba melawan saat akan ditangkap. Pasukan Densus membuntutinya saat ia mengendarai motor bersama rekannya, keluar dari wilayah Kelurahan Kayamanya dan hendak menuju ke Jalan Pulau Irian, Tanah Runtuh, Kecamatan Poso Kota. Menurut versi kepolisian, motor Nudin menabrak mobil Densus. Saat mereka berusaha menangkapnya, Nudin melakukan perlawanan dengan menembakkan pistol ke arah petugas. Densus kemudian melumpuhkan Nudin saat itu juga dengan cara menembaknya. Dalam peristiwa ini, polisi menemukan sepucuk pistol dan enam peluru. Sepeda motor yang digunakan mereka diamankan oleh anggota TNI di Poso.[2][3]
Di sisi lain, menurut kronologi versi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Nudin yang berboncengan dengan temannya mengendarai sepeda motor Revo telah dibuntuti polisi sejak dari Jalan Pulau Seram. Saat memasuki Jalan Pulau Irian, tepat di depan Lorong Jalan Pulau Seribu, sepeda motor yang dikendarai mereka ditabrak hingga jatuh oleh mobil polisi yang telah membuntuti sebelumnya. Saat mereka berdua mencoba untuk melarikan diri ke dalam Lorong Pulau Seribu, polisi melepaskan tembakan sebanyak delapan kali, menewaskan Nudin sedangkan rekannya berhasil kabur.[4]
Pasca penembakan ini, sebagian warga Poso marah dan melakukan pemblokiran jalan serta merusak beberapa fasilitas umum. Massa juga bergerak menuju Polres Poso untuk meminta jenazah Nudin, namun tidak dipenuhi oleh polisi dengan alasan jenazahnya sedang dalam proses untuk diotopsi esok harinya. Massa yang kecewa, bereaksi dengan memukul tiang listrik berkali-kali.[5] Jenazah Nudin dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu untuk diotopsi. Ia dimakamkan sehari kemudian di Poso.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Martinus, Yaspen (10 Juni 2013). Martinus, Yaspen, ed. "Terduga Teroris Poso Berusaha Tembak Petugas Densus 88". Tribunnews.com. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ "Ini Alasan Polri Tembak Terduga Teroris Nudin di Poso". detikcom. 11 Juni 2013. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ Maharani, Dian (10 Juni 2013). "Satu Tersangka Teroris Tewas Ditembak di Poso". Kompas.com. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ Syafirdi, Didi (11 Juni 2013). Syafirdi, Didi, ed. "Kronologi penembakan teroris Poso versi Komnas HAM". Merdeka.com. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ Anggriawan, Fiddy (11 Juni 2013). "Teroris ditembak mati, masyarakat Poso anarkis". Sindonews.com. Diakses tanggal 17 Desember 2017.
- ^ Hazliansyah (11 Juni 2013). "Keluarga Jemput Jenazah Terduga Teroris Poso". Republika Online. Diakses tanggal 17 Desember 2017.