Pembicaraan:Kesultanan Siak Sri Inderapura
Bagian baruIni adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Kesultanan Siak Sri Inderapura. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Kesultanan Siak Sri Inderapura" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
kerajaan siak
[sunting sumber]Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ.Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat dibunuh Magat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil dilarikan ke Singapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan kemudian dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau.Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan.Namun, pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.Pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada tahun 1889 ? 1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889.Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan Belanda.Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau ditabalkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II).Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden.Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu.Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak ditengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin.Berikut adalah daftar sultan-sultan yang pernah memerintah di Kerajaan Siak Sri Indrapura.Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I (1725-1746)Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah II (1746-1765)Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1765-1766)Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766-1780)Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1780-1782)Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (17821784)Sultan Assaidis Asyarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi (1784-1810)Sultan Asyaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1810-1815)Sultan Assyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin (1815-1854)Sultan Assyaidis Syarif Kasyim Abdul Jalil Syaifuddin I (Syarif Kasyim I, 1864-1889)Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908)Sultan Assyaidis Syarif Kasyim Abdul Jalif Syaifudin I (Syarif Kasyim II), (1915-1949)Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 Zikay23 (bicara) 26 Mei 2016 11.09 (UTC)
Raja kecik keturunan raja johor yang lahir disingapura dan dibawa kejambi, dibesarkan dipagaruyung, bukan keturunan minangkabau Seperti tertera di wikipedia. Zikay23 (bicara) 26 Mei 2016 11.16 (UTC)
Kontroversi Sultan Siak XIII
[sunting sumber]Pada tahun 2022, Tengku Nazir, salah seorang yang mengaku keturunan dinasti kesultanan Siak mengklaim dan menobatkan dirinya sebagai Sultan Siak ke XIII di Pekanbaru. Namun, hal ini mendapat pertentangan dari beberapa kelompok masyarakat di sana, termasuk kelompok yang bernama Lembaga Kekerabatan Resam Keluarga Kerajaan Siak. Masalah ini sedang dingin namun sebenarnya belum selesai. Siapapun yang hendak menulis perihal kasus Sultan Siak ke XIII hendaklah menuliskannya secara objektif dan didukung data yang kuat. Sampai permasalahan itu selesai dan keluar mufakat dengan cara damai, mohon tidak menambah siapapun yang mengklaim Sultan Siak XIII ke dalam senarai Sultan Siak. Abdul Harits Ritonga (bicara) 16 Juli 2023 15.56 (UTC)
External links found that need fixing (Oktober 2023)
[sunting sumber]Hello fellow editors,
I have found one or more external links on Kesultanan Siak Sri Inderapura that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:
- http://www.jais.gov.my/ is found to be dead. Recommend adding https://web.archive.org/web/20090831094732/http://www.jais.gov.my/ to the original URL.
When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.
This notice will only be made once for these URLs.
Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 3 Oktober 2023 23.25 (UTC)