Lompat ke isi

Tenun ikat troso

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso. Tenun ikat troso berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah. Terdapat 2 (dua) motif Tenun Ikat Troso, diantaranya:

- Motif atau pola cemara (pohon Cemara); dan

- Motif atau pola Lompong (daun Tales).

Tenun Troso Jepara merupakan salah satu kerajinan dari Kabupaten Jepara. Tepatnya, berasal dari desa Troso yang terletak di kecamatan Pecangaan. Seperti namanya, kain tenun Jepara memang awalnya dibuat oleh masyarakat desa yang terletak 15 KM dari kota Jepara ini. Namun kini, kain Jepara tidak hanya dihasilkan oleh desa Troso namun juga mulai merambah desa sekitar. Cara pembuatan kain tenun yang mereka gunakan sebagian besar masih tradisional.

Sebagai salah satu warisan budaya, tenun Troso Jepara tetap dijaga eksistensinya. Terlihat dengan adanya produksi tenun yang terus berlangsung hingga saat ini di daerah Troso. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1935, tenun Troso terus dipertahankan dari generasi ke generasi.

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, pembuatan tenun Troso Jepara mengalami beberapa perkembangan terutama pada motif yang digunakan. Meskipun demikian, tenun Troso Jepara masih mempertahankan keaslian proses tradisionalnya. Hal yang membuat kain tenun ini tetap eksis bersama kain-kain tenun dari daerah lainnya seperti tenun rangrang Nusa Penida dan Tapis Lampung.[1]

Di antara daerah penghasil kerajinan tenun di Indonesia, kain ikat dari pusat tenun Troso Jepara dikenal dengan harga yang lebih murah. Karena itu, kain tenun dari troso Jepara tersebar luar di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan lebih dikenal dari tenun asli daerah tersebut. Penyebabnya antara lain, bahan baku yang lebih murah di Pulau Jawa, efektivitas pengerjaan, sampai inovasi pemakaian alat tenun bukan mesin.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Tenun Jepara Warisan Budaya dari Desa Troso". Tenun.id (dalam bahasa Inggris). 2016-02-12. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  2. ^ Tenun Ikat, Kain (2018-09-26). "Tenun Troso Jepara yang Murah". Toko Tenun. Diakses tanggal 2020-07-11. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]