Yustinus de Yakobis
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Giustino Sebastiano Pasquale de Jacobis (9 Oktober 1800 – 31 Juli 1860) adalah seorang imam Katolik Italia. Ia lahir di San Fele, Italia . Ia adalah anak ketujuh dari empatbelas orang bersaudara. Ketika masih kecil, ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi (Vincentian) . Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan sungguh-sungguh. Menurut kawan-kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai Tuhan dan sesama manusia, karena sifat-sifatnya yang menyenangkan banyak orang; rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan siapa saja.
Setelah ditabhiskan menjadi imam, ia bekerja diantara orang-orang miskin dan melarat di luar kota. Ia membantu mendirikan pusat Kongregasi baru di Napoli dan kemudian diangkat sebagai superior di Lecce. Ia dikenal luas oleh banyak orang karena tindakan-tindakannya di luar acara rutin sehari-hari. Ia memelihara dan merawat para penderita wabah kolera di Napoli tanpa mengenal lelah dan menghiraukan kesehatannya sendiri. Karena itu semua orang sangat menghormati dan mencintai dia.
Pada tahun 1839 ia diutus sebagai Prefek dan Vikaris Apostolik ke Etiopia, sebuah daerah misi baru di benua Afrika. Di sana selama dua tahun, ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengenal segala sesuatu menyangkut negeri itu: rakyatnya, bahasanya dan adat istiadatnya. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut memberi kesan pada hati banyak orang bahwa kehadirannya di tengah mereka adalah sebagai sahabat dan pelayan bagi mereka.
Meskipun ia berhasil sekali dalam tugasnya, namun ia sama sekali tidak terlepas dari banyak kesulitan seperti semua orang lain yang memperjuangkan keluhuran hidup. Tidak sedikit pemuka rakyat iri hati dan membenci dia. Kesulitan besar datang tatkala William Massawa diangkat sebagai Uskup Etiopia. Abuna Salama, seorang pemuka Gereja Ortodoks Etiopia melancarkan kampanye anti Gereja Katolik. Oleh pemimpin setempat, Kolose-kolose Katolik ditutup dan agama Katolik dihalang-halangi perkembangannya. Uskup William Massawa diusir pulang ke Aden. Sebelum berangkat, Uskup Massaia dengan diam-diam mengangkat Yustinus de Yakobis sebagai uskup (tirtular bishop) di Massawa. Walau bekerja dengan diam-diam namun Yakobis mampu mentahbiskan 20 orang imam asal Ethiopia untuk melayani umat Katolik yang berjumlah 5000 orang dan membuka kembali kolose-kolose.
Pada tahun 1860, pangeran Kadaref Kassa diangkat menjadi raja Tewodorus II dengan dukungan dari Abuna Salama. Atas desakan Abuna Salama, Tewodorus II melancarkan pengejaran terhadap semua orang beragama Katolik. Uskup Yakobis sendiri ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa bulan. Ia lalu diusir dari Ethiopia menuju wilayah di sepanjang pantai Laut Merah. Dalam perjalanannya menuju ke Halai, ia jatuh sakit karena keletihan dan kurang makan dan meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1860.
Santo Yustinus de Yakobis digelari sebagai rasul Afrika, dan pendiri misi Abessinia (Ethiopia). Beato Ghebre-Michael adalah salah satu dari sekitar 12.000 orang yang dibabtisnya selama karya kerasulannya di Afrika.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Santo Yustinus de Yakobis". Katakombe.