Lompat ke isi

Kereta api Argo Bromo Anggrek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Argo Bromo Anggrek
Berkas:Plat nama KA Argo Bromo Anggrek.PNG
Kereta api Argo Bromo Anggrek memasuk Stasiun Cikini.
Ikhtisar
JenisEksekutif Argo
SistemKereta api ekspres
StatusBeroperasi
LokasiDaop 8 Surabaya
TerminusJakarta Gambir
Surabaya Pasar Turi
Layanan2 (Pagi dan Malam)
Operasi
Dibuka12 Agustus 1995 (sebagai rangkaian Argo biasa)
24 September 1997 (sebagai rangkaian Anggrek K9)
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi VIII Surabaya
DepoLokomotif: Sidotopo (SDT), Jatinegara (JNG)
Kereta: Surabaya Pasar Turi (SBI)
RangkaianCC 206
Data teknis
Panjang lintas725 km
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi70 s.d. 120 km/jam
Jumlah rute1-4
Peta rute
Kereta api Argo Bromo Anggrek/route

Kereta api Argo Bromo Anggrek adalah kereta api kelas eksekutif argo tertinggi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Stasiun Gambir (GMR) dari dan ke Stasiun Surabaya Pasar Turi (SBI).

Kereta api Argo Bromo Anggrek merupakan kereta api yang terkenal dengan satu-satunya rangkaian kereta yang memiliki kereta spesial dengan bogie K9 dan merupakan kebanggaan Daop VIII Surabaya. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 725 km selama 9 jam. Kereta api ini biasanya membawa 5-8 kereta kelas eksekutif Argo Bromo Anggrek dan sepanjang perjalanannya hanya berhenti di Semarang Tawang, Stasiun Pekalongan (untuk perjalanan pada pagi hari), dan Stasiun Cirebon.

Etimologi

Nama Argo Bromo diambil dari nama gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual kultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domestik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya "derivative merek" dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.

Pengoperasian

Sejarah pengoperasian

Logo lama KA Argo Bromo Anggrek.
F
40
9

Pada awalnya, kereta api ini mulai dioperasikan dengan nama kereta api Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995, menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995. JS-950 berarti kereta api rute Jakarta-Surabaya dengan waktu tempuh 9 jam yang diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 24 September 1997 diluncurkan produk turunannya dengan menggunakan rangkaian kereta ber-bogie K9 yang beroperasi hingga saat ini, yaitu kereta api Argo Bromo Anggrek.

Kereta api ini adalah kereta unggulan dari PT Kereta Api Indonesia, dengan kereta yang lebih bagus dari yang lainnya, dibuat di PT INKA (Persero), Madiun. Rangkaiannya dibuat pada tahun 1997 dan 2001. Fasilitasnya juga lebih baik dari kereta eksekutif lain, seperti legrest (sandaran kaki), toilet yang lebih bagus, pintu masuk otomatis, dan lain-lainnya; serta kereta ini adalah satu-satunya yang menggunakan bogie K9, yaitu bogie yang terkenal nyaman dan menggunakan suspensi udara, serta mampu berlari hingga 120 km/jam, dengan kode jenis kereta seperti tergambar pada tabel di samping (F: kecepatan maksimal 120 km/jam, 40: 40 ton, 9: Bogie tipe K9). Dengan demikian penomoran rangkaian Argo Bromo Anggrek adalah K1-979xx (K1 0 97 xx) dan K1-20019xx (K1 0 01 xx)

Bahkan pernah ada kelas Super Eksekutif (penomorannya diawali dengan KZ), yang dioperasikan selama beberapa waktu. Kereta KZ memiliki fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu dengan adanya komputer dan kursi yang lebih lega. Kereta api ini juga diutamakan di setiap persilangan.

Rangkaian ini juga sempat mengalami sekali retrofit di PT INKA sekitar 2000-an akhir dan itu mengubah warnanya dari pink menjadi ungu.

Bogie yang sensitif

Kereta api Argo Bromo Anggrek langsung Stasiun Kalibodri.
(Kredit: Karyadi Baskoro)

Tetapi sayangnya, dalam pengoperasiannya, kereta ini sering mengalami kecelakaan, seperti anjlokan. Hal ini disebabkan akibat bogie K9 yang sensitif terhadap kondisi rel di Indonesia, juga terhadap belokan. Karena seringnya kecelakaan itulah, Departemen Perhubungan Indonesia (nama Kementerian Perhubungan pada masa itu) menginstruksikan PT Kereta Api (nama PT KAI pada masa itu) untuk menarik seluruh kereta kelas Anggrek ini mulai Desember 2010, dan akhirnya KA Argo Bromo Anggrek menggunakan kereta eksekutif biasa untuk sementara waktu. Rangkaian itu dipinjam dari kereta api Sembrani eksekutif (seperti) pesawat.

Rangkaian Anggrek K9 juga pernah dipakai oleh Argo Muria dan dipinjam oleh Argo Lawu dan Sindoro; namun kini KA Argo Muria dan Argo Lawu kembali menggunakan rangkaian eksekutif biasa.

PT INKA Madiun selaku pembuat kereta ini pun melakukan perbaikan total terhadap kereta ini, yang dilakukan di pabriknya di Madiun. Perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki bogie kereta (bogie K9 berubah nama menjadi K9 Re-Engineering [RE])[1], lalu perbaikan interior dan eksterior, dan yang paling menonjol adalah perbaikan toilet menjadi toilet ramah lingkungan, dengan menambahkan kotak penampungan karena sebelumnya limbah kotoran dibuang langsung ke rel. Tapi yang disayangkan adalah tidak adanya legrest pada kereta "Go Green" ini. Perbaikan eksterior juga bekerja sama dengan Balai Yasa Gubeng, Surabaya. Rangkaian KA tersebut bergaris hijau di sepanjang bodinya dengan tulisan kapital Go Green dalam rangka kampanye lingkungan bersih dan hijau. Satu persatu kereta yang masih diperbaiki akan keluar dari PT Inka Madiun sehingga terkadang ada bagian dari kereta ini yang belum memakai KA kelas Anggrek. Jika KA biasa akan disambungkan dengan KA bogie K9 RE, maka tidak boleh ditaruh di tengah-tengah rangkaian, karena akan mengganggu kerja bogie K9 RE, yang dikendalikan dari kereta pembangkit.

Variasi lokomotif

Sebagai kereta unggulan, lokomotif penariknya adalah yang terbaru, pertama CC 203 sejak awal beroperasinya. Kemudian ketika CC 204 beroperasi, CC 203 dan CC 204 bersama-sama menjadi andalan KA ini. Baru mulai tahun 2013, CC 206 menggantikan kedua jenis lokomotif tersebut. Sepanjang beroperasinya, KA ini jarang sekali ditarik CC 201, bahkan sejak CC 206 datang, CC 203 mulai jarang menarik KA ini. Dengan adanya jalur ganda (double track) Jakarta-Surabaya via Pantura, sudah seharusnya kereta ini mampu menempuh jalur ini kurang dari 9 jam.

Pergantian livery KA

Saat ini kereta Argo Bromo Anggrek mulai menjalani retrofit di PT INKA Madiun maupun Pemeliharaan Akhir (PA) di Balai Yasa Surabaya Gubeng, dan akan menggunakan livery terbaru yang diberi nama "Airline" atau "Kesepakatan", yang saat ini sudah digunakan di KA Jayabaya.

Fasilitas

Kereta api Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (show on rail). Selain sarana hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke. Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi yang segar.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah Rp 285.000,00 - Rp 485.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk di dalam kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus untuk rute berikut yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada pada rute tersebut.

Jadwal perjalanan

Dalam perkembangannya, kereta api ini hanya berhenti di Stasiun Semarang Tawang, Pekalongan dan Cirebon. Dari stasiun Gambir, kereta api ini diberangkatkan pukul 09.30 dan 21.30 serta sampai di Stasiun Surabaya Pasarturi pukul 18.30 dan 06.30, sedangkan dari Stasiun Pasarturi, kereta api ini diberangkatkan pukul 08.00 dan 20.00 dan sampai di Stasiun Jakarta Gambir pukul 17.00 dan 04.57. Untuk perjalanan malam, kereta api tidak berhenti di Stasiun Pekalongan.

Kereta api Argo Bromo Anggrek Pagi
KA 1 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 2 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 08.00 Gambir - 09.30
Semarang Tawang 11.23 11.30 Cirebon 12.06 12.12
Pekalongan 12.39 12.43 Pekalongan 13.46 13.50
Cirebon 14.16 14.22 Semarang Tawang 14.59 15.06
Jatinegara 16.47 16.49 Surabaya Pasarturi 18.30 -
Gambir 17.00 -
Kereta api Argo Bromo Anggrek Malam
KA 3 (Surabaya Pasarturi-Gambir) KA 4 (Gambir-Surabaya Pasarturi)
Stasiun Datang Berangkat Stasiun Datang Berangkat
Surabaya Pasarturi - 20.00 Gambir - 21.30
Semarang Tawang 23.24 23.31 Cirebon 00.10 00.16
Cirebon 02.12 02.19 Semarang Tawang 02.58 03.04
Jatinegara 04.45 04.47 Surabaya Pasarturi 06.30 -
Gambir 04.57 -

Insiden

  • Pada tahun 2005, sebuah Kereta Pembangkit (P) kereta api Argo Bromo Anggrek ludes terbakar.
  • Kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta api Senja Utama Semarang pada pukul 03.00 WIB di Stasiun Petarukan, Jawa tengah. Kereta 6 dan 9 hancur berantakan. Jumlah korban 33 tewas, 26 luka parah. Penyebab terjadinya kecelakaan masih dalam penyelidikan.[2]
  • Tanggal 16 Desember 2010, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak pelajar sekitar pukul 10.00 di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. 3 Tewas.[3]
  • Pada tanggal 9 Maret 2015, kereta api Argo Anggrek yang dihela CC 206 13 68 menabrak truk bermuatan pasir nopol G 1827 CC, di Weleri, Kendal, di perlintasan tanpa palang pintu. Korban terjebak dalam truk dan terseret sejauh 50 m. Sopir truk mengalami luka benturan di kepala, sehingga tewas seketika setelah kejadian. Bangkai truk tercecer sejauh 1 km.[4]

Galeri

Rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek
Interior Argo Bromo Anggrek

Referensi

Pranala luar