Lompat ke isi

Riyono Pratikto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 November 2015 03.14 oleh Riyogarta (bicara | kontrib)

Riyono Pratikto
Berkas:Riyonopratikto.jpg
Riyono Pratikto
Lahir(1932-08-27)27 Agustus 1932
 Indonesia, Semarang, Jawa Tengah.
Meninggal30 Oktober 2005(2005-10-30) (umur 73)
 Indonesia, Bandung
KebangsaanIndonesia
PekerjaanSastrawan, Dosen

Riyono Pratikto (lahir di Semarang, 27 Agustus 1932 - meninggal di Bandung, 30 Oktober 2005 pada usia 73 tahun), adalah pengarang cerita pendek yang sangat produktif pada tahun 1950-an. Keistimewaannya ialah menulis cerita-cerita seram. Cerita pendeknya sudah dimuat dalam Majalah Mimbar Indonesia yang terkemuka waktu itu, ketika ia masih duduk di SMP Tegal (1949).

Dia dikenal sebagai penulis cerita (pendek dan panjang) yang produktif sekali. Tapi yang terbit sebagai buku selain “Api”, hanya “Si Rangka dan Beberapa Cerita Pendek Lain” (1958), di samping terjemahan dari pengarang Soviet Rusia Boris Lavrenyov “Yang Keempatpuluh Satunya” (1958). Pernah memperoleh hadiah majalah Kisah untuk cerita pendeknya “Melalui Biola” (1954)

Cerpen-cerpen Riyono banyak mengangkat segi-segi alam gaib yang misterius dan menyeramkan. H.B. Jassin menjulukinya sebagai “pengarang cerita-cerita seram”. Sedangkan Ajip Rosidi pernah membandingkan Riyono dengan Edgar Allan Poe dalam hal keseraman ceritanya, juga dengan Alfred Hithcock dalam hal kepiawaian mengelola ketegangan. Sementara bagi Pramoedya Ananta Toer, Riyono mempunyai tempat tersendiri dan seakan-akan membuat dunia tersendiri.

Selain menulis karya-karya fiksi, Riyono pun menulis karya-karya nonfiksi. Beberapa karya nonfiksi yang sudah dipublikasikan di antaranya:

Komunikasi Pembangunan (1975), Lingkaran-Lingkaran Komunikasi (1982), Jangkauan Komunikasi (1983), Kreatif Me- nulis Feature (1984), Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi (1987).

Riyono pernah kuliah di ITB tapi tidak selesai. Pada tahun 1969, ia lulus/tamat dari Fakultas Publisistik/Ilmu Komunikasi UNPAD Bandung. Riyono kemudian menjadi dosen di almamaternya di samping mengajar juga di berbagai lembaga pendidikan lain, terutama yang bernaung di bawah Departemen Penerangan.