Lompat ke isi

Perbudakan di Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Januari 2016 13.41 oleh Cenya95 (bicara | kontrib) (Perbudakan_di_Jepang)

Jepang memiliki sebuah sistem perbudakan resmi dari periode Yamato (abad ke-3 Masehi) sampai akhir periode Sengoku.

Perbudakan awal

Ekspor seorang budak dari Jepang tercatat dalam catatan sejarah Tiongkok abad ke-3, namun tidak jelas apa sistem yang dilibatkan, dan apakah hal tersebut merupakan sebuah praktik umum pada waktu itu. Budak-budak tersebut disebut Seikō (生口) (artinya "mulut yang hidup").

Perdagangan Portugis dalam budak-budak Jepang

Setelah Portugis pertama kali membuat kontak dengan Jepang pada 1543, sebuah perdagangan budak berskala besar dimana Portugis menjadikan orang-orang Jepang sebagai budak di Jepang dan menjual mereka ke berbagai tempat di luar negeri, termasuk Portugal itu sendiri, sepanjang abad keenam belas dan ketujuh belas.[1][2] Beberapa dokumen berkata bahwa perdagangan budak yang besar bersamaan dengan pertentangan melawan perbudakan Jepang.

Referensi

  1. ^ HOFFMAN, MICHAEL (26 Mei 2013). "The rarely, if ever, told story of Japanese sold as slaves by Portuguese traders". The Japan Times. Diakses tanggal 2014-03-02. 
  2. ^ "Europeans had Japanese slaves, in case you didn't know…". Japan Probe. May 10, 2007. Diakses tanggal 2014-03-02. 

Bacaan tambahan

  • Nelson, Thomas. "Slavery in Medieval Japan," Monumenta Nipponica 2004 59(4): 463-492