Lompat ke isi

Mohammad Nazir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2016 04.51 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (→‎Pranala luar: minor cosmetic change)
Mohammad Nazir
[[Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia]] 2
Masa jabatan
1946–1948
PresidenSukarno
Sebelum
Pendahulu
Mas Pardi
Pengganti
R. Soebijakto
Sebelum
[[Menteri Perhubungan Laut Indonesia]] 11
Masa jabatan
9 April 1957 – 10 Juli 1959
Menjabat bersama Sukardan
PresidenSukarno
Sebelum
Pendahulu
Sjuchjar Tedjasukmana
Pengganti
Djatikusumo
Abdoelmoettalip Danoeningrat
R. Iskandar
Informasi pribadi
Lahir(1910-07-10)10 Juli 1910
Belanda Maninjau, Agam, Hindia Belanda
Meninggal30 Agustus 1982(1982-08-30) (umur 72)
Indonesia Jakarta
KebangsaanIndonesia
ProfesiTentara
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Laut
Masa dinas1946 -
Pangkat Laksamana Muda
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Laksamana Muda TNI (Purn) Mohammad Nazir Isa gelar Datuk Basa Nan Balimo (10 Juli 1910 – 30 Agustus 1982) adalah seorang tokoh militer, menteri, dan diplomat Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (1946-1948), Menteri Pelayaran Republik Indonesia (1957-1959), dan juga pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI di Swiss dan Vatikan[1]

Kehidupan

Nazir lahir dari pasangan Mohammad Isa Sutan Bandaro dan Siti Chadijah. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sejak umur 6 tahun Nazir diasuh oleh pamannya, Adam Datuak Basa Nan Balimo yang menjabat sebagai School Opzienner di Tanjung Pura, Langkat. Sesuai dengan jabatan pamannya, M. Nazir diperbolehkan untuk masuk Europeesche Lagere School di Medan. Setelah itu ia dibawa oleh pamannya yang lain, Abdul Samad yang bekerja sebagai Hoof Opzichter di Jakarta, dan masuk sekolah dasar De Tweede Bijbel School, kemudian ia melanjutkan sekolah ke Chrijstelike MULO.

Nazir bekerja sebagai pelaut di Belanda atas rekomendasi Ny. Poijt van Druten, yang juga merupakan gurunya di MULO. Setelah lama bekerja di dunia pelayaran, Nazir melanjutkan pendidikannya di sekolah pelayaran Michel Adrianzoon de Ruyter Belanda, dan mendapatkan ijazah De Grotevaart (Ijazah Pelayaran Samudera) pada tahun 1938. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah setingkat itu. Tahun 1938 ia pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pelayaran Doggerbank. Setelah Jepang masuk Indonesia, ia bergabung dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai kepala Sekolah Pelayaran Tinggi di Semarang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Menteri Pelayaran pada Kabinet Djuanda. Ia juga ikut menandatangani Petisi 50 yang mengkritisi pemerintahan totaliter Soeharto.

Atas jasa-jasanya, ia memperoleh tanda jasa Bintang Gerilya, sewindu APRI, Perang Kemerdekaan I dan II, Satyalencana VIII, XVI, dan Bintang Jalasena.

Rujukan

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
Mas Pardi
Kepala Staf TNI Angkatan Laut
1946-1948
Diteruskan oleh:
R. Soebijakto