Deklarasi Bersama Paus Fransiskus dan Patriark Kirill
Deklarasi Bersama Paus Fransiskus dan Patriark Kirill, dikenal juga dengan nama Deklarasi Havana, dikeluarkan setelah pertemuan pertama antara Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, dan Patriark Kirill dari Moskwa, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia pada bulan Februari 2016. Peristiwa tersebut merupakan pertama kalinya pemimpin dari kedua gereja bertemu, suatu momen simbolik yang melanjutkan proses selama ratusan tahun untuk mendekatkan hubungan antara Gereja Katolik dan Ortodoks Timur yang terpecah pada Skisma Besar tahun 1054.[1]
Deklarasi yang berisikan 30 poin ini berisi suatu seruan bersama oleh kedua primat gereja tersebut demi berakhirnya penganiayaan terhadap umat Kristen di Timur Tengah serta peperangan di wilayah tersebut. Deklarasi ini juga mengekspresikan harapan-harapan mereka bahwa pertemuan yang mereka laksanakan mungkin berkontribusi terhadap kembalinya persatuan Kristen secara penuh (lih. komuni penuh) antara dua gereja tersebut. Serangkaian masalah lainnya disebutkan dalam deklarasi tersebut, yakni ateisme, sekulerisme, konsumerisme, migran dan pengungsi, arti penting pernikahan dan keluarga, serta keprihatinan seputar aborsi dan eutanasia.[2] Dokumen ini tidak membahas satu pun perbedaan gerejawi dan doktrinal di antara kedua gereja;[3][4] namun berisikan suatu pernyataan kompromi mengenai uniatisme, sejalan dengan deklarasi Balamand,[5] serta konflik di Ukraina. Gereja Katolik-Yunani Ukraina dan Gereja Ortodoks Ukraina (Patriarkat Kiev) mengkritik isu yang terakhir itu.[6][7][8]
Latar belakang
Skisma Besar pada tahun 1054 membagi Kekristenan antara Timur Yunani dan Barat Latin, yaitu antara Gereja Katolik Roma yang dipimpin oleh Paus di Roma, dan Gereja Ortodoks Timur yang dipimpin oleh Patriark Konstantinopel.[9] Berbagai upaya telah dilakukan sepanjang berabad-abad kemudian untuk menyembuhkan keretakan tersebut, seperti Konsili Lyon Kedua pada tahun 1274 dan Konsili Florence pada tahun 1439, namun semua ini mengalami kegagalan. Upaya-upaya terbaru untuk mendekatkan hubungan antara kedua gereja meliputi Deklarasi Bersama Katolik-Ortodoks tahun 1965 setelah pertemuan pada tahun 1964 antara Paus Paulus VI dan Patriark Ekumenis Athenagoras I dari Konstantinopel di Yerusalem.[10] Setelah pertemuan dan deklarasi tersebut, sejumlah pertemuan, kunjungan dan acara simbolik telah diadakan dengan melibatkan para pemimpin Katolik dan Ortodoks (yang meliputi kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II, juga secara khusus antara beberapa paus dan Bartolomeus I dari Konstantinopel), namun belum pernah ada pertemuan antara seorang Paus dan seorang pemimpin Gereja Ortodoks Rusia.[10] Pertama kali seorang Paus mengunjungi sebuah negara mayoritas Ortodoks Timur adalah pada tahun 1999 ketika Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Rumania.[11]
Dalam persekutuan gereja-gereja lokal (nasional) otosefalus (independen secara administratif) di Ortodoksi, Patriark Ekumenis Konstantinopel—berbasis di kota yang sekarang menjadi Istanbul—diakui sebagai uskup dengan status primus inter pares, kendati tidak memiliki kekuasaan adminstratif secara langsung atas gereja Ortodoks Lainnya.[10] Gereja Ortodoks Rusia (Patriarkat Moskwa/Moskow) yang mendapatkan status otosefalus mendekati akhir abad ke-16 dianggap sebagai denominasi terbesar di antara gereja-gereja Ortodoks lokal; gereja ini memiliki hubungan dekat dengan negara Rusia, karenanya memiliki suatu makna geopolitik dalam suatu pertemuan antara Patriarknya dengan seorang paus. Sifat Ortodoksi yang desentralistik berarti bahwa pertemuan semacam ini tidak dapat memiliki makna secara langsung terhadap isu-isu pan-Ortodoks. Dua minggu sebelumnya para pemimpin gereja Ortodoks, termasuk Patriark Kirill, telah bertemu di Chambésy, Swiss, untuk membuat persiapan-persiapan akhir menjelang Konsili Pan–Orthodox yang dijadwalkan ulang ke bulan Juni 2016.[12]
Sebelumnya telah ada berbagai upaya untuk mengatur suatu pertemuan antara seorang paus dan seorang patriark Rusia, namun upaya-upaya ini gagal. Ketegangan meningkat antara kedua gereja setelah jatuhnya Komunisme ketika kedua gereja berupaya untuk memulihkan hubungan.[13] Berbagai negosiasi telah dilangsungkan pada tahun 1990-an demi suatu pertemuan yang memungkinkan antara Patriark Alexy II dari Moskwa dan Paus Yohanes Paulus II.[14] Menurut Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Tenaga Kerja Amerika Serikat, kedua gereja membentuk sebuah kelompok kerja bersama yang bertemu pada bulan Mei dan September 2004 untuk membahas berbagai keprihatinan tertentu. Perwakilan kedua gereja melaporkan bahwa kelompok kerja tersebut berkontribusi terhadap suatu perbaikan suasana. Dalam suatu isyarat rekonsiliasi pada bulan Agustus 2004, Paus Yohanes Paulus II menyajikan sebuah salinan ikon Bunda Maria dari Kazan dari abad ke-18 kepada Patriark Alexy II.[15][a] Pada bulan Mei 2005 Metropolit Kirill bertemu dengan Paus Benediktus XVI di Vatikan, dan mereka menegaskan komitmen mereka untuk bekerja sama secara kooperatif.[15][16] Kemungkinan adanya suatu pertemuan antara Patriark Kirill (setelah terpilih sebagai patriark pada tahun 2009) dengan Paus Benediktus XVI telah dijajaki sebelum pengunduran diri Paus Benediktus pada bulan Maret 2013; mereka bertemu di Roma pada tahun 2006 ketika Kirill menjabat sebagai ketua Departemen Hubungan Eksternal Gereja bagi Patriarkat Moskwa.[13][b]
Catatan dan bacaan tambahan
- ^ Salinan ikon dari abad ke-18 tersebut diselundupkan keluar Uni Soviet dalam situasi yang tidak jelas. Salinan ini dibeli oleh Tentara Biru Bunda Maria dari Fátima dan disimpan di Fátima, Portugal, pada tahun 1970-an, lalu disumbangkan ke Vatikan pada tahun 1993.[15][16] Pada tahun 2005, Patriark Alexy II dan Presiden Mintimer Shaimiev dari Republik Tatarstan menempatkan ikon tersebut di Katedral Anunsiasi di Kremlin Kazan di Republik Tatarstan, Federasi Rusia. Suatu salinan yang berbeda dari ikon tersebut, yang disajikan Patriak Kirill kepada Paus Fransiskus,[17] ditampilkan dengan jelas pada saat acara penandatanganan dokumen ini.[18]
- ^ Untuk informasi lebih lanjut mengenai latar belakang pertemuan-pertemuan awal antara para paus dan pemimpin Ortodoks, lihat Pope Francis, Patriarch Kirill and the God of Surprises yang ditulis oleh Uskup Katolik Roma Mitchell T. Rozanski.[13]
Referensi
- ^ (Inggris) "Unity call as Pope Francis holds historic talks with Russian Orthodox Patriarch". BBC. 2016-02-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-12. Diakses tanggal 2016-02-14.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaJointDeclaration
- ^ (Rusia) Alfeyev, Hilarion (2016-02-11), wawancara dengan Pavel Korobov, "Protivorechiya polnostyu ne preodoleny" Противоречия полностью не преодолены [Contradictions not overcome completely], kommersant.ru, Moscow: Kommersant, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-11
- ^ (Rusia) В РПЦ считают беспочвенными опасения относительно возможности слияния Православной и Католической церквей после встречи на Кубе [The ROC believe apprehensions about a merger of Orthodox and Catholic Churches after meeting in Cuba to be groundless], NEWSru, 2016-02-17
- ^ (Rusia) Митрополит Иларион: все должны встать на путь примирения [Metroplitan Hilarion: All should embark on the path of conciliation]. ria.ru. Moscow, RF: RIA Novosti. 2016-02-17. Diakses tanggal 2016-02-17.
- ^ (Inggris) "Ukrainian Greek Catholics 'betrayed' by pope-patriarch meeting". hurriyetdailynews.com. Istanbul, TR: Hürriyet Daily News. Agence France-Presse. 2016-02-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-17.
- ^ (Inggris) Shevchuk, Sviatoslav (2016-02-13), wawancara dengan Ihor Yatsiv, ""Two parallel worlds" – an interview with his beatitude Sviatoslav", ugcc.ua, Kyiv, UA: Ukrainian Greek-Catholic Church, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-16, diakses tanggal 2016-02-17
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaUkrayinskaPravda2016
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAP
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaScammell
- ^ (Inggris) "Pope's Orthodox mass bridges divide". bbc.co.uk. London: BBC News. 1999-05-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-15.
- ^ (Inggris) Hitchen, Philippa (2016-01-28). "Orthodox leaders conclude Geneva meeting in preparation for 'Great Council' ". Vatican Radio. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-29. Diakses tanggal 2016-02-14.
- ^ a b c (Inggris) Rozanski, Mitchell T. (2016-02-05). "Pope Francis, Patriarch Kirill and the God of Surprises". USCCB Blog. United States Conference of Catholic Bishops. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-16. Diakses tanggal 2016-02-14.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaCrux
- ^ a b c (Inggris) Artikel ini berisi bahan berstatus domain umum dari dokumen United States Department of State: Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor (2005). "Russia". International religious freedom report. Washington, DC: Department of State. ISSN 1936-4156. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-13. Diakses tanggal 2016-02-15.
- ^ a b (Inggris) Polk, Peggy (2004-07-17), "Pope to return icon to Russian patriarch", The Tablet, London, hlm. 31–32, ISSN 0039-8837, diakses tanggal 2016-02-15
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaVIS
- ^ (Inggris) Borgia, Gregorio (2016-02-12), [Icon of Our Lady of Kazan displayed next to Pope Francis and Patriarch Kirill] (Photograph), Moscow: Sputnik (dipublikasikan tanggal 2016-02-13), Agence France-Presse, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-17, diakses tanggal 2016-02-17
Pranala luar
- (Rusia) Russian-language publication of the joint declaration (Gereja Ortodoks Rusia)
- (Italia) Italian-language publication of the joint declaration (Takhta Suci)
- (Inggris) English-Language publication of the joint declaration