Lompat ke isi

Rolls-Royce plc

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Februari 2016 12.24 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Nasionalisasi dan separasi: penambahan sub bahasan di sejarah, diterjemahkan dari en.wp)

Rolls-Royce Holdings plc
Perseroan Terbatas
Kode emitenLSE: RR.
IndustriDirgantara, pembangkitan energi, dan mesin kapal
Didirikan1906 (sebagai Rolls-Royce Limited)
1971 (dinasionalisasi menjadi Rolls-Royce (1971) Limited)
1978 (dinamai ulang menjadi Rolls-Royce plc)
1987 (diprivatisasi sebagai Rolls-Royce plc)
Mei 2003 (sebagai perusahaan induk - Rolls-Royce Group plc)[1]
PendiriCharles Rolls dan Henry Royce
Kantor pusatBuckingham Gate, Westminster, London, Inggris
Tokoh kunci
Ian Davis (Chairman)
Warren East (CEO)
ProdukMesin pesawat sipil & militer
Mesin kapal
Alat pembangkit energi
Pendapatan£13.736 milliar (2014)[2]
£1.390 milliar (2014)[2]
£0.058 milliar (2014)[2]
Karyawan
54.100 (2014)[2]
Situs webrolls-royce.com

Rolls-Royce Holdings plc adalah sebuah perusahaan multinasional asal Inggris yang melalui banyak anak usahanya mendesain, memproduksi, dan mendistribusikan mesin untuk pesawat dan lain sebagainya. Rolls-Royce Holdings berkantor pusat di Westminster, London.[3] Perusahaan ini adalah produsen mesin pesawat terbesar kedua di dunia,[4] dan juga menjadi pemain besar di bisnis mesin kapal dan pembangkitan energi. Pada tahun 2011, Rolls-Royce juga merupakan kontraktor pertahanan terbesar ke-16 di dunia.[5][6][7]

Rolls-Royce tercatat di London Stock Exchange dan juga merupakan salah satu komponen di FTSE 100 Index. Pada bulan Juni 2013, Rolls-Royce memiliki kapitalisasi pasar senilai £22.22 milliar, terbesar ke-24 dari seluruh perusahaan yang tercatat di London Stock Exchange.[8]

Sejarah

Mesin Rolls-Royce Merlin untuk pesawat Avro York

1906 - 1971

Rolls-Royce Limited didirikan pada tahun 1906 oleh Henry Royce dan Charles Rolls di Midland Hotel, Manchester, sebagai produsen mobil mewah, sebelum akhirnya juga berdiversifikasi ke produksi mesin pesawat. Produksi mobil mewah ini tetap berlangsung hingga akhirnya dipisahkan pada tahun 1973 sebagai Rolls-Royce Motors.

Rolls-Royce Merlin sedang dirakit, pada tahun 1942

Rolls-Royce memproduksi mesin pesawat pertamanya, Rolls-Royce Eagle, pada tahun 1914. Bahkan, hampir setengah dari seluruh mesin pesawat yang dipakai oleh Sekutu pada Perang Dunia I diproduksi oleh Rolls-Royce. Hingga akhir dekade 1920an, produksi mesin pesawat ini pun menjadi bisnis utama Rolls-Royce. Rolls-Royce Merlin, yang diluncurkan pada tahun 1935 pun menjadi mesin terakhir yang didesain oleh Henry Royce, karena ia meninggal dunia pada tahun 1933. Mesin inipun dipakai oleh Supermarine S.6B, yang pada akhirnya dapat mencetak rekor kecepatan baru hingga 400 mil/jam pada ajang Schneider Trophy tahun 1931. Merlin juga dipakai di beberapa pesawat tempur pada Perang Dunia II, seperti Hawker Hurricane, Supermarine Spitfire, De Havilland Mosquito, Avro Lancaster, dan juga P-51 Mustang, dimana Merlin dirakit oleh Packard dibawah lisensi dari Rolls-Royce. Merlin bahkan disebut-sebut memiliki kontribusi yang cukup besar dalam kemenangan pihak Sekutu pada Perang Dunia II.[9] Tercatat, 160.000 unit Merlin berhasil diproduksi oleh Rolls-Royce.

Pasca Perang Dunia II, Rolls-Royce berhasil mengembangkan Dart dan Tyne, yang memiliki tenaga yang sangat besar, sehingga waktu tempuh penerbangan antar benua dapat dihemat secara signifikan. Tercatat, Dart dipakai di Argosy, Avro 748, Friendship, Herald, dan Viscount, sementara Tyne yang lebih bertenaga dari Dart dipakai di Atlantic, Transall, dan Vanguard.

Mesin Rolls-Royce sejak awal selalu diberi nomor seri, yang diawali dengan inisial "RB", kependekan dari "Rolls-Royce Barnoldswick"[10]). Barnoldswick adalah tempat salah satu pabrik Rolls-Royce. Tiap mesin juga diberi nama sesuai dengan nama sungai di Inggris. Penggunaan nama sungai ini dimaksudkan untuk mencerminkan mesin Rolls-Royce yang memiliki tenaga yang mengalir stabil, bukan tenaga yang meledak-ledak.

Salah satu mesin jet yang diproduksi pada periode ini adalah RB163 Spey, yang dipakai di Trident, BAC 1-11, Grumman Gulfstream II & III dan juga Fokker F28. Versi militer dari Spey juga dipakai di Buccaneer S2, Phantom F4K dan F4M, dan Nimrod. Spey juga dirakit oleh Allison Engine Company dibawah lisensi, untuk A-7 Corsair II.

Pada periode ini Rolls-Royce juga memproduksi Conway, yang dipakai di Boeing 707, Douglas DC-8, Vickers VC10, dan juga Handley Page Victor Mk. II.

Selama dekade 1950an dan 1960an, upaya rasionalisasi produsen mesin pesawat di Inggris membuat Rolls-Royce harus bergabung dengan Bristol Siddeley pada tahun 1966. Bristol Siddeley, yang juga merupakan hasil penggabungan dari Armstrong Siddeley dan Bristol pada tahun 1959, telah memiliki dasar yang kuat di bisnis mesin pesawat, seperti dengan memproduksi Olympus, yang dipilih sebagai mesin untuk Concorde.

Nasionalisasi dan separasi

Karena dipilih menjadi pemasok mesin tunggal untuk Lockheed L-1011 (TriStar), Rolls-Royce pun mempersiapkan RB211, namun pengembangan mesin ini terhambat masalah finansial yang dialami oleh Rolls-Royce. Untuk menyelamatkan Rolls-Royce, pada tahun 1971, pemerintah Inggris pun menasionalisasi perusahaan ini sebagai Rolls-Royce (1971) Limited.[11][12] Divisi otomotif pun dipisahkan dari divisi mesin pesawat pada tahun 1973, sebagai Rolls-Royce Motor Cars dan akhirnya dijual ke Vickers. Pada tahun 1978, perusahaan ini kembali berganti nama menjadi Rolls-Royce plc.[12]

Privatisasi dan ekspansi

Rolls-Royce plc lalu kembali diprivatisasi pada tahun 1987 dibawah pemerintahan Margaret Thatcher. Pada dekade 1980an, regulasi baru membuat Rolls-Royce dapat memasangkan mesinnya ke makin banyak jenis pesawat sipil, hingga 17 jenis pesawat berbeda, jika dibandingkan dengan General Electric yang hanya dapat memasangkan mesinnya ke 14 jenis pesawat berbeda dan Pratt & Whitney yang hanya dapat memasangkan mesinnya 10 jenis pesawat berbeda.

Pada tahun 1988, Rolls-Royce mengakuisisi Northern Engineering Industries (NEI), sebuah grup yang terdiri dari beberapa perusahaan, yakni Clarke Chapman, Reyrolle, dan Parsons. Grup ini lalu diubah namanya menjadi Rolls-Royce Industrial Power Group. Perusahaan ini lalu dijual satu-persatu setelah Rolls-Royce memutuskan untuk lebih fokus ke bisnis mesin pesawat, akibat resesi pada awal dekade 1990an.[13]

Pada tahun 1990, BMW dan Rolls-Royce bekerja sama dengan mendirikan BMW Rolls-Royce, guna memproduksi jajaran mesin BR700 untuk penerbangan regional maupun pribadi, termasuk di dalamnya, BR725 yang dipasang di Gulfstream G650.[14]

Rangkaian mesin

Berkas:RB211 BLX.jpg
Rolls-Royce RB211
Rolls-Royce Trent 900 on A380 prototype

Mesin dan aplikasi sipil

Mesin dan aplikasi militer

Rolls-Royce Pegasus

Turbin gas kelautan

Jet air

Propulsi kapal selam

Pranala luar

  1. ^ Rolls-Royce plc history
  2. ^ a b c d "Annual Report 2014" (PDF). Rolls Royce. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  3. ^ "Rolls-Royce headquarters". Rolls-Royce Group plc. Diakses tanggal 28 September 2010. 
  4. ^ Wall, Robert (26 February 2014). "Rolls-Royce unveils new engine for future Boeing, Airbus planes". Bloomberg Business Week. 
  5. ^ "Defense News Top 100 for 2012". Defense News. Diakses tanggal 25 May 2012. 
  6. ^ "Defense News Top 100 for 2013". Defense News. Diakses tanggal 15 February 2014. 
  7. ^ Hoyos, Carola (13 February 2014). "Rolls-Royce comes down to earth". Financial Times. Diakses tanggal 15 February 2014. 
  8. ^ "FTSE All-Share Index Ranking". stockchallenge.co.uk. Diakses tanggal 15 June 2013. 
  9. ^ "Rolls Royce Merlin 20 Series". aviationshoppe.com. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  10. ^ Gunston 1989, p. 146.
  11. ^ The Economist 18 January 2009. U.S. print edition. "Coming in from the cold".
  12. ^ a b "Companies House - ROLLS-ROYCE PLC". Companies House. Company No. 01003142. Diakses tanggal 2 December 2015. 
  13. ^ "The crane makers". NZR Cranes. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  14. ^ "Rolls-Royce BR725 engine receives EASA Type certification". Rolls Royce plc. 24 June 2009.