Serangan panik
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Serangan panik teramasuk dalam gangguan panik. Gangguan panik ditandai oleh serangan anxietas atau teror yang berkala (serangan panik, Inggris panic attack). Setiap episode berlangsung sekitar 15-30 menit, meskipun efek sisa dapat berlangsung lebih lama. Selama serangan panik, penderita merasakan ketakutan atau tidak nyaman yang disertai oleh takikardia (denyut jantung yang lebih cepat daripada denyut jantung normal), jantung berdebar, nyeri dada, perasaan tercekik, berkeringat, gemetar, mual, pusing, perasaan tidak riil (derealisasi), depersonalisasi dan takut mati atau takut menjadi gila. Serangan panik dapat terjadi secara spontan atau sebagai respon terhadap situasi tertentu.[1] Frekuensi serangan sangat bervariasi, ada yang sering (setiap hari atau minggu), tetapi berlangsung berbulan-bulan. Ada juga yang mengalami serangkaian serangan tetapi diikuti periode tenang selama berminggu-minggu. Perlu diperhatikan bahwa serangan panik dapat terjadi pada gangguan anxietas lain seperti pada fobia dan gangguan stres pascatrauma. Karena itu, perlu dengan teliti membedakan ciri-ciri gangguan tersebut dengan gangguan panik.
Pengobatan
Alprazolam digunakan sebagai pengobatan untuk mencegah serangan panik.
Komplikasi
Serangan panik dapat menyebabkan agorafobia. Oleh karena itu, pengobatan dini sangat diperlukan.
Referensi
- ^ (Indonesia) Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. ISBN 978-979-1330-56-5.