Jeong Yak-yong
Jeong Yak-yong | |
Hangul | 정약용 |
---|---|
Hanja | 丁若鏞 |
Alih Aksara | Jeong Yak-yong |
McCune–Reischauer | Chŏng Yagyong |
Nama pena | |
Hangul | 다산 |
Hanja | 茶山 |
Alih Aksara | Dasan |
McCune–Reischauer | Tasan |
Nama kehormatan | |
Hangul | 미용 atau 송보 |
Hanja | 美鏞 atau 頌甫 |
Alih Aksara | Miyong atau Songbo |
McCune–Reischauer | Miyong atau Songbo |
Jeong Yak-yong atau Dasan (1762-1836) adalah seorang tokoh cendekiawan Silhak yang berasal dari periode Dinasti Joseon, Korea.[1] Ia dikenal sebagai tokoh yang berjasa membantu pemerintahan Raja Jeongjo mengembangkan daerah pedesaan melalui reformasi tanah dan pengenalan teknologi baru.[1] Kalimat yang paling terkenal dari Jeong Yak-yong sama dengan teori kontrak sosial Jean Jacques Rousseau dari Perancis, yakni:
Pemimpin dipilih oleh rakyat
Saat Raja Jeongjo meninggal dunia pada tahun 1800, Jeong Yak-yong disingkirkan dari kantor kerajaan karena dianggap sebagai ancaman oleh para bangsawan yang tidak menyukai kebijakan reformasi tanah dan pembebasan kaum budak yang disuarakannya.[1] Namun sebenarnya alasan utama kaum bangsawan berkomplot menyingkirkan Jeong Yak-yong bukanlah ketidaksamaan pandangan politik, tapi karena ia adalah seorang Katolik.[1] Pada saat itu, pihak-pihak berkuasa menentang ajaran Katolik yang dianggap merendahkan ritual kepada leluhur dan struktur sosial, yang bisa meruntuhkan fondasi ideologi dinasti.[1]