Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena tidak diperbaiki atau duplikasi. Untuk kriteria penghapusan, lihat KPC.
Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus. Lihat KPC A10.%5B%5BWP%3ACSD%23A10%7CA10%5D%5D%3A+Artikel+yang+sudah+jatuh+tempo+perbaikan+atau+terjadi+duplikasi+-.A10
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh R4dioz88 (kontribusi | log) pada 17:26, 30 Maret 2016 (UTC) (8 tahun lalu)
Linear Congruent Method (LCM) merupakan metode pembangkit bilangan acak yang banyak digunakan dalam program komputer. LCM memanfaatkan model linier untuk membangkitkan bilangan acak yang didefinisikan dengan :
Berkas:Rumus lcm umum.jpg
Dimana :
- xn = adalah bil. acak ke n
- a dan c adalah konstanta LCM
- m adalah batas maksimum bilangan acak
Ciri khas dari LCM adalah terjadi pengulangan pada periode waktu tertentu atau setelah sekian kali pembangkitan, hal ini adalah salah satu sifat dari metode ini, dan pseudo random generator pada umumnya. Penentuan konstanta LCM (a, c dan m) sangat menentukan baik tidaknya bilangan acak yang diperoleh dalam arti memperoleh bilangan acak yang seakan-akan tidak terjadi pengulangan. Dapat dilihat dari contoh seperti di bawah ini :
Jika terdapat soal ujian sebanyak 20 buah dan belum diacak, di mana proses pengacakan soal dapat dilakukan dengan menentukan nilai a = 1, c = 7, m = 20 dan x(0) = 2 adalah sebagai berikut, dengan rumus xi = ( a * xi + c ) mod m xi adalah bilangan acak ke n a dan c adalah konstanta LCM m adalah batas maksimum bilangan acak Agar nilai X(i) tidak menghasilkan 0, maka dalam simulasi pengacakan soal ini, setiap kali X(i) telah ditambahkan dengan 1, maka diperoleh :
- x(1) = ( 1 (2) + 7 ) mod 20 = 10
- x(2) = ( 1 (9) + 7 ) mod 20 = 17
- x(3) = ( 1 (16) + 7 ) mod 20 = 4
- x(4) = ( 1 (3) + 7 ) mod 20 = 11
- x(5) = ( 1 (10) + 7 ) mod 20 = 18
- x(6) = ( 1 (17) + 7 ) mod 20 = 5
- x(7) = ( 1 (4) + 7 ) mod 20 = 12
- x(8) = ( 1 (11) + 7 ) mod 20 = 19
- x(9) = ( 1 (18) + 7 ) mod 20 = 6
- x(10) = ( 1 (5) + 7 ) mod 20 = 13
- x(11) = ( 1 (12) + 7 ) mod 20 = 20
- x(12) = ( 1 (19) + 7 ) mod 20 = 7
- x(13) = ( 1 (6) + 7 ) mod 20 = 14
- x(14) = ( 1 (13) + 7 ) mod 20 = 1
- x(15) = ( 1 (0) + 7 ) mod 20 = 8
- x(16) = ( 1 (7) + 7 ) mod 20 = 15
- x(17) = ( 1 (14) + 7 ) mod 20 = 2
- x(18) = ( 1 (1) + 7 ) mod 20 = 9
- x(19) = ( 1 (8) + 7 ) mod 20 = 16
- x(20) = ( 1 (15) + 7) mod 20 = 3
Maka, bilangan acak yang dibangkitkan adalah : 10, 17, 4, 11, 18, 5, 12, 19, 6, 13, 20, 7, 14, 1, 8, 15, 2, 9, 16, 3 Dengan keterangan, x(1) merupakan soal nomor 1 sebelum diacak.
References:
Diana Lumban Gaol(april 2014) .[1]
- ^ [1], diakses tanggal 3 maret.