Lompat ke isi

JetBlue Airways

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2016 06.23 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (→‎Pendirian: penambahan sub bahasan)

JetBlue Airways
IATA ICAO Kode panggil
B6 JBU JETBLUE
DidirikanAgustus 1998 (1998-08)
Mulai beroperasi11 Februari 2000 (2000-02-11)[1]
AOC #YENA176J
Pusat operasiBandara John F. Kennedy (New York City)
Kota fokus
Program penumpang setiaTrueBlue
Armada217
Tujuan97
SloganYou Above All[2]
Perusahaan indukJetBlue Airways Corporation (NasdaqJBLU)
Kantor pusatBrewster Building, Long Island, New York
Tokoh utama
PendapatanKenaikan US$ 5,817 milliar (2014)[3]
Laba operasiKenaikan US$ 515 juta (2014)
Laba bersihKenaikan US$ 401 million (2014)[3]
Total asetKenaikan US$ 7,839 milliar (2014)
Total ekuitasKenaikan US$ 2,529 milliar (2014)
Karyawan18.000 [4]
Situs webjetblue.com

JetBlue Airways Corporation (NasdaqJBLU), berbisnis dengan merek jetBlue, adalah sebuah maskapai berbiaya rendah asal Amerika dan merupakan maskapai penerbangan terbesar kelima di Amerika Serikat. JetBlue berkantor pusat di Long Island, dengan pusat operasinya berada di Bandara John F. Kennedy. JetBlue juga memiliki sebuah kantor perwakilan di Cottonwood Heights, Utah.[5][6]

JetBlue melayani penerbangan ke seluruh penjuru Amerika Serikat, dan juga melayani penerbangan internasional ke Bahama, Bermuda, Barbados, Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, Grenada, Jamaika, Meksiko, Peru, Puerto Riko, Trinidad dan Tobago, dan masih banyak lagi. Hingga bulan Maret 2016, JetBlue melayani penerbangan ke 97 destinasi berbeda yang tersebar di Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Hingga tahun 2016, JetBlue juga merupakan salah satu dari hanya dua maskapai asal Amerika Serikat yang mendapatkan penilaian bintang empat dari Skytrax, bersama dengan Virgin America.[7]

Sejarah

Pendirian

Airbus A320 bernama Whole Lotta Blue (N594JB) milik JetBlue, di Bandara Salt Lake City.

JetBlue didirikan oleh David Neeleman di Delaware pada bulan Agustus 1998,[1] dengan nama NewAir.[8] Beberapa pimpinan JetBlue, termasuk Neeleman, adalah bekas pegawai Southwest Airlines.[9] JetBlue pun mengikuti model bisnis Southwest, yakni dengan menawarkan penerbangan berbiaya murah, namun untuk membedakan mereka dengan Southwest, JetBlue tetap menyediakan beberapa fasilitas tambahan, termasuk TV di setiap kursi dan juga radio satelit Sirius XM.

Pada bulan September 1999, JetBlue berhasil mendapatkan 75 pasang slot terbang di Bandara John F. Kennedy, dan juga izin terbang dari pemerintah Amerika Serikat pada bulan Februari 2000. Sehingga JetBlue pun mulai beroperasi pada tanggal 11 Februari 2000, dengan melayani penerbangan ke Buffalo dan Ft. Lauderdale.[10]

Awalnya, Neeleman ingin menjadikan maskapainya sebagai "taksi", dengan livery berwarna kuning yang identik dengan warna taksi di New York. Namun keinginannya ini dibatalkan karena beberapa alasan, antara lain konotasi negatif yang menempel pada taksi-taksi di New York City dan juga ancaman penarikan sebagian investasi, senilai $20 juta dari JP Morgan, jika Neeleman tetap menggunakan nama tersebut.[11]

2000an

JetBlue adalah salah satu dari sedikit maskapai yang berhasil mencatatkan keuntungan pasca terjadinya Serangan 11 September 2001.[12]

Maskapai lain pun mencoba untuk menyaingi JetBlue, seperti Delta Air Lines dengan mendirikan Song, dan juga United Airlines dengan mendirikan Ted. Tetapi kedua maskapai ini tidaklah terlalu sukses dan akhirnya pun ditutup.[13]

Pendiri JetBlue, David Neeleman pada tahun 2006

Pada bulan Oktober 2005, laba kuartalan JetBlue turun dari yang sebelumnya US$8,1 juta ke hanya $2,7 juta. Penurunan laba ini sebagian besar dikarenakan adanya kenaikan bahan bakar dan kenaikan biaya operasi.

Walaupun begitu, JetBlue tetap berencana untuk mengembangkan usahanya, antara lain dengan memesan 36 unit pesawat baru yang akan selesai pada tahun 2006.

JetBlue mencatatkan kerugian kuartalan pertamanya pada kuartal keempat 2005, dimana mereka merugi $42,4 juta. Kerugian ini adalah kerugian pertama JetBlue sejak melepas sahamnya ke publik pada tahun 2002. JetBlue pun kembali mencatatkan kerugian pada kuartal pertama 2006, dikarenakan tingginya harga bahan bakar, inefisiensi dalam operasi, dan juga mahalnya biaya perawatan armada. Pimpinan JetBlue pun mengumumkan rencananya untuk membuat JetBlue kembali untung dengan memotong biaya operasi sebesar $50 juta tiap tahunnya, dan juga dengan mendorong pendapatan hingga $30 juta. Hasilnya, JetBlue pun berhasil kembali untung pada kuartal kedua 2006, dengan keuntungan sebesar $14 juta, dua kali lipat lebih banyak daripada perkiraan analis Wall Street. Pada kuartal ketiga 2006, JetBlue kembali merugi $500.000, sehingga mereka berencana untuk menjual 5 unit pesawat Airbus A320nya, dan juga menunda pengiriman pesawat E190 barunya.

Pada bulan Desember 2006, JetBlue melepas sebaris kursi pada seluruh pesawat A320nya untuk meringankan bobot pesawat hingga 410 kg, dan juga mengurangi jumlah pramugari dari empat orang menjadi hanya tiga orang, sehingga konsumsi bahan bakar dapat dihemat, untuk memaksimalkan pendapatan yang didapat dari tiap penerbangan.[14]

Pada kuartal keempat 2006, JetBlue pun kembali untung. Sehingga pada tahun 2006, total kerugian JetBlue hanyalah $1 juta, jika dibandingkan dengan total kerugian tahun 2005 yang mencapai $20 juta.

Saat kondisi finansialnya mulai membaik, pada bulan Februari 2007, JetBlue kembali mengalami krisis saat badai salju menyerang wilayah Timur Laut dan Barat Amerika Serikat. Karena JetBlue berprinsip tidak akan membatalkan penerbangannya, beberapa pesawat pun tetap berada di bandara untuk mengangkut penumpang. Sehingga penumpang harus tetap naik ke pesawat, walaupun pesawat tidak mungkin diberangkatkan. Walaupun begitu, cuaca yang makin buruk, membuat JetBlue harus membatalkan sebagian besar penerbangannya saat itu.[15] Kejadian ini dilaporkan telah merugikan JetBlue sebesar $30 juta.[16]

Pada tahun 2007, JetBlue juga mengalami masalah kehandalan pada armada Embraer 190 miliknya. Sehingga selama dua unit Embraer 190 miliknya diperbaiki di fasilitas perawatan Embraer di Nashville, JetBlue pun menyewa empat unit Embraer 145 milik ExpressJet untuk melayani rute regional miliknya.[17][18]

Armada

Lihat pula

Pranala luar

  1. ^ a b "2010 Form 10-K, JetBlue Airways Corporation". United States Securities and Exchange Commission. 
  2. ^ JetBlue Launches New Advertising and | Marketing Campaign: You Above All(TM). Investor.jetblue.com (October 14, 2010). Retrieved December 22, 2010.
  3. ^ a b "JetBlue Announces 2013 Annual Profit". New York: JetBlue Airways Corporation. November 17, 2014. Diakses tanggal November 17, 2014. 
  4. ^ "Edited Transcript of JBLU earnings conference call or presentation 28-Jan-16". Finance.yahoo.com. 2016-01-28. Diakses tanggal 2016-03-02. 
  5. ^ "JetBlue's HQ contest down to NYC, Orlando." Crain's New York Business. Retrieved February 13, 2010
  6. ^ "Jetblue 2002 Annual Report." JetBlue. Retrieved January 29, 2009.
  7. ^ "The world's 4 Star Airlines." SkyTrax. Retrieved March 29, 2016.
  8. ^ "JetBlue". JetBlue. Diakses tanggal April 25, 2012. 
  9. ^ Brizek, Michael. "JetBlue Airways, Trouble in the Sky" (PDF). Diakses tanggal April 25, 2012. 
  10. ^ "Directory: World Airlines". Flight International. April 3, 2007. hlm. 98. 
  11. ^ The Steady, Strategic Ascent of JetBlue Airways January 11, 2006
  12. ^ Zuckerman, Laurence (June 5, 2008). "JetBlue, Exception Among Airlines, Is Likely to Post a Profit". The New York Times. Diakses tanggal November 7, 2001. 
  13. ^ Maynard, Micheline (June 5, 2008). "More Cuts as United Grounds Low-Cost Carrier". The New York Times. Diakses tanggal June 4, 2008. 
  14. ^ "JetBlue Airways Press Release: Taking the JetBlue Experience to New Heights". Investor.jetblue.com. December 14, 2006. Diakses tanggal April 25, 2012. 
  15. ^ JetBlue Airways: Growing Pains? ICMR Case Study. Retrieved November 2, 2010.
  16. ^ JetBlue fiasco: $30M price tag Retrieved November 2, 2010.
  17. ^ "Embraer tackles JetBlue E-190 software glitches - 3/13/2007". Flight Global. 2007-03-13. Diakses tanggal 2014-01-17. 
  18. ^ Schlangenstein, Mary (2007-03-06). "JetBlue to Idle E190s for Work, Add ExpressJet Planes (Update4)". Bloomberg. Diakses tanggal 2014-01-17.