Lompat ke isi

Luwuk Sampun, Tualan Hulu, Kotawaringin Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Budaya
Luwuk Sampun
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
KabupatenKotawaringin Timur
KecamatanTualan Hulu
Kode Kemendagri62.02.16.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Luwuk Sampun adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Desa Luwuk Sampun adalah merupakan Ibu Kota Kecamatan Tualan Hulu. Luwuk Sampun Terletak di pingiran sungai yang bernama Sungai Tualan. Luwuk Sampun Dulunya merupakan desa kecil dan baru jika di bandingkan dengan desa-desa sekitarnya. Luwuk Sampun di jadikan ibu kota kecamatan karena letak dan posisinya yang sangat cocok di bandingkan dengan desa lain.

Nama Luwuk Sampun sendiri diambil dari nama sebuah teluk atau lubuk dalam bahasa dayak disebut (Luwuk). yang mana lubuk tersebut terletak di sebelah bagian hulu dari desa. kenapa bisa jadi "Luwuk Sampun" karena dulu cerita orang tua yang menjadi tetua di desa ini mengatakan bahwa di lubuk tersebut terdapat sebuah pohon besar yang di sebut pohon "Sapun" jadi di ambilah nama tersebut untuk menjadi nama desa. agar terdengar lebih modern nama sapun di ubah jadi sampun dan sampun sendiri menjadi lebih dikenal dalam masyarakat sebagian. tapi masih ada yang mesih menyebut "Lubuk Sapun".

Asal Mula Desa Luwuk Sampun

Menurut cerita dalam pendirian atau pembukaan desa luwuk sampun, dulu dilakukan proses penempatan tempat atau letak posisi desa yang cocok dan sesuai dengan geografis dan filosifi dengan tata cara dan ritual adat atau aturan dalam suku dayak. yaitu dengan cara melakukan dalam bahasa dayak disebut dengan "Manajah Antang" atau bahasa dayak daerah tualan disebut dengan "Mangahau Atang atau Ngahau Atang". yaitu dilakukan oleh salah satu tokoh pendiri desa luwuk sampun yang bernama "Bapak Katam" atau biasa dipangil "Bapak Juli atau Pang Juli".

Yaitu beliau melakukan ritual khusus "Mangahau Antang" yang di lakukan di sebuah desa lama atau desa pendahulu yang bernama "Lewu Luwuk Nyatu". disitu beliau melaksanakan ritual tersebut dengan menempatkan empat "Dahesan" (Tempat Burung Tersebut Hinggap). Dalam kepercayaan dayak "Mangahau Atang" dipercayai mampu dan dapat menentukan tempat atau letak yang tidak diketahui oleh manusia biasa yang hanya diketahui oleh "Atang" atau burung elang itu sendiri. dalam penempat "Dahesan" tersebut diletakan di 4 (empat) tempat atau (4) empat bakal calon desa yaitu :

  1. Luwuk Nyatu
  2. Luwuk Kacang
  3. Luwuk Letang dan
  4. Luwuk Sampun

Dalam Ritual tersebut ternyata lokasi atau tempat yang terpilih adalah Lokasi Desa "Luwuk Sampun". maka dari itu dilakukanlah oleh beberapa tokoh untuk memulai bekerja yang disebut dalam bahasa Dayak "Manehang Lewu" yang ditandai dengan Kokokan Merdu dan Nyaring ayam jago yang sudah disiapkan dan berkokok selama 7 (tujuh) kali yang diartikan "Sempurna".

Pendiri Desa Luwuk Sampun

Tokoh-tokoh Pendiri Pertama Desa Luwuk Sampun antara lain :

  1. Tue Mari (Alm) (Pang Ucang atau Pang Acai)
  2. Katam (Alm) (Pang Juli)
  3. Tungang (Alm) (Pang Kalalang)
  4. Upau (Alm) (Pang Luter atau Pang Koyoi)
  5. Rekes (Alm)
  6. Dan ada beberapa nama lagi