Lokomotif CC203
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Diesel elektrik |
Desainer | GE Transportation dan UGL Rail |
Produsen | GE Transportation PT GE Lokomotif Indonesia |
Nomor seri | CC 203 |
Model | GE U20C |
Tanggal dibuat | 1995-2002 |
Jumlah dibuat | 41 unit |
Spesifikasi roda | |
Susunan roda AAR | C-C |
Klasifikasi UIC | Co'Co' |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1067 mm |
Diameter roda | 914 mm |
Panjang | 14.135 mm |
Lebar | 2.642 mm |
Tinggi maksimum | 3.637 mm |
Jarak antara alat perangkai | 15.214 mm |
Jarak antarpivot | 7.680 mm |
Jarak gandar | 3.304 mm |
Tinggi alat perangkai | 775 mm |
Berat | |
Berat kosong | 78 ton |
Berat siap | 84 ton |
Berat adhesi | 84 ton |
Bahan bakar | |
Jenis bahan bakar | High-Speed Diesel |
Kapasitas bahan bakar | 3.028 liter |
Kapasitas pelumas | 984 liter |
Kapasitas air pendingin | 684 liter |
Kapasitas bak pasir | 510 liter |
Sistem mesin | |
Penggerak utama | GE 7FDL-8 |
Jenis mesin | 4 langkah, 2 tingkat Turbocharger |
Generator | GT 581 |
Motor traksi | 6 unit Tipe: GE 761, DC-DC |
Kinerja | |
Perbandingan roda gigi | 90:21 |
Kecepatan maksimum | 120 km/jam |
Kecepatan minimum kontinu | 24 km/jam |
Daya mesin | 2.150 hp |
Daya ke generator/converter | 2.000 hp |
Jari-jari lengkung terkecil | 56.7 m |
Lain-lain | |
Rem lokomotif | Rem udara tekan, dynamic brake, rem parkir |
Sistem keselamatan | Locotrack, Vigilance control panel |
Tipe kompresor | Gardner Denver WBO |
Jenis suling/klakson lokomotif | WABCO AA-2 |
Karier | |
Perusahaan pemilik | PT Kereta Api Indonesia PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper |
Daerah operasi | Pulau Jawa dan Sumatera Selatan |
Mulai dinas | 1995 bersamaan dengan peluncuran KA Argo Bromo |
Keadaan | Semua beroperasi |
Catatan kaki:[1] |
Lokomotif CC 203 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dan PT GE Lokomotif Indonesia dengan nomor model U20C. Menurut Ir. Hartono, A.S., M.M., dosen STTD Bekasi, dalam komentarnya di Majalah KA edisi Mei 2014, lokomotif ini adalah "lokomotif hasil pengembangan desain dari lokomotif CC 201" dari segi data teknis, namun pada bentuk kabin masinis ujung pendeknya yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.[1]
Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie yang mempunyai tiga poros/gandar penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC 203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat Turbocharger sehingga dayanya mesinnya 2.150 hp.
Sejarah operasional CC 203[1]
Untuk menyambut peluncuran KA kelas Argo yang masih baru pada tahun 1995, Perumka (nama PT KAI saat itu) mendatangkan lokomotif ini, sebagai penerus dari CC 201 dan dikhususkan sebagai penarik kereta ekspres, langsung dari Amerika Serikat sebanyak 12 unit. Pada awal operasi tahun 1995, lokomotif CC 203 menjadi andalan untuk menarik KA penumpang kelas eksekutif full di Jawa.
Launching (peluncuran) perdana lokomotif CC 203 saat itu bersamaan dengan peresmian kereta api Argo Bromo dan Argo Gede di Stasiun Gambir, Jakarta. Jarang sekali CC 203 berdinas menarik KA ekonomi apalagi KA barang. Karena itu, alokasi persebaran lokomotif CC 203 hanya di depot lokomotif yang melayani KA-KA komersial/eksekutif argo/satwa. Depot lokomotif yang mendapat alokasi CC 203 yaitu Jatinegara, Bandung, Cirebon, Semarang Poncol, Yogyakarta, dan Sidotopo. Depot lokomotif Purwokerto, Madiun, dan Jember malah tak mendapat alokasi satu pun meskipun jumlah lokomotif CC 203 yang ada di Jawa berjumlah 37 unit. Lokomotif ini juga merupakan lokomotif pertama buatan Indonesia (PT INKA bekerja sama dengan General Electric), karena lokomotif CC 203 13-41 diproduksi di pabrik PT INKA di Madiun.
Berbeda di Jawa, alokasi lokomotif CC 203 juga bisa dijumpai di wilayah operasional Divisi Regional 3 Sumatera Selatan, tepatnya di Subdivre 3.2 Tanjungkarang. Sebanyak 4 unit CC 203 yang beroperasi namun khusus untuk melayani dinasan KA pulp & kayu karena memang sarananya milik PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper (PT TEL). Namun saat ini CC 203 di Divre 3 kondisinya telah memprihatinkan dan terancam tidak bisa berdinas lagi (karena pada awal pengoperasiannya loko ini selalu diforsir), bahkan KA pulp PT TEL sekarang lebih sering ditarik lokomotif CC 204 atau CC 202 yang lebih handal untuk angkutan barang.
Hadirnya lokomotif CC 204 ternyata menggeser keberadaan CC 203 selama ini, sebagai penarik kereta ekspres. Namun, sejak dimutasinya semua lokomotif CC 204, peran CC 203 pun tergusur dengan lokomotif CC 206 yang memiliki dua kabin masinis. Maka, saat ini CC 203 hanya menarik kereta-kereta bisnis, campuran, dan ekonomi jarak jauh dan jarang menarik kereta eksekutif karena perannya telah tergantikan oleh CC 206.
Kinerja lokomotif CC 203
Mesin dan desain
CC 203 menggunakan mesin yang sama dengan CC 201, yaitu GE 7FDL-8. Desain kabin yang aerodinamis dibuat di Goninan Locomotive Work (kini UGL Rail) di Australia dengan desain dari General Electric. Sekarang kabin juga dibuat di PT INKA untuk keperluan perbaikan dan restorasi.
Logo dan livery
Selain itu, kecuali CC 203 31 - CC 203 34, dulu terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depan/shorthood-nya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Namun sekarang semua unit lokomotif ini menggunakan logo PT KAI terbaru sekaligus skema livery baru, tanpa menggunakan lagi logo tersebut. Untuk CC 203 31 - CC 203 34 menggunakan striping khas PT TEL sebagai pemilik lokomotif tersebut, yaitu hijau.
Alokasi CC 203[1]
Indonesia membuat lokomotif ini sejak tahun 1995-2002. Terdiri dari 6 generasi, yaitu:
- CC 203 generasi I (produksi 1995, nomor 01-14)
- untuk nomor 01-12 buatan GE Transportation, Amerika Serikat, mulai dinas tahun 1995
- nomor 13-14 mulai dinas tahun 1998
- CC 203 generasi II (produksi 1997, nomor 15-27), semua mulai dinas tahun 1998
- CC 203 generasi III (produksi 1998, nomor 28-30), semua mulai dinas tahun 1998
- CC 203 generasi IV (produksi 1999, nomor 31-34), semua mulai dinas tahun 2001 dan milik PT TEL
- CC 203 generasi V (produksi 2000, nomor 35-37), semua mulai dinas tahun 2001
- CC 203 generasi VI (produksi 2002, nomor 38-41), semua mulai dinas tahun 2002
Sampai saat ini jumlahnya adalah 37 unit di Jawa dan 4 unit di Sumatera Selatan. Alokasinya saat ini adalah sebagai berikut.
Depot Induk | Lokomotif |
---|---|
Jatinegara (JNG) | CC 203 12 (CC 203 95 12), CC 203 13 (CC 203 98 01), CC 203 17 (CC 203 98 05), CC 203 18 (CC 203 98 06), CC 203 19 (CC 203 98 07), CC 203 20 (CC 203 98 08), CC 203 21 (CC 203 98 09), CC 203 22 (CC 203 98 10) |
Bandung (BD) | CC 203 02 (CC 203 95 02), CC 203 03 (CC 203 95 03), CC 203 04 (CC 203 95 04), CC 203 05 (CC 203 95 05), CC 203 06 (CC 203 95 06), CC 203 07 (CC 203 95 07), CC 203 08 (CC 203 95 08), CC 203 09 (CC 203 95 09), CC 203 10 (CC 203 95 10), CC 203 11 (CC 203 95 11) |
Cirebon (CN) | CC 203 35 (CC 203 01 05) |
Semarang Poncol (SMC) | CC 203 28 (CC 203 98 16), CC 203 29 (CC 203 98 17), CC 203 30 (CC 203 98 18), CC 203 41 (CC 203 02 04) |
Yogyakarta (YK) | CC 203 01 (CC 203 95 01) |
Sidotopo (SDT) | CC 203 23 (CC 203 98 11), CC 203 24 (CC 203 98 12), CC 203 25 (CC 203 98 13), CC 203 26 (CC 203 98 14), CC 203 27 (CC 203 98 15), CC 203 36 (CC 203 01 06), CC 203 37 (CC 203 01 07), CC 203 38 (CC 203 02 01), CC 203 39 (CC 203 02 02), CC 203 40 (CC 203 02 03), CC 203 14 (CC 203 98 02), CC 203 15 (CC 203 98 03), CC 203 16 (CC 203 98 04) |
Tanjung Karang
(TNK) |
CC 203 31 (CC 203 01 01), CC 203 32 (CC 203 01 02), CC 203 33R (CC 203 01 03), CC 203 34 (CC 203 01 04) |
Keterangan:
- Semua nomor baru lokomotif berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 45 tahun 2010.
- Lokomotif CC 203 dipasangi terali besi berbentuk kotak-kotak pada bagian kaca depan dan samping kabin masinisnya. Namun sejak tahun 2014, satu persatu lokomotif CC 203 kembali melepas terali besi karena bahan kaca ruang masinis diganti menjadi bahan polikarbonat yang tahan benturan, mengikuti beberapa lokomotif CC 201 yang juga sudah dipasangi kaca polikarbonat. Lokomotif pertama yang memakai kaca polikarbonat adalah CC 203 23 (CC203 98 11).
Lokomotif CC 203 yang unik
- CC 203 40
- Lokomotif CC 203 40 sebelumnya sama seperti lokomotif CC 203 yang lainnya, loko ini mengalami kecelakaan saat menarik KA Argo Bromo Anggrek di Pemalang 2 Oktober 2010 silam. Anehnya, setelah menabrak dan menyebabkan satu unit kereta kelas bisnis KA Senja Utama Semarang hancur, lokomotif ini hanya mengalami kerusakan ringan, lampu-lampunya pecah dan catnya mengelupas. Setelah diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta, lokomotif ini mengalami perubahan pada bempernya, yaitu pada bagian bawahnya sedikit menyembul ke depan berbentuk segitiga. Lokomotif ini dapat dijumpai di Depot Lokomotif Sidotopo Surabaya atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Surabaya, seperti KA Rapih Dhoho, KA Penataran, KA Bima, KA Argo Bromo Anggrek, dan KA lainnya.
- CC 203 06 dan CC 203 11
- Jika kabin masinis kedua lokomotif ini diamati di bagian depan, bagian tengah kabin sedikit tertekuk ke luar (ke depan), sehingga kedua lokomotif ini seolah-olah mempunyai ekspresi wajah sedih atau murung, karena jendela kabin dan bagian lainnya menyerupai wajah seseorang yang sedih/murung. Pada awalnya hanya CC 203 06 yang mempunyai karakteristik wajah (kabin masinis) seperti ini, sedangkan CC 203 11 masih mempunyai wajah (kabin masinis) yang normal. Namun setelah mengalami kecelakaan kereta api di Langen 28 Januari 2011 silam, kabin masinis lokomotif CC 203 11 rusak parah dan diperbaiki di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta. Setelah selesai perbaikan di sana, barulah CC 203 11 mempunyai bentuk kabin masinis yang mempunyai kesan wajah sedih atau murung ini. Kedua lokomotif ini dapat dijumpai di Depot Lokomotif Bandung atau sedang menarik rangkaian kereta api yang memiliki tujuan dari atau ke Kota Bandung.
- CC 203 01, CC 203 02, CC 203 05, CC 203 07, CC 203 09, CC 203 13, CC 203 14, CC 203 15, & CC 203 19
- Jika diamati sekilas, lok-lok CC 203 ini tidak nampak perbedaannya. Namun setelah didekati, ukuran pintu di bawah kaca kabin masinis itu berbeda. Sebelah kiri memiliki ukuran yang lebih besar daripada yang kanan.
- CC 203 31, CC 203 32, CC 203 33R, & CC 203 34
- Keempat lokomotif CC203 yang dialokasikan untuk depot lokomotif Tanjung Karang ini memiliki livery yang berwarna hijau dengan motif khas dari PT. Tanjung Enim Lestari selaku pemilik keempatnya, sehingga sangat mencolok perbedaannya jika dibandingkan seluruh lokomotif CC 203 berwarna putih yang berada di pulau Jawa.
Insiden
- Pada 24 Januari 2010, tiga lokomotif CC 203 menjadi korban keberingasan ribuan suporter sepak bola asal Kota Surabaya, Bonek yang mendukung Persebaya Surabaya. Menjelang siang, para suporter Bonek menjarah makanan di sepanjang ruas jalan rel Solo-Klaten lantaran kelaparan dan tidak membawa bekal. Menurut Warga Solo, sebagian anggota Bonek yang hendak menonton pertandingan bola di stadion Jalak Harupat sempat melempari batu terhadap rumah warga di sepanjang ruas jalan rel di Kota Solo. Puncaknya adalah kereta luar biasa (KLB) dengan stamformasi delapan gerbong K3, dua gerbong bagasi (B), dan ditarik oleh lokomotif CC 203 40 diserang warga Solo dengan lemparan batu di sepanjang jalan rel, maupun di dekat Stasiun Purwosari dan Solo Jebres. Polda Jateng kewalahan, seluruh kaca jendela kereta pecah berantakan. Ada tiga lokomotif CC 203 yang rusak parah, yakni CC 203 40, CC 203 02, dan CC 203 24. CC 203 02 menarik kereta api Pasundan yang terpaksa tak melayani penumpang reguler, sedangkan CC 203 24 yang seharusnya untuk menarik kereta api Argo Dwipangga ditugasi untuk membawa rombongan Bonek pulang ke daerah asalnya.[1]
- Pada hari Minggu tanggal 28 April 2013 Lokomotif CC 203 28 (CC 203 98 16) berjalan sendiri tanpa masinis dari Depot Lokomotif Semarang Poncol menuju Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Belum diketahui penyebab jalannya sendiri lokomotif tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[2]
Galeri
-
CC 203 02 (CC 203 95 02) menarik Kereta api Taksaka di Stasiun Legok
-
CC 203 32 (CC 203 01 02) bergandengan dengan CC 203 31 (CC 203 01 01) di Stasiun Tanjung Karang
-
CC 203 12 (CC 203 95 12) sedang langsir di Stasiun Gambir
-
CC 203 40 (CC 203 02 03) menarik Kereta api Malang Ekspres persiapan berangkat menuju Stasiun MalangCC 203 40 (CC 203 02 03) menarik Kereta api Malang Ekspres persiapan berangkat menuju Stasiun Malang
-
CC 203 22 yang menarik rangkaian kereta api Bangunkarta
-
CC 203 07 (CC 203 95 07) menghela KA Argo Wilis di stasiun Geneng.
(Kredit: Karyadi Baskoro) -
CC 203 18 (CC 203 98 06) menarik KA Argo Bromo Anggrek di stasiun Surabaya Pasar Turi
-
CC 203 18 (CC 203 98 06) menarik KA Argo Bromo Anggrek di stasiun Kalibodri.
(Kredit:Karyadi Baskoro) -
CC 203 02 (CC 203 95 02) di stasiun Bandung
-
CC 203 35 (CC 203 01 05) penarik khas KA Argo Jati di stasiun Gambir
-
CC 203 18 (CC 203 98 06) di stasiun Surabaya Pasar Turi (SBI)
-
CC 203 14 (CC 203 98 02) menarik KA Taksaka
-
CC 203 22 (CC 203 98 10)
-
CC 203 22 (CC 203 98 10) masuk stasiun Surabaya Pasar Turi
-
CC 203 26 (CC 203 98 14). Terlihat masinis sedang menjalankan tugasnya.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Alokasi Lokomotif PT. KAI di Indonesia Saat Ini
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero)