Kaisar Daoguang
Kaisar Daoguang | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||||||||||||
![]() | |||||||||||||||
Berkuasa | 18 Juli 1820 – 29 Maret 1850 (29 tahun, 254 hari) | ||||||||||||||
Pendahulu | Kaisar Jiaqing | ||||||||||||||
Penerus | Kaisar Xianfeng | ||||||||||||||
Informasi pribadi | |||||||||||||||
Pemakaman | |||||||||||||||
Wangsa | Keluarga Aisin-Gioro | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Ayah | Kaisar Jiaqing | ||||||||||||||
Ibu | Permaisuri Xiaoshurui | ||||||||||||||
Pasangan | Permaisuri Xiao Mu Cheng Permaisuri Xiao Shen Cheng Permaisuri Xiao Quan Cheng Permaisuri Xiao Jing Cheng | ||||||||||||||
Anak | Yiwei, Pangeran Yin Putri Duanmin Putri Duanshun Putri Shou-an Yikang, Pangeran Shun Putri Shouzang Yichi, Pangeran Hui Putri Shouyen Yichu, Kaisar Xianfeng Yicong, Pangeran Tun Yixin, Pangeran Gong Yixuan, Pangeran Chun Putri Shouxi Putri Shouzhuang Yiho, Pangeran Zhong Yihui, Pangeran Fu |
Kaisar Daoguang (Hanzi: 道光帝; Pinyin: Dàoguāngdì, 16 September 1782 – 25 Februari 1850) adalah kaisar Dinasti Qing Manchu kedelapan dan Kaisar Qing keenam yang memerintah Tiongkok dari tahun 1820 hingga 1850. Pemerintahannya ditandai oleh "bencana luar dan pemberontakan dari dalam", yang adalah Perang Candu Pertama, dan awal Pemberontakan Taiping yang hampir menghancurkan dinasti tersebut. Sejarawan Jonathan Spence menggambarkan Daoguang sebagai "seseorang yang berarti namun tidak efektif" yang mengangkat para pejabat yang "mengajukan pandangan murni meskipun mereka tidak menceritakan tentang masalah di dalam dan luar negeri yang terjadi di sekitar dinasti tersebut".
Awal Kehidupan
Ia dilahirkan di Kota Terlarang, Beijing, dan diberi nama Mianning (綿寧), yang kemudian diganti menjadi Minning (旻寧) ketika ia menjadi kaisar. Huruf pertama dari namanya diubah dari Mian (綿) menjadi Min (旻) untuk mengabaikan penggunaan huruf biasa Mian. Tradisi ini dikenalkan oleh kakeknya, Kaisar Qianlong yang menganggap tidak pantas untuk menggunakan huruf biasa pada nama seorang Kaisar.
Mianning adalah putera kedua (tertua yang sah) dari Yongyan (永琰), yang kemudian menjadi Kaisar Jiaqing pada tahun 1796. Ibundanya, isteri pertama dari Yongyan, adalah wanita manchu dari keluarga Hitara, yang kemudian menjadi permaisuri ketika Jiaqing bertakhta pada tahun 1796 dan dikenal dengan gelar Permaisuri Xiaoshurui (孝淑睿皇后). Mianning sangat disayangi oleh kakeknya Kaisar Qianlong dan sering menemani Qianlong dalam kegiatan berburu. Dalam suatu perburuan, ketika itu Mianning berumur 9 tahun dan berhasil memburu seekor domba dan membuat Qianlong sangat bahagia. Pada tahun 1813, sebagai seorang pangeran, Mianning juga berperan penting dalam menjaga istana dan membunuh penyusup dari Sekte Lotus Putih yang menyerang Kota Terlarang. Jasa besar dan penting tersebut membuat Mianning untuk dipastikan sebagai pewaris tahta di kemudian hari.
Memerintah sebagai Kaisar
Pemberontakan Khoja di Xinjiang
Pada bulan September 1820 ketika usianya menginjak 38 tahun, Mianning menjadi ahli waris ketika ayahandanya Kaisar Jiaqing tewas secara misterius. Ia menjadi Kaisar Qing pertama yang merupakan putra sulung ayahandanya yang sah. Sekarang dikenal sebagai Kaisar Daoguang, ia menjadi ahli waris kekaisaran yang merosot dengan Barat yang hampir menguasai perbatasan Tiongkok. Daoguang telah menjadi kaisar selama enam tahun pada saat mengucilkan Jahangir Khoja yang menyerang Xinjiang dari Kokand. Pada akhir tahun 1826 bekas kota-kota Qing Kashgar, Yarkand, Khotan, dan Yangihissar seluruhnya telah jatuh ketangan para pemberontak.[1][2] Setelah seorang sahabat yang mengkhianatinya pada bulan Maret 1827, Khoja dikirim ke Beijing di dalam sebuah kerangkeng besi dan kemudian dieksekusi,[3] ketika Qing menguasai wilayah mereka.
Opium
Di dalam masa pemerintahan Daoguang, negara Cina mengalami problem besar dengan opium, yang di impor oleh para pedagang Inggris. Opium mulai memasuki Cina sejak jaman pemerintahan kakek buyutnya Kaisar Yongzheng namun dibatasi kira-kira 200 peti per tahunnya. Di jaman pemerintahan Kaisar Qianlong, jumlah ini telah naik menjadi 1000 peti, 4000 peti pada era Jiaqing dan lebih dari 30,000 peti di jaman pemerintahan Daoguang.
Ia mengeluarkan banyak Dekrit yang menentang opium pada tahun 1820-an dan 1830-an, yang dilaksanakan oleh Komisaris Lin Zexu. Upaya Lin Zexu untuk menahan penyebaran opium di Cina secara langsung menyebabkan Perang Candu Pertama. Dengan terjadinya Perang Candu Pertama, Lin dijadikan kambing hitam dan Kaisar Daoguang memecat Lin dan membuangnya ke Yili. Ketika itu di Pegunungan Himalaya, Kekaisaran Sikh berupaya untuk menguasai Tibet namun dikalahkan di dalam Perang Sino-Sikh (1841–1842). Di pesisiran, Cina yang kalah secara teknologi dan militer dengan kekuatan Eropa menyerahkan Hong Kong dengan Perjanjian Nanking pada bulan Agustus 1842.
Anti- Kristen
Pada tahun 1811 sebuah klausul yang mengeksekusi bangsa Eropa yang menyebarkan Katolik telah ditambahkan ke dalam undang-undang yang disebut "Larangan atas ilmu hitam" (禁止師巫邪術) di dalam Kode Qing.[4] Umat Protestan berharap agar pemerintah Cina akan membedakan di antara Protestanisme dan Katolik karena hukum yang disebutkan terakhir dengan nama, namun setelah misionaris-misionaris Protestan memberikan buku-buku Kristen kepada Cina pada tahun 1835 dan 1836, Kaisar Daoguang menanyakan siapa "pengkhianat pribumi" di Kanton yang telah memberikan mereka buku-buku tersebut. [5][halaman dibutuhkan]
Keluarga
- Ayahanda: Kaisar Jiaqing (嘉慶帝).
- Ibunda: Permaisuri Xiaoshurui (孝淑睿皇后).
=== Selir-selir ===[6]
- Permaisuri Xiaomucheng (孝穆成皇后) (?–1808) dari marga Niohuru.
- Permaisuri Xiaoshencheng (孝慎成皇后) (?–1833) dari marga Tunggiya.
- Permaisuri Xiaoquancheng (孝全成皇后) (1808–1840) dari marga Niohuru.
- Permaisuri Xiaojingcheng (孝靜成皇后) (1812–1855) dari marga Borjigit.
- Zhuangshun (莊順皇貴妃) (?–1867) dari marga Uya, ia merupakan ibunda Pangeran Chun Pertama.
- Selir Tóng (彤貴妃) (?–1877) dari marga Sumuru.
- Selir Jia (佳貴妃) (?–1890) dari marga Gogiya.
- Selir Cheng (成貴妃) (?–1888) dari marga Niohuru.
- Selir He (和妃) (?–1836) dari marga Nara.
- Selir Xiang (祥妃) (?–1861) dari marga Niohuru.
- Selir Chang (常妃) (?–1860) dari marga Heseri. Ia meninggal ketika istana musim panas Yuan Ming Yuan terbakar.
- Selir Zhen (珍嬪) (?) dari marga Heseri. Ia tidak dimakamkan di mausoleum, Muling untuk para selir kerajaan.
- Selir Tian (恬嬪) (?-1845) dari marga Fuca.
- Selir Yu (豫嬪) (1816–1898) dari marga Shanggiya.
- Selir Shun (順嬪) (?-1868) dari marga Shiqi.
- Selir Heng (恆嬪) (?-1876) dari marga Càigiya.
- Nyonya Ping (平貴人)(?-1823) aka Zhao.
- Nyonya Ting (定貴人)(?-1842) aka Sun.
- Nyonya Li (李貴人)(?-1872).
- Nyonya Na (那貴人)(?-1865).
Keturunan
Putra-putra
- Putra pertama: Pangeran Yiwei (奕緯) (16 Mei 1808 – 23 Mei 1831), putra Selir He dari marga Nara.
- Putra kedua: Yikang (奕綱) (22 November 1826 – 5 Maret 1827), putra Permaisuri Xiaojingcheng
- Putra ketiga: Yichi (奕繼) (2 Desember 1829 – 22 Januari 1830), putra Permaisuri Xiaojingcheng
- Putra keempat: Yichu (1831–1861), calon Kaisar Xianfeng, putra Permaisuri Xiaoquancheng
- Putra kelima: (奕誴) Yicong (23 Juli 1831 – 18 Februari 1889), Pangeran Tun kedua, kakek moyang Pangeran Yuyan dan putra Selir Xiang (祥妃) dari marga Niohuru.
- Putra keenam: (奕訢) Yixin (11 Januari 1833 – 29 Mei 1898), Pangeran Gong. Putra Permaisuri Xiaojingcheng.
- Putra ketujuh: Yixuan, (16 Oktober 1840 – 1 Januari 1891) Pangeran Chun pertama. Ayahanda Zaitian, Kaisar Guangxu.
- Putra kedelapan: Yiho (奕詥) (21 Februari 1844 – 17 Desember 1868), putra Selir Zhuangshun.
- Putra kesembilan: Yihui(奕譓) (1845–1877) putra Selir Zhuangshun.
Putri-putri
- Putri pertama: Putri Duanmin (端憫固倫公主) (1813–1819), putri Permaisuri Xiaoshencheng.
- Putri kedua: (1825), putri Selir Xiang.
- Putri ketiga: Putri Duanshun (端順固倫公主) (1825–1835), putri Permaisuri Xiaoquancheng.
- Putri keempat: Putri Shou-An (壽安固倫公主) (1826–1860), putri Permaisuri Xiaoquancheng.
- Putri kelima: Putri ranking kedua Shou-Zang (壽臧和碩公主) (1829–1856), putri Selir Xiang.
- Putri keenam: Putri Shou-En (壽恩固倫公主) (1830–1859), putri Permaisuri Xiaojingcheng.
- Putri ketujuh: (1840–1844), putri Selir Tun.
- Putri kedelapan: Putri ranking kedua Shou-Xi (壽禧和碩公主) (1841–1866), putri Selir Tun.
- Putri kesembilan: Putri Shou-Zhuang (壽莊固倫公主) (1842–1884), putri Selir Zhuangshun.
- Putri kesepuluh: (1844–1845), putri Selir Tun.
Kematian dan Peninggalan
Daoguang meninggal pada tanggal 25 Februari 1850 di Istana Musim Panas (圓明園), 8 km laut dari perbatasan Beijing. Ia digantikan oleh putra tertuanya. Daoguang gagal untuk memahami maksud atau tekad Eropa, atau ekonomi dasar dari perang melawan narkoba. Meskipun Eropa kalah jumlahnya dan ribuan mil jauhnya dari dukungan logistik di negara asal mereka, mereka dapat membawa senjata jauh lebih unggul untuk melawan setiap titik kontak di sepanjang pesisir Cina. Istana Manchu sangat bergantung pada iuran pajak dari Cina selatan melalui Kanal Besar, yang dengan mudah dipotong di Zhenjiang (Chenkiang/Chinkiang) oleh ekspedisi Inggris. Daoguang tidak cukup memahami Inggris dan revolusi industri yang telah dialami oleh Inggris dan Eropa Barat, ia lebih memilih untuk menutup mata ke seluruh dunia. Konon Daoguang bahkan tidak tahu dimana letak lokasi Inggris di dunia. Di dalam tiga puluh tahun pemerintahannya memperkenalkan serangan awal imperialisme barat dan serangan asing yang akan menggoncangkan negara Cina selama seratus tahun mendatang.
Ia dimakamkan di sebuah mauseleum di Muling (慕陵 – yang berarti "Makam kerinduan", atau "Makam kekaguman"), yang merupakan bagian dari Pemakaman Qing Barat (清西陵), 120 kilometer/75 mil selatan Beijing.
Dicatat, Daoguang merupakan Kaisar Qing Kaisar Tiongkok yang terakhir yang dapat memilih seorang ahli waris di antara putra-putranya karena tidak memiliki lebih dari satu putra yang selamat atau keturunan.
Referensi
- ^ Milward 1998, hlm. 34.
- ^ "Zhuozhou Celebrity — Lu Kun (涿州名人-卢坤)". Xinhua. 15 Jun 2012. Diakses tanggal February 21, 2014. (Tionghoa)
- ^ Rahul 2000, hlm. 98.
- ^ Maclay 1861, hlm. 336–337.
- ^ Maclay 1861.
- ^ Draft history of the Qing dynasty. 《清史稿》卷二百十四.列傳一.后妃傳.
- Bibliografi
- Maclay, Robert Samuel (1861). Life Among the Chinese: With Characteristic Sketches and Incidents of Missionary Operations and Prospects in China. NewYork: Carlton & Porter.
- Millward, James A. (1998). Beyond the Pass: Economy, Ethnicity, and Empire in Qing Central Asia, 1759-1864. Stanford University Press. ISBN 9780804729338.
- Rahul, Ram (2000). March of Central Asia. Indus Publishing Company. ISBN 9788173871092.
- Spence, Jonathan D. (1990). The Search for Modern China. Norton. ISBN 9780393307801.
Kaisar Daoguang Lahir: 16 September 1782 Meninggal: 25 Februari 1850
| ||
Didahului oleh: Kaisar Jiaqing |
Kaisar Cina 1820–1850 |
Diteruskan oleh: Kaisar Xianfeng |