Lompat ke isi

Okky Madasari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Okky Madasari
Okky Madasari di rumahnya di Jakarta Selatan, Juli 2015
LahirOkky Puspa Madasari
30 Oktober 1984 (umur 40)
Magetan, Indonesia
PekerjaanPengarang, Jurnalis
KebangsaanIndonesia
Periode2010 – sekarang
PenghargaanPenghargaan Sastra Khatulistiwa 2012
PasanganAbdul Khalik
Website
www.okkymadasari.net

Okky Puspa Madasari yang juga dikenal sebagai Okky Madasari adalah seorang pengarang Indonesia. Ia memenangkan sebuah penghargaan sastra yang paling dirayakan dan utama di Indonesia, Penghargaan Sastra Khatulistiwa, pada 2012 untuk novel ketiganya, Maryam.[1] Pada usia 28 tahun, ia menjadi orang termuda yang memenangkan penghargaan prestisius tersebut. Novel-novelnya masih ke daftar pendek selama tiga tahun dalam sebuah putaran pada penghargaan yang sama.

Novel pertamanya Entrok, sebuah epic tentang kehidupan dibawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless.[2][3][4][5] Dua novel lainnya, Maryam dan Pasung Jiwa, juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul The Outcast dan Bound.

Pada bulan Mei 2016, Okky menerbitkan novel kelimanya yang bercerita tentang kegagapan generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman utamanya yang disebabkan oleh kehadiran teknologi.[6]

Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada 2005 dengan Gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Pengetahuan Politik. Ia memilih untuk menjadi jurnalis dan penulis sejak kelulusannya. Pada 2012, ia mengambil jurusan sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada Juli 2014 dengan tesis berjudul Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam dan Sastra Perlawanan.

Kehidupan pribadi

Okky menikah dengan Abdul Khalik, seorang jurnalis pada surat-surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia (The Jakarta Post, 2003-2012, dan Jakarta Globe, 2012-sekarang).[7] Keduanya bertemu ketika keduanya menghadiri Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Korupsi (UNCAC) di Bali pada Januari 2008 sebelum mereka menikah pada Desember 2008. Dalam setiap novelnya, ia menjadikan suaminya sebagai pembaca pertamanya dan mitra dalam diskusi untuk gagasan pada novel-novelnya.

Buku

Entrok (2010)

86 (2011)

Maryam (2012)

Pasung Jiwa (2013)

Kerumunan Terakhir (2016)

Referensi