Lompat ke isi

Tujuh Tradisi Komunikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 September 2016 11.09 oleh Hesedandemet (bicara | kontrib) (tujuh tradisi komunikasi)

Tujuh Tradisi Komunikasi merupakan dasar-dasar dari teori-teori komunikasi yang memiliki kesamaan, sehingga dikelompokan menjadi tujuh tradisi komunikasi. Tradisi ini ditemukan oleh Robert Craig. Craig berpendapat bahwa ilmu komunikasi tidak dapat disatukan dalam satu lingkup yang besar. Teori-teori komunikasi tersebut dapat dikelompokan berdasarkan jenis-jenisnya[1].

Robert Craig menemukan cara untuk mengatur teori komunikasi yang beraneka ragam tersebut. Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa terdapat beberapa kesamaan antara teori yang satu dengan yang lainnya. Kesamaan ini disebut dengan metamodel, karena hal ini merupakan model dari teori. Craig berpendapat bahwa semua teori memiliki manfaat untuk mendukung cara pandang tertentu untuk melihat dunia.

Berikut Tujuh Tradisi Komunikasi yang dikemukakan oleh Robert Craig[2].

Tradisi Psikologi Sosial

Psikologi sosial merupakan tradisi komunikasi yang memerhatikan pentingnya interaksi yang memengaruhi proses mental dalam diri individu. Aktivitas komunikasi merupakan salah satu fenomena psikologi sosial seperti pengaruh media massa, propaganda, atau komunikasi antar personal lain.

Tradisi Cybernetik

Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi Cybernetik bberasal dari teori sistim yang menyatakan bahwa suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Tradisi cybernetic menjelaskan komunikasi sebagai sebuah sistim kontrol.

Tradisi Semiotik

Tradisi semiotik berakar dari bahasa. Tradisi ini mencoba membahas hakekat simbol yang mengandung makna tertentu dalam proses komunikasi. Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka.

Tradisi Retorika

Tradisi retorika menjelaskan konteks komunikasi antar personal dan komunikasi massa. Tradisi ini memberikan perhatian terhadap bagaimana proses-proses merancang suatu pesan yang baik sehingga komunikasi dapat berlangsung efektif.

Tradisi Sosial Budaya

Komunikasi berlangsung dalam konteks budaya tertentu, maka dari itu komunikasi memiliki pengaruh terhadap budaya suatu masyarakat.

Tradisi Kritis

Tradisi ini brangkat dari asumsi yang memerhatikan adanya kesenjangan dalam masyarakat. Dalam proses komunikasi, terdapat dominasi oleh kelompok tertentu yang membuat kelompok masyarakat lain lemah. Dengan demikian komunikasi dilihat dari sutut pandang kritis.

Tradisi Fenomenologi

Tradisi fenomenologi mengamati kehidupan sehari-hari dalam suasana ilmiah. Tradisi ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki makna dan nilai-nilai yang dianut oleh dirinya sendiri berdasarkan pengalaman pribadinya.

Referensi

  1. ^ Pengantar Teori Komunikasi 1. Penerbit Salemba. ISBN 9789791749220. 
  2. ^ Penelitian komunikasi kualitatif. PT LKiS Pelangi Aksara. 2007-01-01. ISBN 9789791283045.