Lompat ke isi

Quanzhou

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 September 2016 06.29 oleh Cun Cun (bicara | kontrib)
泉州市
Choân-chiu-chhī
[[|280px|Quanzhou is highlighted on this map]]
Tipe Admimistrasi Kota setingkat Prefektur
Luas Wilayah 11,015 km²
(tidak termasuk Quemoy)
Populasi 7.52 juta
(tidak termasuk Quemoy)
PDB Tidak Ada Data
Mayoritas Suku Bangsa Han
Kode Area 595
Kode Pos 362000

Quanzhou (Hanzi: ; Pinyin: Quánzhōu, POJ: Choân-chiu) adalah kota setingkat prefektur di sebelah tenggara provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok.[1][2][3] Quanzhou adalah salah satu dari pusat Budaya Minnan disamping Zhangzhou.

Quanzhou pernah menjadi kota pelabuhan terbesar di dunia. Pada zaman keemasannya di zaman Dinasti Song dan Dinasti Yuan, Quanzhou merupakan pelabuhan yang melayani jalur perdagangan antara Tiongkok dengan berbagai negara di dunia.[2] Ia merupakan salah satu pelabuhan "Jalur Sutra Maritim".

Nama dan julukan

Dalam dokumen lama berbahasa Bahasa Inggris, namanya ditulis pula Chinchew, Chinchu, atau Chüan-chow.[1] Pada masa sebelumnya juga dikenal sebagai Zayton, Zaytun atau Zaitun (زيتون) yang berasal dari Bahasa Arab.[3] Dari kata Zayton/Zaytun inilah asal mula nama satin, sejenis kain tenun sutra bermutu tinggi yang diproduksi oleh Tiongkok. Marco Polo menyebut Quanzhou "Zaitan".

Karena bentuk kota menyerupai ikan mas, maka kota ini dijuluki "Kota Ikan Mas".[2] Selain itu, karena pada masa lalu di kota ini banyak ditanam tanaman ci-tong (Erythrina herbacea), maka kota ini dijuluki pula "Kota Ci-tong/Ci-tong-cheng" (刺桐城).[2] 

Sejarah

Penduduk asli sebelum datangnya Bangsa Han ke Fujian adalah Bangsa Minyue.[2] Sepanjang sejarahnya, berbagai pemerintahan daerah silih berganti berdiri di wilayah Quanzhou. Kota ini sering berganti nama menurut dinasti-dinasti yang memerintah Tiongkok. Paling awal, setelah unifikasi Tiongkok oleh Dinasti Qin, sebuah prefektur didirikan di wilayah Quanzhou yang sekarang.[2] Daerah Fujian pada awalnya adalah sebuah daerah liar yang jauh dari pusat pemerintahan Tiongkok. Pada tahun 618 masa pemerintahan Dinasti Chen Selatan (557-589), sebuah prefektur didirikan di sebelah utara lembah Sungai Xi (sekarang di Kabupaten Nan'an), namun tercatat masih sejumlah kecil permukiman.[1]

Pada tahun 700 kota Wurongzhou didirikan, namun nama Quanzhou baru diberikan secara resmi pada tahun 711, tahun ke-2 masa pemerintahan Jingyun dari Dinasti Tang.[1][2] Pusat pemerintahan Quanzhou terbentuk pada tahun 718 bernama Jinjiang.[1] Pada periode Tang inilah, Quanzhou mulai berkembang menjadi kota pelabuhan besar sekaligus pusat perdagangan dengan bangsa asing di Tiongkok, disamping Kanton. Banyak Orang Persia dan Arab yang tinggal di Quanzhou. Dari abad ke-10, Quanzhou terus berkembang menjadi pusat perdagangan, mulai dari periode kekuasaan Kerajaan Min (909-960) hingga zaman Song (960-1279). Pelabuhan Kanton lama kelamaan mulai ditinggalkan oleh para pedagang asing karena masalah korupsi dan perang, kemudian pada akhirnya mereka mulai beralih ke pelabuhan Quanzhou yang lebih stabil. Selain itu ibukota kain sutra Tiongkok, Hangzhou, terletak tak begitu jauh dari Quanzhou. Menjelang pertengahan tahun 1300-an, Quanzhou berpenduduk 500.000 jiwa yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa.[3] Ratusan kapal besar dan kecil berlabuh di pelabuhannya. Marco Polo berlayar dari Quanzhou untuk kembali ke negerinya menuliskan bahwa Quanzhou dapat disamakan dengan Iskandariah sebagai salah satu kota pelabuhan terbesar di dunia pada saat itu.[3]

Quanzhou ditingkatkan statusnya menjadi Prefektur Quanzhou dari periode Dinasti Ming (1368–1644) hingga Qing (1644–1911/12).[1]

Pada awal abad ke-15, pengaruh Quanzhou mulai menurun seiring adanya larangan untuk berdagang dengan negara lain (haijin) disamping maraknya serangan bajak laut Jepang. Hubungan dagang secara diam-diam dialihkan ke Pelabuhan Yuegang di Zhangzhou.[4] Masalah lainnya adalah pelabuhan Quanzhou perlahan-lahan mengalami pendangkalan. Pada abad ke-17, kota-kota di sekitar seperti Fuzhou dan Xiamen mulai tumbuh pesat dan menyainginya sebagai kota dagang. Perannya semakin menurun, sebagian besar hubungan dagang dilakukan dengan Taiwan. Banyak orang-orang Quanzhou yang pindah ke Taiwan dan Asia Tenggara.

Pada tahun 1911, di bawah kekuasaan Republik Tiongkok, status prefektur diganti lagi dengan nama lama Jinjiang menjadi Kabupaten Jinjiang. Pada tahun 1951, Quanzhou diresmikan sebagai kota, seluruh Kabupaten Jinjiang dimerger ke dalamnya. Administrasi Kabupaten Jinjiang dipindahkan ke sebelah selatan Sungai Pujiang, setelah itu dinamakan kembali menjadi Kota Jinjiang, masih di dalam wilayah Quanzhou.[1]

Geografi

Kota ini berbatasan dengan kota-kota setingkat prefektur lainnya kecuali (Ningde dan Nanping) dan berhadapan dengan Selat Taiwan.

Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok mengklaim bahwa Kabupaten Jinmen — lebih dikenal dengan nama Quemoy — sebagai bagian dari Quanzhou, tapi wilayah tersebut sekarang ini berada di bawah yurisdiksi Taiwan.

Budaya dan bahasa

Pada masa lalu, perannya sebagai kota dagang internasional menyebabkan banyak orang asing yang tinggal di Quanzhou, bahkan kawin campur dengan orang Tionghoa.[2][3] Kota ini adalah "melting pot" terbesar di Asia pada masa jayanya. Orang-orang dari berbagai bangsa membangun tempat peribadatan agama dan pemakaman khusus untuk mereka. Bangunan-bangunan Tionghoa khas Quanzhou memperlihatkan adanya pengaruh Tang dan Song.

Ekonomi

Administrasi

Kota setingkat Prefektur Quanzhou mengepalai 4 distrik, 3 kotamadya dan 5 kabupaten.

Tokoh Quanzhou

Perguruan Tinggi

Referensi

  1. ^ a b c d e f g (Inggris)Quanzhou, britannica.com. 2016-09-06
  2. ^ a b c d e f g h (Inggris)Quanzhou A Famous Historical City Built of Stone, chinavista.com. 2016-09-06
  3. ^ a b c d e (Inggris)"Mystic Quanzhou, City of Light", amoymagic.com. 2016-09-06
  4. ^ (Inggris)Maritime Silk Road, chinahighlights.com. 2016-08-30
  • Brown, Bill (2004). Mystic Quanzhou: City of Light. Xiamen, China: Xiamen University Press.

(dalam bahasa Inggris)

Pranala luar