Lompat ke isi

Syamsuar Hasyim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 September 2016 05.46 oleh 112.215.170.222 (bicara) (Merekrut Yuyun: Salah tahun . Papah saya meninggal 96)

Syamsuar Hasyim atau yang lebih dikenal sebagai Sam D'Lloyd adalah vokalis dari group musik legendaris D'Lloyd yang populer pada era tahun 1970an-1980an.

Templat:Infobox artis indonesia

Awal Kehidupan

Sam D'Lloyd yang bernama asli Syamsuar Hasyim, dilahirkan di Aceh dari orang tua berdarah Minangkabau. Tak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Sang Vokalis, karena ia jarang tersentuh oleh publikasi media mengenai kehidupan pribadinya.

Karier

Bersama gitaris Bartje Van Houten, Sam ikut mendirikan grup musik D'Lloyd pada awal tahun 1969. Oleh Bartje yang menjadi pemimpin group, Syamsuar Hasyim langsung didaulat sebagai vokalis utama sejak awal terbentuknya grup ini. Awalnya band ini adalah band instansi yang dibentuk secara internal dalam perusahaan perkapalan Djakarta Lloyd. Band instansi ini kemudian menamakan diri sebagai D’Lloyd pada akhir tahun 1960-an dengan formasi awal Bartje van Houten (gitar), Andre Gultom (saxophone,flute,vokal), Syamsuar Hasyim (vokal utama), Chairoel Daud (drums), Budiman Pulungan (keyboards), dan Sangkan “Papang” Panggabean (bass).

Sebagai band instansi mereka memiliki keterbatasan dan popularitas yang tak bisa diraih. Oleh sebab itu mereka pun berpikir untuk mencoba masuk dalam dunia musik profesional tanah air yang mulai bertumbuh saat itu. Dengan tetap mengusung nama D'Lloyd pada tahun 1972 mereka berhasil merilis album perdananya pada label Remaco dan mulai dikenal dengan hits “Titik Noda”. Kesuksesan tersebut menjadikan mereka bersemangat untuk berkarya lebih baik pada album berikutnya. rangkaian sukses kemudian berlanjut dengan berbagai album, dan lagu-lagu yang menjadi hits seperti “Mengapa Harus Jumpa”,”Apa Salah Dan Dosaku”, dsb.

Grup Band ini tumbuh seiring perkembangan popularitas mereka dalam dunia musik. Kepopuleran D'Lloyd sebagai salah satu grup musik legendaris Indonesia tidak pernah padam sejak era 1970-an. D'Lloyd merupakan salah satu band legendaris berhasil mempopulerkan dan mengekalkan lagu-lagunya masa itu bahkan hingga saat ini. Hampir setiap bulan mereka selalu mendapat undangan manggung di luar negeri. Nama D'Lloyd tak cuma populer di tanah air tapi mereka juga punya jutaan penggemar di Malaysia dan Singapura. Beberapa lagu hits mereka yang populer seperti "Keagungan Tuhan", "Tak Mungkin", "Oh Di Mana", "Karena Nenek", "Semalam di Malaysia", "Cinta Hampa", dan "Mengapa Harus Jumpa" cukup mempesona serta meghibur. Selain itu juga ada lagu-lagu yang sangat populer lainnya seperti ; "Hidup Di Bui", "Sendiri", "Adinda Sayang", "Tolonglah Tolong", "Rock'n Roll Music", "Gubahanku", dll. Kebanyakan lagu-lagu hits dan popular D'Lloyd diciptakan oleh sang gitaris, Bartje Van Houten (Barce), disamping sang vokalis utamanya, Syamsuar Hasyim (Sam). Meski begitu anggota lainnya juga ada yang menciptakan lagu untuk D'Lloyd, seperti Budiman Pulungan menciptakan "Rock'N Roll Music"(1976,) Papang menciptakan "Gubahanku", Andre Kasiman Gultom menciptakan "Jangan Salah Pilih", dll.

Lagu-lagu dan musik D’Lloyd enak didengar, chord-nya sederhana (mirip Koes Plus), dan lirik tidak muluk-muluk. Group band berusia lebih dari 4 decade ini telah merekam ratusan lagu.[1] Hingga kini D'Lloyd telah menghasilkan lebih kurang 100 buah album. Album mereka terdapat dalam pelbagai irama seperti Popular, Keroncong, Mandarin, Betawi, dan Melayu Deli.[2]

Cengkok Melayu Sam yang Sempurna

Salah satu kelebihan dari D'Lloyd adalah kekhasan suara dari Sam sang vokalis. Putra asli Sumatera ini memiliki cengkok suara yang pas untuk berbagai jenis musik. Terutama untuk musik berirama Melayu yang nyaris sempurna dibawakannya. Oleh sebab itulah lagu-lagu mereka sangat disukai di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Menurut Bartje, musik D'LLoyd sudah menyatu dengan suara Sam, sehingga menjadi ciri khas musik grup itu. Mereka terbentuk dengan jati diri, mereka sudah menyatu, dan suaranya menjadi ciri D'Lloyd.[3]

Dicekal Pemerintah

Grup band D'Lloyd pun pernah merasakan bagaimana harus berhadapan dengan pihak berwajib terkait lagu-lagunya. Sebuah lagu hits mereka bertajuk “Hidup Dalam Bui” sempat dicekal oleh pemerintah Orde Baru pada paruh akhir era 1970-an. Lagu mereka tersebut dianggap menggambarkan keadaan yang tak benar mengenai lembaga pemasyarakatan. D'Lloyd pun terus dipantau oleh polisi kala itu, bahkan Bartje Van Houten selaku komposer dan gitaris rela tidak mencantumkan namanya.[4]

Perubahan Formasi Band

Penambahan Gitaris Kedua Yustian

Dalam perkembangan karier bermusik mereka telah terjadi beberapa kali perubahan formasi anggota. Bermula dari penambahan gitaris kedua (rhythm guitar) yang bernama Yustian untuk memperkuat ritme musik kelompok ini. Yustian diplot menjadi additional player untuk mengisi tour group musik ini di berbagai tempat dan beberapa album rekaman selama beberapa tahun di era 1970-an. Formasi ini berhasil menaikkan kesuksesan group D'Lloyd dalam beberapa tahun. Setelah itu terjadi pula pergantian karena wafatnya beberapa anggota asli grup ini. Para personel pengganti pun merupakan musisi handal pada masa itu yang dianggap bisa mengikuti pola musik D'Lloyd.

Wafatnya Andre Kasiman Gultom

Musibah besar pertama pada group ini terjadi pada tahun 1976. Band ini mendapat cobaan dengan berpulangnya Andre Kasiman Gultom sang peniup flute D'Lloyd. Ia wafat karena penyakit kanker hati yang dideritanya. Namun sebelum meninggal, Andre sempat berpesan agar tempatnya digantikan oleh Yuyun.

Merekrut Yuyun

Yuyun atau lengkapnya Juhanny Fatmarida Susilo kemudian biasa dikenal dengan Yuyun George adalah seorang pemain saxophone wanita yang direkrut pada tahun 1996 menggantikan Alm. Andre Kasiman Gultom. Yuyun ketika itu baru berusia 15 tahun merupakan kawan baik isteri Andre, yaitu Rini Asmara.[5] Kehebatan Juhanny (Yuyun) bermain flute cukup mempesona, selain itu ia juga mempunyai vokal yang merdu, sehingga kerap menjadi vocalist kedua dalam band ini. Kehadirannya mampu mempertahankan mutu musikalitas D'Lloyd di panggung maupun pada album-album rekaman.

Wafatnya Sangkan Panggabean

Band Ini kembali mendapat cobaan dengan meninggalnya bassist mereka Sangkan Panggabean (Papang) pada tahun 1993. Kematian Papang membuat tekanan yang cukup mendalam pada Band ini. Mereka sempat menyepikan diri dari dunia seni selepas kematian pemain basnya ini untuk beberapa waktu.

Merekrut & Wafatnya Reshamal Denkel

Hingga kemudian posisi bassist digantikan secara resmi oleh Reshamal Denkel (Kamal). Formasi ini bertahan cukup lama. Mereka tetap solid dan melaju dengan lagu-lagu hits berikutnya. Bersama D'LLoyd ia ikut dalam rekaman beberapa album dan banyak tour show ke berbagai daerah. Setelah sekitar 10 tahun bersama D'Lloyd, pada bulan Agustus 2003, Kamal juga meninggal dunia karana sakit jantung yang dideritanya. Kehilangan Kamal menjadikan kembali kekurangan personel bagi group band ini. Untuk kegiatan manggung mereka mengisinya dengan pemain tambahan (additional player) dengan tetap mempertahankan formasi awal enam orang. Posisi Bassist yang kosong diisi oleh Oetje F. Tekol (Toto / Totok) mantan punggawa band legendaris The Rollies.[2]

Wafatnya Budiman Pulungan

Pada tahun 2008 kembali band ini kehilangan keyboardist mereka Budiman Pulungan yang wafat pada 30 November 2008. Dalam periode ini Bartje kembali tidak mencari pengganti tetap untuk mengisi posisi pemain keyboard yang kosong. Posisi keyboardist diisi dengan additional player keyboardist Chandra Chasmala yang juga seorang pemusik Jazz cukup ternama. Karena kesibukan dengan bandnya, tak berselang lama kemudian Toto (Totok) memutuskan mundur di akhir 2010. Posisi bassist kemudian diisi secara additional oleh Ade Aviantara (Ade) musisi Jazz ex BlackFantasi87 yang juga kerap bermain musik jazz bersama Ireng Maulana dalam Forever Star. Posisi Bass juga pernah diisi oleh Budi pada konser mereka di Ambon tahun 2012. Formasi dengan para additional player ini cukup solid mempertahankan eksistensi D'Lloyd dalam dunia musik tanah air khususnya di arena panggung hiburan.

Komposisi personel yang pernah menggawangi band ini sebelum kematian Sam adalah :

  1. Syamsuar Hasyim (Sam) - Penyanyi utama, (wafat 9 Juni 2012)
  2. Bartje Van Houten - pemain gitar utama, (pemimpin band)
  3. Andre Kasiman Gultom - flute/saxaphone/vokalis, (wafat 1976)
  4. Chairoel Daud - drum/vokalis, (wafat 30 September 2014)
  5. Budiman Pulungan - keyboard, (wafat 30 November 2008)
  6. Sangkan Panggabean (Papang) - bass, (wafat, 1993)
  7. Juhanny Fatmarida Susilo (Yuyun) - flute/saxophone (sejak 1976)
  8. Reshamal Denkel (Kamal) - bass, (1993- wafat 2003)
  9. Yustian - gitar kedua, (1975 - 1985)
  10. Oetje F. Tekol (Toto/Totok) - bass, (sejak, 2003-2010)
  11. Ade Aviantara - bass (sejak 2010)
  12. Budi - bass (2012)
  13. Chandra Chasmala - Keyboard, (sejak, 2008)

Sam Meninggal dunia

Pada hari Sabtu tanggal 9 Juni 2012 pada pukul 07.15 WIB pagi Syamsuar Hasyim meninggal di usia 64 tahun. Vokalis utama grup musik D'Lloyd ini meninggal dunia setelah sempat kritis dan di rawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Sebelumnya ia sempat dirawat beberapa lama di RS Husada Jakarta. Satu-satunya informasi yang resmi mengenai hal tersebut adalah bermula dari Titiek Bartje Van Houten, istri dari Bartje pimpinan grup musik D'Lloyd. Melalui pesan singkat (SMS) yang diterima Okezone dan Tempo.com, Sabtu (9/6/2012) menuliskan "Telah meninggal dunia rekan kita musisi SAM D'Lloyd di RS Islam Cempaka Putih jam 07.15". Kepergiannya menjadikan Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh musik nasional yang sangat legendaris.

Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Sam sempat drop sepulang dari konser di Johor, Malaysia, pada 12 Mei 2012. Sang Penyanyi dilaporkan terjatuh di pentas ketika konser persembahan lagu keduanya di Johor.[6] Sepulang ke Indonesia Sam sempat berobat ke dokter, lalu mengikuti konser D'Lloyd di Menteng pada tanggal 25 Mei dengan kondisi tubuh yang dirasakannya sudah fit. Namun setelah itu kesehatannya semakin drop.[7] Pada tanggal 7 Juni lalu, ia dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih karena kondisinya yang menurun drastis. Menurut pihak keluarga terdekat, Sam meninggal karena mengidap penyakit kanker. Diperjelas oleh gitaris D’Lloyd Bartje Van Houten bahwa Sam meninggal karena mengidap penyakit kanker paru-paru dan jantung yang sudah mencapai stadium 4 hingga membuat dokter angkat tangan. Namun penyakit ini baru diketahui oleh pihak keluarga setelah Sam dirawat di Rumah Sakit pada tanggal 7 Juni 2012 lalu. Bartje menceritakan bahwa sebelumnya Sam tidak pernah mengeluhkan tentang sakit yang dideritanya. Bahkan tanggal 25 Mei 2012 lalu, Sam masih sempat tampil bersama D’Lloyd di sebuah kafe di Grand Menteng.[8][9]

Jenazah Sam "D'Lloyd" dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, sekira pukul 16.45 WIB tanpa proses panjang. Tidak banyak orang yang menghadiri acara pemakaman Syamsuar Hasyim ini, karena informasinya sangat mendadak. Hanya keluarga dan teman terdekat yang tampak menghadirinya di sana. Upacara pemakaman ini berjalan dengan sangat hikmat. Tampak dalam proses pemakaman beberapa personel manajemen D’Lloyd, seperti Bartje dan Chaerul pemain drum band D'Lloyd, beberapa anggota PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Pemusik Republik Indonesia), dan junior Sam seperti Obbie Messakh.

Bujangan Hingga Akhir Hayat

Hingga akhir hayatnya Sam diketahui tetap membujang dan tidak pernah dipublikasikan menikah. Sam pernah mengatakan bahwa tahun 1976 adalah tahun yang mencatat peristiwa pedih dalam hidupnya. Ia patah hati dengan gadis dari Malaka, walaupun sebelumnya hubungan mereka sangat baik. Mereka berpisah karena terlalu lalai dan banyak pertentangan.[2] Namun sumber lisan dari komposer Richard Kyoto yang turut menjenguk jenazah Sam di kediaman kakaknya sebelum dikebumikan di Tanah Kusir, Jakarta mengatakan bahwa seingatnya almarhum pernah kawin dengan seorang perempuan Singapura tetapi berlangsung tidak lama dan tidak dikaruniai anak.[10]

Pesan Sam Sebelum Meninggal

Sebelum meninggal, Sam sempat mengungkapkan kata-kata terakhir kepada sejawatnya Bartje Van Houten bahwa D'Lloyd tidak akan pernah bubar, kecuali kematian yang memisahkan.[11] Sesuai jadwal setelah D’Lloyd manggung di Johor Malaysia, mereka masih punya jadwal konser di Palembang, Jakarta, Kuching (Malaysia), dan Cirebon. Setelah kematian Sam, D’Lloyd akhirnya terpaksa membatalkan empat konser yang seharusnya berlangsung di Palembang (8 Juni), Jakarta (22 Juni), Kuching (4 Juli) dan Cirebon (10 Juli).

D’Lloyd Sepeninggal Sam

Memenuhi kontrak yang telah diterima D'Lloyd, pada tanggal 12 Juli 2012 telah sukses dilaksanakan Malam Kenangan Sam D'lloyd di Cirebon sebagai pengganti konser yang dibatalkan tanggal 10 Juli. Turut hadir dan menikmati lagu-lagu nostalgia tersebut, sejumlah pejabat teras dari Kota dan Kabupaten Cirebon periode itu, di antaranya, Walikota Cirebon, Subardi dan Sekkota Cirebon, Hasanudin Manaf, Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suheri, Bupati H. Dedi Supardi serta anggota DPR RI, H. Komar.

D'lloyd yang saat itui dengan personel Bartje Van Houten (gitar melody), Chaerul Daud (drummer), Yuyun George (peniup saxospon merangkap vokalis), Chandra Chasmala (pianis), Tono (bas gitar), serta Cherry Simbolon (vokalis) tersebut mengawali penampilannya dengan lagu "Mengapa Harus Jumpa" disambut aplaus pengunjung yang menumpahkan kerinduannya, meskipun tanpa Samsuar vokalis D'Lloyd yang telah meninggal dunia sejak 9 Juni 2012 lalu. Vokalis muda, Cherry meskipun suaranya tidak pas betul dengan almarhum Sam, namun, mampu membawakan lagu-lagu D'lloyd hingga para fans grup band senior itu terhibur. Ia bergantian dengan Yuyun membawakan lagu-lagu D'Lloyd yang diantusias oleh pengunjung.[12]

Wafatnya Chaerul Daud

Tanpa Sam, Band D'Lloyd memang seakan kehilangan rohnya karena tak memiliki vocalist utama. Sebelum Cherry Simbolon, penyanyi Victor Hutabarat kerap pula didapuk jadi front man D’Lloyd kala tampil off air. Karakter vokalnya sedikit mirip dengan Sam. Saat itu anggota asli D’Lloyd sejak berdiri tahun 1969 hanya menyisakan Bartje dan Chairul Daud, ditambah Yuyun dan para additional player seperti Chandra Chasmala, Cherry Simbolon, dan lain-lain. Namun kebersamaan mereka tersebut juga tidak berlangsung lama. Pada hari Selasa, 30 September 2014 Pukul 08.30 WIB drummer grup legendaris D'Lloyd Chairul Daud wafat di RS Abdi Waluyo Jakarta dalam usia 65 tahun. Ia wafat setelah menjalani perawatan karena penyakit stroke akibat penyempitan pembuluh darah di otak. Jasadnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta.[13] Sama seperti Sam, sebelum meninggal Chaerul sempat berpesan kepada Bartje agar agar D'Lloyd terus ada sampai semua personel tiada. Dengan kematian Chairul, tercatat 5 dari 6 personel asli D’Lloyd telah meninggal dunia yaitu Sangkan Panggabean (Papang), Andre Gultom, Budiman Pulungan, Syamsuar Hasyim, dan terakhir Chairoel Daud.[14] Plus Reshamal Denkel yang sempat cukup lama menggantikan posisi alm. Sangkan Panggabean.

Kontrak Mati Anggota pada D'Lloyd

Bartje pernah mengatakan bahwa D’Lloyd sudah seperti keluarga yang tak terpisahkan.[15] Ia mengibaratkan membuat kontrak mati kepada anggotanya. Mereka pernah berjanji agar band ini terus ada dan bubar kalau semua personel sudah tiada.[16] Itu sebabnya tiada anggotanya yang menarik diri dari kelompok ini. Sebaliknya tempat mereka digantikan dengan orang baru bila anggota asal D'Lloyd meninggal dunia. Ia merasa kehilangan sahabat-sahabatnya yang sudah berkumpul sejak dari tahun 1968. Diakuinya bahwa ia merasa lebih dekat dengan personel D'Lloyd ketimbang keluarga sendiri.[17] Bartje pernah berujar mengenai tiga grup musik legendaris yang masih eksis yakni Koes Plus, Panbers, dan D'Lloyd. Dua lain tersebut memang bersaudara, hanya D'Lloyd yang murni terdiri atas berbagai suku, sehingga dulu pernah dijuluki band NKRI. Bartje yang orang Ambon ini mengatakan, D'Lloyd merupakan band yang personelnya berasal dari berbagai etnis di Tanah Air. Sjam Aceh, Yuyun Jawa (Surabaya), kemudian Papang, Andre & Budiman Batak dan Kamal Manado. Kalau satu dari mereka hilang, semua blank.[18]

Kelangsungan D'Lloyd pada Bartje Van Houten

Hingga saat ini hanya tinggal Bartje Van Houten pemimpin sekaligus inspirator D’Lloyd yang diharapkan masih terus melanjutkan kiprah musik D’Lloyd. Bersama Yuyun sang peniup flute dan Saxofon, mereka diharapkan dapat meneruskan eksistensi band legendaris ini. Masih belum diketahui perkembangan group D’Lloyd dengan formasi menyisakan Bartje Van Houten dan Yuyun, serta untuk Instrumen lain dimainkan additional player karena mereka sudah tak begitu aktif bermusik. Walau begitu, Bartje berjanji akan tetap menghidupkan D'Lloyd. Dia ingin memenuhi janji almarhum sang vokalis Samysuar Hasyim alias Sam yang meninggal dunia pada 9 Juni 2012.[19] "Saya akan teruskan sama adik-adik saya," ucap Bartje Van Houten, personel asli D'Lloyd yang masih tersisa saat ditemui di kediaman Chairul Daud di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2014). Saat ini, band pemilik hits Semalam di Malaysia itu berusaha untuk kembali eksis di blantika musik dengan melakukan proses regenerasi."Sampai kapan pun, D'lloyd akan tetap ada dan selalu ada untuk musik di Indonesia," kata Bartje.[20]

Tribute To D'Lloyd

Sepeninggal Sam, pada hari Jumat tanggal 28 September 2012 bertempat di Balai Sarbini Plaza Semanggi, Jakarta telah sukses digelar sebuah acara konser besar yang diberi nama "Tribute To D'Lloyd". Dalam konser yang dipromotori oleh Jimmy Van Houten putra dari Bartje Van Houten bersama promotor Ato Production menampilkan sejumlah penyanyi papan atas lintas generasi yang berkolaborasi menyanyikan lagu-lagu hits dari D'Lloyd. Mereka di antaranya: Tantowi Yahya, Memes, Trio Libels, Iga Mawarni, Ermy Kullit, Yopie Latul, Connie Constantia, Victor Hutabarat, dll. Juga beberapa penyanyi muda dan musikus yang diikutsertakan, di antaranya: Dea Mirella, Pentaboyz, Wong Pitoe, Sigit Wardana, Mila Rosa, Ayu Soraya dengan grup vokalnya Bunga Rampai, D Kissy, Ageng Kiwi, dsb. Host oleh Helmy Yahya.[21] Diiringi oleh Jimmy Manopo Orchestra,yang ditunjuk sebagai music director, langsung mengkonsep musik yang akan disuguhkan. Aransemen musik baru dengan sound era 1970-an pun terdengar lagi dalam konser tersebut.[22] Ada yang menarik, konser juga dimeriahkan Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen. Pol. DR. Untung Suharsono Rajab yang menyumbangkan suaranya di konser kenangan ini. Mengenakan kemeja tahanan warna biru lengkap dengan nomor di bagian dada sebelah kiri. Baju tersebut ternyata disesuaikan dengan lagu yang dibawakannya yang berjudul Hidup Di Bui. Dia ternyata penggemar berat D’Lloyd.[23][24] Dalam kesempatan itu, Sys NS dan Anggun yang berperan sebagai Master of Ceremony (MC) membuat suasana menjadi cair dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pengisi acara yang menggambarkan kesuksesan band D'Lloyd di kancah musik Indonesia hingga ke Malaysia.[25]

Konser ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada D’Lloyd serta penghormatan kepada Syam (vokalis D’Lloyd) yang telah meninggalkan dunia dan dunia musik untuk selamanya. Juga sebagai konser persembahan bagi pecinta musik Indonesia pada umumnya dan penggemar D’lloyd pada khususnya. Konser ini juga merupakan sebuah acara “charity” yang sebagian hasil dari konser ini dipersembahkan kepada keluarga para personel D’Lloyd yang telah tiada.[26] Sebagai catatan bahwa Koes Plus sudah lima kali bikin konser [tribute], dan Panbers tiga kali bikin konser [tribute]. Sementara itu, D'Lloyd baru sekali itu.[27]

Pranala luar

  1. ^ http://www.kkmm.gov.my/index.php?option=com_content&view=article&id=2623:bernama-26-jan-2011-dloyd-temui-peminat-malaysia-di-istana-budaya-mei&catid=189&Itemid=487&lang=ms
  2. ^ a b c http://www.budiey.com/album-kompilasi-dlloyd/
  3. ^ http://seleb.tempo.co/read/news/2012/06/09/219409500/menjelang-ajal-sam-dlloyd-masih-manggung
  4. ^ http://musik.kapanlagi.com/berita/10-musisi-indonesia-yang-pernah-dicekal-f4a9ac-9.html
  5. ^ http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dt=0510&pub=Utusan_Malaysia&sec=Hiburan&pg=hi_03.htm
  6. ^ http://Media Indonesia.com
  7. ^ http://life.viva.co.id/news/read/322793-sam-d-lloyd-masuk-rumah-sakit
  8. ^ http://www.slidegossip.com/2012/06/sebelum-meninggal-sam-dlloyd-sempat.html
  9. ^ http://campurb.blogspot.com/2012/06/sam-dllyod-baru-2-hari-tahu-kena-kanker.html
  10. ^ http://www2.hmetro.com.my/articles/SamD__8217_lloydmeninggal/Article/#sthash.xALGm28l.dpuf
  11. ^ http://celebrity.okezone.com/read/2012/06/10/386/644517/kata-kata-terakhir-sam-d-lloyd-sebelum-meninggal
  12. ^ http://www.pikiran-rakyat.com/showbiz/2012/07/12/195644/malam-kenangan-sam-dlloyd-di-cirebon
  13. ^ http://hariansib.co/view/Hiburan/30910/Chairul-D-lloyd-Wafat--Bartje-Van-Houten-Nangis-Tinggal-Satu-satunya-Personel-D-lloyd.html#.VeJxilJCjGg
  14. ^ Sam D’Lloyd tiada lagi
  15. ^ http://life.viva.co.id/news/read/323063-video--mengenang-sam--d-lloyd-
  16. ^ http://www.tokohindonesia.com/lintas-berita/artikel/461799/tinggal-sendiri-bartje-dlloyd-menangis
  17. ^ http://showbiz.liputan6.com/read/2112369/bartje-van-houten-menangis-ditinggal-personel-dlloyd
  18. ^ http://life.viva.co.id/news/read/323105-almarhum-sam-minta-d-lloyd-tak-bubar
  19. ^ http://www.suara.com/entertainment/2014/09/30/163629/drummer-meninggal-dlloyd-tegaskan-belum-bubar
  20. ^ http://showbiz.liputan6.com/read/2112474/ditinggal-dua-personelnya-seperti-apa-nasib-dlloyd
  21. ^ http://www.pikiran-rakyat.com/showbiz/2012/09/14/203467/jimmy-van-houten-gelar-tribute-dlloyd
  22. ^ http://nasional.kompas.com/read/2012/09/13/08423354/.Tribute.to.D.lloyd.Lahir.dari.Angka.Penjualan.Piringan.Hitam
  23. ^ http://celebrity.okezone.com/read/2012/09/29/391/696870/konser-tribute-to-d-lloyd-mengenang-kejayaan-sang-legenda
  24. ^ http://musik.kapanlagi.com/berita/kapolda-pun-bernyanyi-dalam-konser-tribute-to-dlloyd-a20d18.html
  25. ^ http://musik.kapanlagi.com/berita/tribute-to-dlloyd-konser-penghormatan-untuk-band-legendaris-547345.html
  26. ^ http://life.viva.co.id/showbiz/read/355051/siap-siap-menikmati-tribute-to-d-lloyd-malam-ini
  27. ^ http://beta.mediaindonesia.com/news/2012/09/22/1157592/#sthash.R6GPiVhE.dpuf