Lompat ke isi

Tivoli, Italia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tivoli
Comune di Tivoli
Daya tarik utama Tivoli; searah jarum jam dari kiri atas: pemandangan air mancur besar di Villa d'Este, kastel Rocca Pia, panorama kota; katedral, Teater Maritim di Villa Hadrianus, Kuil Vesta.
Daya tarik utama Tivoli; searah jarum jam dari kiri atas: pemandangan air mancur besar di Villa d'Este, kastel Rocca Pia, panorama kota; katedral, Teater Maritim di Villa Hadrianus, Kuil Vesta.
NegaraItalia
WilayahLazio
ProvinsiRoma
Pembentukan Romawi338 SM
Pemerintahan
 • Wali kotaGiuseppe Proietti
Luas
 • Total68 km2 (26 sq mi)
Ketinggian
235 m (771 ft)
Populasi
 (30 September 2015)
 • Total56.685
 • Kepadatan830/km2 (2,200/sq mi)
DemonimTiburtini
Zona waktuUTC+1 (CET)
 • Musim panas (DST)UTC+2 (CEST)
Kode pos
00019
Kode area telepon0774
Santo/a PelindungSan Lorenzo
- Hari10 Agustus
Situs webSitus web resmi

Tivoli (Italia: [ˈtiːvoli]; nama kuno: Tibur) adalah suatu kota dan comune di Lazio, Italia tengah, sekitar 30 kilometer (19 mil) sebelah timur dan timur laut Roma, pada air terjun dari Sungai Aniene yang mengeluarkannya dari perbukitan Sabina. Kota ini menyajikan suatu pemandangan luas atas Campagna Romana.

Sejarah

Gaius Julius Solinus mengutip Origines, karya Marcus Porcius Cato yang telah hilang, yang menyebutkan bahwa kota ini didirikan oleh Katilus orang Arkadia, putra Amfiaraus, yang datang ke sini setelah lolos dari pembantaian di Thebes, Yunani. Katilus dan ketiga putranya, yaitu Tiburtus, Koras, dan Katilus, mengusir suku Siculi dari dataran tinggi Aniene dan mendirikan sebuah kota yang mereka namakan Tibur untuk menghormati Tiburtus. Menurut suatu laporan yang lebih historis, Tibur adalah sebuah koloni dari Alba Longa. Jejak sejarah seputar pemukiman di area ini dapat ditelusuri hingga abad ke-13 SM. Nama kota ini mungkin memiliki akar kata yang sama dengan Sungai Tiberis dan praenomen Latin Tiberius.[1]

Vergilius (Virgil), dalam Aeneid karyanya, menjadikan Koras dan Katilus yang lebih muda sebagai saudara kembar serta pemimpin-pemimpin pasukan militer dari Tibur yang membantu Turnus.

Sejak zaman Etruskan, Tibur sebagai sebuah kota suku Sabini merupakan tempat kedudukan Sibilla Tiburtina. Terdapat dua kuil kecil di atas air terjun, rotunda secara tradisi dikaitkan dengan Vesta dan yang berbentuk persegi dikaitkan dengan Sibil dari Tibur, yang disebut Varro Albunea, nimfa air yang dipuja di tepi Sungai Anio sebagai Sibil kesepuluh yang ditambahkan pada sembilan yang disebutkan para penulis Yunani. Dalam hutan di dekatnya, Faunus mempunyai sebuah tanaman sakral. Pada zaman Romawi, Tibur tetap memiliki arti penting tertentu, berada pada jalan (Via Tiburtina, diperpanjang sebagai Via Valeria) yang harus dilalui orang Romawi untuk menyeberangi daerah pegunungan Apennini menuju Abruzzo, wilayah tempat tinggal beberapa musuh utamanya seperti suku Volsci, Sabini, dan Samnit.

Zaman Romawi

Lanskap yang melukiskan Kuil Vesta di Tivoli, karya Adam Elsheimer, ca 1600.

Pada awalnya Tibur adalah sekutu independen Roma, dan juga menjalin aliansi dengan bangsa Galia pada tahun 361 SM. Masih terdapat sisa-sisa reruntuhan tembok pertahanannya dari periode tersebut, di opus quadratum. Namun, pada tahun 338 SM, Tibur ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Kota ini memperoleh kewarganegaraan Romawi pada tahun 90 SM dan menjadi suatu daerah peristirahatan yang terkenal karena keindahannya dan airnya yang baik, serta dipenuhi banyak villa Romawi. Yang paling terkenal, yang reruntuhannya masih ada hingga sekarang, adalah Villa Adriana (Villa Hadrianus). Maecenas dan Augustus juga memiliki villa-villa di Tibur, bahkan Horatius sang penyair memiliki sebuah villa sederhana: ia dan Catullus serta Statius menyebutkan Tibur dalam puisi-puisi mereka. Pada tahun 273, Zenobia, ratu Palmyra yang tertawan, ditugaskan tinggal di sini oleh Kaisar Aurelianus. Kuil Herkules sang Pemenang dari abad ke-2 sedang dalam proses penggalian. Piazza del Duomo yang sekarang menempati forum Romawi.

Air terjun Tivoli, karya Christian Wilhelm Ernst Dietrich, 1745–1750.

Nama kota ini kemudian menggunakan bentuk halus menjadi Tiburi, bukan Tibur, dan mengalami perubahan menjadi Tibori hingga Tiboli, yang akhirnya menjadi Tivoli.[butuh rujukan] Tetapi penduduknya masih disebut Tiburtini dan bukan Tivolesi.

Pada tahun 547, dalam masa Perang Goth, kota ini dibentengi oleh jenderal Bizantin Belisarius, namun kemudian dihancurkan oleh pasukan Totila. Setelah perang berakhir, kota ini menjadi suatu kadipaten Bizantin, kemudian menjadi bagian dari Negara-Negara Kepausan. Setelah Italia ditaklukkan oleh Charlemagne, Tivoli berada di bawah otoritas seorang conte, mewakili sang kaisar.

Abad Pertengahan

Sejak abad ke-10 dan selanjutnya, Tivoli, sebagai suatu komune independen yang dikelola oleh para konsul terpilih, merupakan rival Roma yang paling agresif dalam perebutan kendali atas kawasan Lazio tengah yang miskin. Kaisar Otto III menaklukkannya pada tahun 1001, dan Tivoli jatuh di bawah kendali kepausan. Bagaimanapun, Tivoli berhasil mempertahankan suatu tingkat kemandirian sampai abad ke-15: simbol-simbol kekuatan kota adalah Istana Arengo, Torre del Comune, dan gereja St. Mikael, yang semuanya dibangun dalam periode ini, sebagaimana juga jajaran tembok baru (diresmikan pada tahun 1155), yang dibutuhkan karena meningkatnya populasi. Kenangan atas gejolak internal dalam kehidupan bermasyarakat terdapat dalam rupa rumah-rumah menara yang dapat dilihat di Vicolo dei Ferri, Via di Postera, Via del Seminario, dan Via del Colle.

Pada abad ke-13, Roma memberlakukan pembayaran upeti pada kota ini dan menunjuk seorang conte untuk memimpin kota ini bersama dengan para konsul setempat. Pada abad ke-14, Tivoli berpihak pada faksi Guelfi dan sangat mendukung Paus Urbanus VI dalam menentang Anti-Paus Klemens VII. Raja Ladislaus dari Sisilia dua kali dipukul mundur dari kota ini, sebagaimana juga yang terjadi pada condottiero terkenal bernama Braccio da Montone.

Di kota ini juga terdapat suatu komunitas Yahudi.[2][3]

Kastel Rocca Pia, dibangun pada tahun 1461 oleh Paus Pius II.
Suatu area kecil di kota tua.
Taman Villa d'Este dengan air mancur Rometta dan pemandangan pekarangannya.

Renaisans

Selama Abad Renaisans, para paus dan kardinal tidak membatasi program pengindahan yang mereka lakukan pada Roma saja, dan mendirikan bangunan-bangunan di Tivoli juga. Pada tahun 1461, Paus Pius II membangun kastel Rocca Pia untuk mengendalikan masyarakat yang selalu bergolak, dan sebagai suatu simbol kekuasaan temporal kepausan di sini.

Sejak abad ke-16, kota ini melanjutkan pembangunan berbagai villa. Yang paling terkenal yaitu Villa d'Este, termasuk salah satu Situs Warisan Dunia, yang konstruksinya dimulai pada tahun 1550 oleh Pirro Ligorio atas permintaan Kardinal Ippolito II d'Este. Villa tersebut banyak dihiasi beragam fresko karya pelukis-pelukis terkenal dari Mannerisme Roma akhir seperti Girolamo Muziano, Livio Agresti (salah seorang dari "mazhab seni Forlì"), dan Federico Zuccari. Pada tahun 1527, Tivoli dijarah oleh kawanan pendukung Kaisar Karl V dan keluarga Colonna; arsip-arsip penting hancur karena serangan tersebut. Pada tahun 1547, Tivoli kembali diduduki oleh Adipati Alba dalam perang melawan Paus Paulus IV, dan pada tahun 1744 oleh bangsa Austria.

Pada tahun 1835, Paus Gregorius XVI membangun Villa Gregoriana, sebuah kompleks villa yang mengitari air terjun Sungai Aniene. "Air Terjun Besar" dibuat melalui sebuah terowongan di Monte Catillo, untuk menyediakan jalan keluar bagi arus air dari Sungai Aniene sehingga mampu melindungi kota dari penggenangan sebagaimana terjadi sebelumnya saat banjir yang menghancurkan kawasan ini pada tahun 1826.

Zaman modern

Pada tahun 1944, Tivoli mengalami kerusakan besar karena pengemboman oleh pasukan Sekutu, yang menghancurkan keseluruhan Gereja Yesus yang dikelola Yesuit.[4] Reputasi Tivoli sebagai suatu resor elegan dan ketenaran taman-taman di Villa d'Este telah mengilhami penggunaan nama Tivoli pada situs-situs lainnya.

Sinagoga Wörlitz di Dunia Taman Dessau-Wörlitz merupakan sebuah replika Kuil Vesta di Tivoli.[5]

Iklim

Tivoli beriklim Mediterania dengan musim panas yang hangat dan kering serta musim dingin yang dingin dan basah.

Data iklim Tivoli
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 12.3
(54.1)
13.8
(56.8)
16
(60.8)
19.1
(66.4)
23.6
(74.5)
27.8
(82.0)
31.6
(88.9)
31.3
(88.3)
27.6
(81.7)
22.5
(72.5)
16.9
(62.4)
13.3
(55.9)
21.3
(70.4)
Rata-rata terendah °C (°F) 1.9
(35.4)
2.9
(37.2)
4.5
(40.1)
7
(44.6)
10.4
(50.7)
14
(57.2)
16.4
(61.5)
16.6
(61.9)
14.1
(57.4)
10.2
(50.4)
6.2
(43.2)
3.2
(37.8)
8.9
(48.1)
Presipitasi mm (inci) 74
(2.9)
74
(2.9)
61
(2.4)
66
(2.6)
56
(2.2)
43
(1.7)
28
(1.1)
46
(1.8)
71
(2.8)
89
(3.5)
104
(4.1)
86
(3.4)
798
(31.4)
Sumber: [6]
Air terjun kecil di bawah Ponte Gregoriano.

Ekonomi

Tambang-tambang di Tivoli menghasilkan travertin, suatu batuan kalsium karbonat putih tertentu yang digunakan dalam pembangunan sebagian besar monumen Romawi. Tenaga air dari air-air terjunnya menyuplai daya listrik yang menerangi Roma. Lereng-lereng perbukitan di sekitarnya diselimuti kebun-kebun zaitun, anggur, dan perkebunan lainnya. Industri lokal yang terpenting di sini adalah pembuatan kertas.

Bagian atas Kuil Tosse.
Interior Katedral Tivoli, San Lorenzo.

Destinasi wisata utama

  • Villa Adriana (Hadrianus), termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1999
  • Villa d'Este, termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2001
  • Villa Gregoriana
  • Rocca Pia, sebuah benteng abad ke-15 yang dibangun pada tahun 1461 dalam periode Paus Pius II untuk menangkal konflik perkotaan antara keluarga Colonna dan Orsini
  • Kuil Vesta
  • Kuil "Sibilla Tiburtina" (tidak diketahui sebenarnya didedikasikan kepada siapa). Dibangun pada abad ke-2 SM pada suatu platform buatan di akropolisnya. Bangunan itu dikarakterisasi dengan adanya kolom-kolom Ionik (hanya dua yang masih terlestarikan saat ini), luasnya 1.590 x 915 meter (5.217 x 3.002 ft). Interiornya dihiasi beragam fresko dan stuko, namun sekarang telah hilang. Sebuah bangunan gereja, yang didedikasikan untuk St. Georgius, diketahui keberadaannya di situs tersebut sekurang-kurangnya tahun 978 M.
  • Sanctuarium Herkules sang Pemenang (abad ke-2 SM). Sekarang tinggal reruntuhan, merupakan salah satu struktur terbesar di Italia tengah pada waktu itu, dan terletak di luar kota kuno, pada jalan menuju Samnium. Dengan luas 188 x 140 meter (617 x 459 ft), situs itu meliputi sebuah teater, sebuah lapangan besar dengan portico (serambi bertiang), dan kuil. Situs itu dapat dicapai melalui serangkaian teras, serupa dengan Sanctuarium Fortuna Primigenia di Palestrina. Di tempat ini juga diselenggarakan salah satu dewan musisi yang paling sering dikunjungi pada zaman Italia Romawi.
  • Katedral Tivoli (Duomo di Tivoli, dibangun kembali pada tahun 1635–41)
  • Kuil Romawi Tosse, terletak di dekat Kuil Herkules dan Villa d'Este; tarikhnya mungkin awal abad ke-4 M. Strukturnya melingkar dengan sebuah lubang dalam kubah berdiameter 12-meter (39 ft). Pada abad ke-10, bangunan itu diubah menjadi gereja yang didedikasikan untuk Perawan Maria.

Lain-lain

Taman Tivoli, suatu taman bermain terkenal di Denmark, mengacu pada Jardin de Tivoli di Paris yang dinamai menggunakan nama kebun-kebun Villa d'Este di Tivoli.

Referensi

Pemandangan Tivoli karya Hendrik Frans van Lint, 1731.
  1. ^ George Davis Chase, "The Origin of Roman Praenomina", in Harvard Studies in Classical Philology, vol. VIII (1897)
  2. ^ Lazio Itinerari ebraici. I luoghi, la storia, l'arte. Editore Marsilio, 1997 ISBN 883176795X
  3. ^ Filippo Alessandro Sebastiani, Viaggio a Tivoli antichissima città latino-sabina fatto nel 1825, Foligno 1828 - pag. 108 [1]
  4. ^ [2] Seventieth anniversary of the bombing of Tivoli
  5. ^ Rachel Wischnitzer, Architecture of the European Synagogue, Jewish Publication Society, 1964, pp. 158–9
  6. ^ "Tivoli historic weather averages in Italy". Intellicast. Diakses tanggal 26 March 2009. 

Pranala luar

 Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "Tivoli". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton.