Lompat ke isi

Hipopituitarisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Oktober 2016 03.30 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (clean up, replaced: malfungsi → malafungsi using AWB)
Gambar kelenjar endokrin utama di dalam tubuh. Hormon yang dihasilkan hipofisis mengatur kerja kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar gonad

Hipopituitarisme adalah kelainan pada hipofisis yang ditandai dengan sekresi beberapa hormon dalam jumlah rendah.[1][2][3] Hipopituitarisme disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar hipofisis anterior.[1][2][3] Penderita hipopituitarisme akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, malafungsi pada sistem reproduksi, kerapuhan pada tulang, dan obesitas.[2][3]

Sebab

Hipopituitarisme disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar hipofisis anterior sehingga produksi hormon menurun.[1][2][3] Kelenjar hipofisis anterior dapat mengalami kerusakan bila terjadi infeksi (bakteri dan virus) atau radang, penyakit autoimun, tumor, nekrosis (sindrom Sheehan), dan trauma.[1][2][3] Seseorang yang sedang menjalani terapi radiasi atau wanita yang melahirkan dan mengalami tekanan darah rendah serta kehilangan banyak darah lebih berpotensi untuk mengalami hipopituitarisme.[1][2][3]

Gejala

Gejala umum yang dapat dirasakan oleh penderita hipopituitarisme adalah gangguan pengihatan dan edema pada pupil.[2] Jika penderita hipopituitarisme mengalami kekrangan gonadotropin, maka akan muncul gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi.[1][2] Gangguan meliputi keterlambatan pubertas pada anak-anak, amenorea dan atrofi rahim pada wanita, dan penurunan jumlah sperma serta impotensi pada pria.[1][2] Jika hipopituitarisme menyebabkan penurunan produksi hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan menjadi lambat, tubuh pendek, pertumbuhan otot buruk, emosi tidak stabil, serta penurunan produksi prolaktin.[2]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Baughman, Diane C.; Hackley, JoAnn C. . 1996 . Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku Dari Brunner & Suddarth . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 979-448-509-8
  2. ^ a b c d e f g h i j Baradero, Mary; Dayrit, Mary Wilfrid; Siswandi, Yakobus . 2009 . Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan Keperawatan . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 978-979-448-950-5
  3. ^ a b c d e f Corwin, Elizabeth J. . 2008 . Handbook of Pathophysiology, 3rd Ed . USA: Lippincott Williams & Wilkins . ISBN 978-979-448-988-8