Johor Bahru
Johor Bahru
Tanjung Puteri / Iskandar Puteri | |
---|---|
Transkripsi Lain-lain | |
• Jawi | جوهر بهرو |
• Tionghoa Sederhana | 新山 |
• Pinyin | Xīnshān |
• Tamil | ஜொகூர் பாரு |
Julukan: JB, Bandaraya Selatan | |
Motto: Berkhidmat, Berbudaya, Berwawasan | |
Negara | Malaysia |
Negara bagian | Johor |
Kawasan administratif | Daftar |
Didirikan oleh Temenggong Daeng Ibrahim | 10 Maret 1855 (sebagai Tanjung Puteri) |
Meraih status kota | 1 Januari 1994 |
Pemerintahan | |
• Walikota | Haji A. Rahim Haji Nin |
Luas | |
• Kota dan Ibukota Negara Bagian | 220,00 km2 (8,000 sq mi) |
Ketinggian | 32 m (105 ft) |
Populasi (2010)[3] | |
• Kota dan Ibukota Negara Bagian | 497.067 |
• Metropolitan | 1.805.000 |
• Demonim | Orang Johor Bahru |
Zona waktu | UTC+8 (MST) |
• Musim panas (DST) | UTC+8 (Tidak diobservasi) |
Kode pos | 79xxx sampai 81xxx |
Kode kawasan | 07 |
Pendaftaran kendaraan | J |
Situs web | www |
Johor Bahru (pengucapan bahasa Malaysia: [ˈjohorˈbahru], yang awalnya dikenal sebagai Tanjung Puteri atau Iskandar Puteri dalam bahasa Melayu, adalah ibukota negara bagian Johor, Malaysia. Menurut sensus Malaysia 2010, Johor Bahru memiliki populasi sejumlah 497,067 dan merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut dan kota paling selatan di Semenanjung Malaya. Johor Bahru terhubung dengan Singapura melalui Jalan Penghubung Johor–Singapura.
Johor Bahru didirikan pada 1855 dengan nama Iskandar Puteri ketika Kesultanan Johor berada di bawah pengaruh Temenggong Daeng Ibrahim. Kota tersebut diadministrasikan dari Telok Blangah di Singapura. Kawasan tersebut secara bertahap berkembang menjadi sebuah pusat agribudaya ketika orang-orang Tionghoa dan Jawa bermigrasi ke kawasan tersebut. Kawasan tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" pada 1862 dan menjadi ibukota Kesultanan ketika pusat administrasi Kesultanan dipindahkan kesana dari Telok Blangah di Singapura. Pada masa pemerintahan Sultan Abu Bakar, terdapat pengembangan dan modernisasi terhadap kota tersebut; dengan pembangunan gedung-gedung administratif, sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, dan jalur-jalur kereta api yang terhubung ke Singapura. Pada Perang Dunia II, Jepang menggunakan Istana Bukit Serene sebagai basis utama mereka untuk meluncurkan serangan terakhir terhadap kekuatan Inggris terakhir di Singapura. Johor Bahru diduduki oleh pasukan Jepang dari 1942 sampai 1945. Setelah perang, Johor diadministrasikan sebagai bagian dari Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Johor Bahru tetap menjadi ibukotanya. Johor Bahru menjadi pusat nasionalisme Melayu setelah perah dan melahirkan sebuah partai politik yang bernama United Malays National Organisation (UMNO) pada 1946. Setelah pembentukan Malaysia pada 1963, Johor Bahru menyandang status sebagai ibukota negara bagian dan meraih status kota pada 1994. Distrik bisnis pusat dikembangkan di pusat kota tersebut pada 1990an. Pendanaan pengembangan lebih lanjut terjadi di kota tersebut setelah pengenalan Iskandar Malaysia pada 2006.
Johor Bahru adalah pusat ekonomi untuk negara bagian Johor. Ekonomi Johor Bahru juga dipengaruhi oleh Singapura karena sejumlah besar orang Singapura datang kesana. Terdapat juga sejumlah besar penduduk kota yang bbekerja di Singapura.Pelabuhan Johor, yang terletak di kawasan metropolitan Johor Bahru, adalah salah satu pelabuhan utama di negara tersebut. Rumah Sakit Sultanah Aminah adalah rumah sakit terbesar di negara bagian tersebut. Tempat wisata di sekitaran Johor Bahru adalah: Istana Besar, Museum Warisan Tionghoa, Galeri Seni Johor, Gedung Sultan Ibrahim, stasiun kereta api Johor Bahru, Teluk Danga, Dataran Bandaraya Johor Bahru, Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar dan Kelenteng Lama Johor Bahru.
Etimologi
Kawasan saat ini Johor Bahru awalnya dikenal sebagai Tanjung Puteri, dan merupakan sebuah desa nelayan Melayu yang terletak di dekat Singapura. Temenggong Daeng Ibrahim kemudian mengganti namanya dari Tanjung Puteri menjadi Iskandar Puteri ketika ia datang ke kawasan tersebut 1858 setelah mengakuisisi teritorial tersebut dari Sultan Ali;[4] sebelum kota tersebut diganti namanya menjadi Johor Bahru oleh Sultan Abu Bakar setelah Temenggong meninggal.[5] (sufiks "Bahru" artinya "baru" dalam bahasa Melayu, biasanya ditulis "baru" dalam pengucapan standar saat ini namun muncul dengan beberapa varian dalam nama-nama tempat, seperti Kota Bharu dan Pekanbaru di Indonesia.) Bahasa Inggris Britania menyebut namanya sebagai Johore Bahru atau Johore Bharu,[6] namun saat ini pengucapan barat yang tepat adalah Johor Bahru, karena Johore hanya disebut Johor (tanpa huruf "e" pada akhir kata) dalam bahasa Melayu.[7][8] Kota tersebut sekarang disebut sebagai Johor Baru atau Johor Baharu.[9][10]
Kota tersebut sempat dikenal sebagai "Swatow (Shantou) Kecil" oleh komunitas Tionghoa Johor Bahru, karena sebagai penduduk Tionghoa di Johor Bahru adalah orang Teochew yang leluhurnya berasal dari Shantou, China. Mereka datang pada pertengahan 1800an, pada masa pemerintahan Temenggong Daeng Ibrahim.[11]
Sejarah
Karena sebuah persengketaan antara suku Melayu dan Bugis, Kekaisaran Johor-Riau terpecah pada 1819 dengan daratan utama Kesultanan Johor berada di bawah kendali Temenggong Daeng Ibrahim sementara Kesultanan Riau-Lingga berada di bawah kendali Bugis.[12] Temenggong memutuskan untuk membuat sebuah pusat administrasi baru untuk Kesultanan Johor untuk membuat sebuah dinasti yang berada di bawah entitas Temenggong.[13] Karena Temenggong memiliki hubungan dekat dengan Inggris dan Inggris memiliki kontrol atas aktivitas dagang di Singapura, sebuah traktat ditandatangani antara Sultan Ali dan Temenggong Ibrahim di Singapura pada 10 Maret 1855.[14] Menurut traktat tersebut, Ali dimahkotai sebagai Sultan Johor dan meraih $5,000 (dalam dolar Spanyol) dengan cicilan $500 per bulan.[15] Saat pulang, Ali diminta untuk menyerahkan kedaulatan teritorial Johor (kecuali Kesang, Muar yang menjadi satu-satunya teritorial yang berada di bawah kontrolnya) kepada Temenggong Ibrahim.[12][15] Ketika kedua pihak sepakat pengakuisisian Temenggong terhadap teritorial tersebut, ia mengganti nama kawasan tersebut menjadi Iskandar Puteri dan mulai mengadministrasikannya dari Telok Blangah, Singapura.[5] Karena kawasan tersebut masih sebuah hutan yang belum dikembangkan, Temenggong mengadakan migrasi Tionghoa dan Jawa untuk membersihkan lahan tersebut dan mengembangkan sebuah ekonomi agribudaya di Johor.[16] Orang-orang Tionghoa menanami wilayah tersebut dengan lada hitam dan gambir,[17] sementara orang-orang Jawa membangun parit (kanal) untuk mengaliri air dari lahan tersebut, membangun jalan raya dan menanam kelapa.[18] Pada masa itu, seorang penanam lada dan gambir serta pengusaha Tionghoa yang bernama Wong Ah Fook datang; pada saat yang sama, sistem Kangchu dan sistem kontrak buruh Jawa diperkenalkan oleh komunitas Tionghoa dan Jawa.[16][19][20] Setelah Temenggong meninggal pada 31 Januari 1862, kota tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" dan posisinya digantikan oleh putranya, Abu Bakar dengan pusat administrasi di Telok Blangah dipindah ke kawasan tersebut pada 1889.[5]
Pemerintahan Inggris
Dalam fase pertama pemerintahan Abu Bakar, Inggris hanya mengakuinya sebagai maharaja ketimbang sultan. Pada 1855, Pusat Kolonial Inggris mulai mengakui statusnya sebagai Sultan setelah ia bertemu Ratu Victoria.[21] Ia merebut kembali terorial Kesang untuk Johor setelah sebuah perang saudara dengan bantuan pasukan Inggris dan ia membenahi infrastruktur dan ekonomi agribudaya kota tersebut.[21][22] Infrastruktur seperti Masjid Negara Bagian dan Istana Besar dibangun dengan bantuan Wong Ah Fook, yang telah menjadi pelindung dekat Sultan sejak migrasinya pada masa pemerintahan Temenggong.[23] Ketika hubungan Johor-Inggris terjalin, Abu Bakar juga membuat administrasinya berada di bawah gaya Inggris dan mengimplementasikan sebuah konstitusi yang dikenal sebagai Undang-undang Tubuh Negeri Johor (Konstitusi Negara Bagian Johor).[12][21] Meskipun Inggris telah lama menjadi penasehat Kesultanan Johor, Kesultanan tidak pernah berada di bawah pemerintahan kolonial langsung Inggris.[24] Pemerintahan kolonial langsung mendatangkan dampak ketika status penasehat ditingkatkan menjadi status yang setara dengan Residen di Negeri-Negeri Melayu Bersekutu pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim pada 1904.[25] Di Johor Bahru, keberadaan jalur kereta api Semenanjung Malaya terselesaikan pada 1909,[26] dan penyelesaian Jalan Penghubung Johor–Singapura, sebuah jalan penghubung pada 1923 yang menghubungkan jalur kereta api dan sistem jalan raya antara Singapura dan Semenanjung Malaya.[27] Johor Bahru berkembang pada masa Antara Perang Dunia Pertama dan Kedua. Gedung sekretariat—Gedung Sultan Ibrahim—terselesaikan pada 1940 karena pemerintah kolonial Inggris berupaya untuk memberi jalan bagi administrasi negara bagian tersebut.[28]
Perang Dunia II
Namun, pengembangan berkelanjutan Johor Bahru terhambat ketika Jepang yang berada di bawah pimpinan Jenderal Tomoyuki Yamashita menginvasi kota tersebut pada 31 Januari 1942. Karena Jepang mencapai barat laut Johor paad 15 Januari, mereka dengan mudah menaklukan kota-kota besar Johor seperti Batu Pahat, Yong Peng, Kluang dan Ayer Hitam.[29] Inggris dan pasukan Sekutu lainnya terpaksa hijrah ke Johor Bahru; namun, setelah serangkaian pengeboman lanjutan oleh Jepang pada 29 Januari, Inggris hijrah ke Singapura dan meruntuhkan jalan penghubung pada hari berikutnya sebagai upaya terakhir untuk menghentikan pergerakan Jepang di Malaya Britania.[29] Jepang kemudian menggunakan kediaman Sultan Istana Bukit Serene yang terletak di kota tersebut sebagai basos temporer utama mereka untuk rencana-rencana awal mereka kedepannya untuk menaklukan Singapura sesambil menunggu menghubungkan kembali jalan penghubung tersebut.[30][31] Jepang memilih istana tersebut sebagai basis utama mereka karena mereka mengetahui Inggris tidak akan menyerang tempat tersebut mengingat mereka menjalin hubungan dekat dengan Johor.[29]
Dalam kurang dari sebulan, Jepang memperbaiki jalan penghubung tersebut dan menginvasi pulau Singapura dengan mudah.[32] Setelah perang berakhir pada 1946, kota tersebut menjadi tempat utama untuk nasionalisme Melayu di Malaya. Onn Jaafar, seorang politikus Melayu lokal yang kemudian menjadi Menteri Besar Johor, membentuk partai United Malay National Organisation pada 11 Mei 1946 ketika kaum Melayu mengeluarkan rasa ketidakpuasan mereka terhadap tindakan pemerintah Inggris untuk memberikan hukum kewarganegaraan kepada non-Melayu di negeri-negeri Uni Malaya yang diproposalkan.[33][34] Sebuah perjanjian terhadap kebijakan tersebut kemudian dihadilkan di kota tersebut dengan kaum Melayu sepakat dengan dominasi ekonomi oleh non-Melayu dan dominasi Melayu dalam hal-hal politikus disetujui oleh non-Melayu.[35] Konflik rasial antara Melayu dan non-Melayu, khususnya Tionghoa, terjadi berkelanjutan semenjak Kedaruratan Malaya.[36]
Setelah kemerdekaan
Ketika Federasi Malaya, bersama dengan Borneo Utara, Sarawak dan Singapura membentuk Federasi Malaysia pada 1963,[37] Johor Bahru masih menjadi ibukota negara bagian dan pengembangan lebih yang dilakukan, dengan ekspansi kota tersebut dan pembangunan kota-kota praja dan kawasan-kawasan industri yang lebih baru. Konfrontasi Indonesia tidak secara langsung memberi dampak bagi Johor Bahru karena titik pendaratan Indonesia utama di Johor adalah di Labis.[38] Hanya satu organisasi mata-mata Indonesia aktif di kota tersebut, yang dikenal sebagai Gerakan Ekonomi Melayu Indonesia (GEMI). Organisasi tersebut kemudian diminta oleh komunitas Indonesia yang tinggal disana untuk memberikan informasi kepada komandan-komandan Indonesia sampai pengeboman MacDonald House di Singapura pada 1965.[39][note 1] Pada awal 1990an, kota tersebut diperluas, dan secara resmi diberi status kota pada 1 Januari 1994.[40] Dewan Kota Johor Bahru dibentuk dan alun-alun utama kota tersebut pada saat ini, Dataran Bandaraya Johor Bahru, dibangun untuk memperingati peristiwa tersebut. Sebuah distrik bisnis pusat dikembangkan di pusat kota tersebut dari pertengahan 1990an di kawasan tersebut di sekitaran Jalan Wong Ah Fook dan Jalan Penghubung Johor–Singapura. Pemerintah negara bagian dan federal memberikan dana lebih untuk pengembangan kota tersebut setelah 2006, ketika Iskandar Malaysia dibentuk.[41][42]
Kota ibukota
Sebagai kota ibukota Johor, kota tersebut memainkan peran penting dalam kesejahteraan ekonomi penduduk di seluruh negara bagian tersebut. Terdapat satu anggota parlemen yang mewakili konstituensi parlementer tunggal (P.160) di kota tersebut. Kota tersebut juga mewakilkan dua perwakilan untuk legislatur negara bagian dari distrik-distrik majelis negara bagian Tanjong Puteri dan Stulang.[43]
Otoritas lokal dan definisi kota
Kota tersebut diadministrasikan oleh Dewan Kota Johor Bahru. Walikota saat ini pada Maret 2016 adalah Haji A. Rahim Haji Nin, yang menggantikan Dato' Haji Abdul Rahman Mohamed Dewam pada 16 Agustus 2015.[44] Johor Bahru meraih status kota pada 1 Januari 1994.[40] Kawasan tersebut berada di bawah yuridiksi Dewan Kota Johor Bahru yang meliputi Distrik Pusat, Kangkar Tebrau, Kempas, Larkin, Majidee, Maju Jaya, Mount Austin, Pandan, Pasir Pelangi, Pelangi, Permas Jaya, Rinting, Tampoi, Tasek Utara dan Tebrau.[45] Kawasan tersebut meliputi wilayah seluas 220 kilometer persegi (85 sq mi).[1]
Geografi
Johor Bahru terletak di sepanjang Selat Johor di ujung selatan Semenanjung Malaysia.[46] Kota tersebut merupakan kota paling selatan di Semenanjung Malaya.[47] Awalnya, luas kota tersebut hanya seluas 1.212 km2 (468 sq mi) pada 1933 sebelum diperlebar menjadi lebih dari 220 km2 (85 sq mi) pada 2000.[1] Gunung Pulai, yang setinggi 654 meter (2.146 ft) di atas permukaan laut, berjarak 19 km (12 mi) dari pusat kota tersebut.[48]
Iklim
Kota tersebut memiliki iklim khatulistiwa dengan temperatur yang konsisten, memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun.[49][50] Temperaturnya mrmiliki ukuran dari 255 °C (491,0 °F) sampai 278 °C (532,4 °F) dengan curah hujan tahunan sekitar 2,000 mm (0,0787 in), sebagian besar dari November sampai Februari.[51] Meskipun iklim relatif seragam, iklim tersebut dapat berubah pada musim-musim muson dengan beragam kecepatan dan arah angin, dan musim basah dan dingin sepanjang tahun. Terdapat dua periode muson setiap tahun, pertama sekali terjadi antara Desember dan Februari, dan dikenal sebagai Muson timur laut.[46] Musim tersebut dikarakteristikkan dengan hujan dan angin yang kuat dari timur laut.[46] Yang kedua adalah Muson barat daya, yang dikarakteristikan oleh kekeringan relatif dengan angin dari selatan ke barat daya. Musim tersebut terjadi antara Juni dan Agustus. Terdapat dua periode antar-Muson dari Maret sampai Mei dan dari September sampai November, yang relatif tenang dengan curah hujan rendah dan angin tenang.[46]
Data iklim Johor Bahru (1974–2000) | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.0 (87.8) |
32.0 (89.6) |
32.5 (90.5) |
32.8 (91) |
32.5 (90.5) |
32.1 (89.8) |
31.5 (88.7) |
31.5 (88.7) |
31.5 (88.7) |
31.8 (89.2) |
31.3 (88.3) |
30.6 (87.1) |
31.8 (89.2) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.9 (71.4) |
22.0 (71.6) |
22.4 (72.3) |
22.9 (73.2) |
23.1 (73.6) |
22.9 (73.2) |
22.4 (72.3) |
22.4 (72.3) |
22.4 (72.3) |
22.6 (72.7) |
22.7 (72.9) |
22.4 (72.3) |
22.5 (72.5) |
Curah hujan mm (inci) | 162.6 (6.402) |
139.8 (5.504) |
203.4 (8.008) |
232.8 (9.165) |
215.3 (8.476) |
148.1 (5.831) |
177.0 (6.969) |
185.9 (7.319) |
190.8 (7.512) |
217.7 (8.571) |
237.6 (9.354) |
244.5 (9.626) |
2.355,5 (92,736) |
Rata-rata hari hujan (≥ 1.0 mm) | 11 | 9 | 13 | 15 | 15 | 12 | 13 | 13 | 13 | 16 | 17 | 15 | 162 |
Sumber: Organisasi Meteorologi Dunia[52] |
Demografi
Johor Bahru memiliki sebuah denonim resmi dimana masyarakatnya umumnya disebut sebagai "orang Johor Bahru". Istilah "orang J.B" juga digunakan secara terbatas. Orang-orang dari Johor disebut orang Johor.[53]
Etnisitas dan agama
Sensus Malaysia pada 2010 mengabarkan populasi Johor Bahru berjumlah 497,067 orang.[3] Ini membuat kota tersebut menjadi kota terbesar kedua di negara tersebut.[note 2][17][54][55][56] Populasi saat ini di kota tersebut adalah percampuran tiga ras utama- Melayu, Tionghoa dan India- bersama dengan bumiputra lainnya. Melayu meliputi mayoritas populasi dengan jumlah 240,323, disusul oleh Tionghoa yang berjumlah 172,609, India yang berjumlah 33,319 dan lainnya berjumlah 2,957.[3] Warga negara non-Malaysia meliputi jumlah sebesar 42,585.[3] Sebagian besar orang Melayu biasanya berasa dari keturunan Melayu Riau dan suku Jawa yang meliputi minoritas signifkan dari etnis Bugis dan etnis Banjar di antara mayoritas populasi etnis Melayu.[57] Orang-orang Tionghoa umumnya berada dari mayoritas kelompok dialek Teochew, Hoklo, Hainan dan Hakka,[11][58] sementara komunitas India umumnya terdiri dari Tamil bersama dengan populasi signifikan Malayali, Telugu dan Sikh Punjabi.
Bahasa
Etnis Melayu lokal memakai bahasa Melayu, sementara bahasa yang biasa digunakan oleh Tionghoa lokal adalah Tionghoa Mandarin. Komunitas Tionghoa terwakili oleh beberapa kelompok dialek: Teochew, Hainan, Hakka dan Hokkien.[29][59] Komunitas India biasanya memakai bahasa Tamil, Malayalam, Telugu dan Punjabi. Bahasa Inggris (atau Manglish) juga digunakan oleh generasi tua yang masuk sekolah pada masa pemerintahan Inggris.[60]
Ekonomi
Johor Bahru adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di Malaysia setelah Kuala Lumpur.[61] Kota tersebut merupakan pusat komersial utama untuk Johor dan terletak di Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Singapura. Industri berbasis tertiari mendominasi ekonomi dengan ribuan wisatawan Singapura dan Indonesia dan wisatawan internasional lainnya mengunjungi kota tersebut.[61][62][63] Kota tersebut merupakan pusat layanan keuangan, komersial dan ritel, seni dan budaya, kesehatan, periwisata perkotaan, pengolahan plastik, listrik dan pengolahan makanan.[64] Kota tersebut memiliki hubunban ekomomi yang sangat dekat dengan Singapura karena beberapa orang Singapura rutin berkunjung untuk berbelanja, hiburan, dsn makan malamyang meningkatkan pemasukan kota tersebut dengan dolar Singapura yang lebih kuat, beberapa orang Singapura juga memilih untuk tinggal di kota tersebut.[61][62][63][65][66] Karena itu, usaha ritel di Johor Bahru tetap berkembang untuk mendatangkan kebutuhan para pelanggannya. Distrik-distrik perbelanjaan utama terletak di kota ini, dengan sejumlah besar pusat perbelanjaan terletak di sub-subperkotaan. Sejumlah besar penduduk kota bekera di Singapura, dimana gajinya lebih tinggi ketimbang di Malaysia.[67][68] Presensi perusahaan milik Tiongkok dan Singapura juga signifikan,[61][69][70] dengan Tiongkok menjadi investor terbesar kelima di Iskandar Malaysia setelah Singapura, Amerika Serikat, Spanyol dan Jepang pada September 2014.[71] Pada 2014, perubahan akhir pekan dari Sabtu dan Minggu menjadi Jumat dan Sabtu oleh Sultan Johor memiliki dampak yang relatif kecil bagi ekonomi kota tersebut, dengan bisnis yang secara khusus berdampak. Namun, perubahan tersebut berdampak bagi jndustri pariwisata karena hari-hari libur sebeljmnya dimulai pada hari Minggu, yang membawakan jumlah lebih banyak wisatawan dari Singapura.[72] Johor Bahru adalah tempat sejumlah konferensi, kongres dan pameran dagang, seperti Organisasi Wilayah Timur untuk Perencanaan dan Keuangan dan Forum Ekonomi Islam Sedunia.[73][74] Kota tersebut merupakan kota pertama di Malaysia yang mempraktikan ekonomi karbon rendah.[75]
Transportasi
Darat
Jalan-jalan internal yang menghubungkan bagian-bagian berbeda dari kota tersebut sebagian besar adalah jalan-jalan federal yang dibangun dan dibuat oleh Departemen Pekerjaan Publik Malaysia. Terdapat lima jalan tol besar yang menghubungkan Distrik Bisnis Sentral Johor Bahru dengan kota-kota luar: Jalan Tol Tebrau dan Jalan Ekspres Dispersal Timur Johor Bahru di bagian timur laut, Jalan Tol Skudai di bagian barat laut, Jalan Tol Pesisir Iskandar di bagian barat dan Jalan Pesisir Timur Johor Bahru di bagian timur.[64] Jalan Tol Pasir Gudang dan menghubungkan Jalan Taman Johor Bahru melintasi Jalan Tol Tebrau dan Jalan Tol Skudai, yang dijadikan zebagak jalan lingkar tengah kawasan metropolitan. Jalan Lingkar Dalam Johor Bahru , yang terhubung dengan kompleks perbelanjaan Sultan Iskandar, dibantu dengan pengendalian lalu lintas di dalam dan di sekitar distrik bisnis pusat.[64] Akses menuju jalan ekspres nasional disediakan melalui Jalan Ekspres Utara-Selatan dan Jalan Ekspres Senai-Desaru . Jalur Penghubung Johor-Singapura menghubungkan kota tersebut dengan Woodlands, Singapura dengan jalan enam lajur dan sebuah jalur kereta api yang berakhir di Jalan Gerbang Terintegrasi Selatan.[64] Jalur Kedua Malaysia-Singapura , yang terletak di barat kawasan metropolitan, dibangun pada 1997 untuk mengurangi kemacetan pada Jalan Penghubung. Jalur tersebut terhubung langsung dengan Jalan Ekspres Jalur Kedua .[76] Ekspansi lebih lanjut dari jalan tol besar lainnya di kota tersebut saat ini sedang dalam proses untuk menyeduiakan hubungan jalan kota.[77]
Angkutan umum
Larkin Sentral, yang berjarak 5 kilometer (3,1 mi) dari barat laut pusat kota tersebut, menyediakan layanan bus menuju dan dari beberapa destinasi di Malaysia Barat, selatan Thailand dan Singapura.[78] Dua jenis taksi beroperasi di kota tersebut; taksi utama berwarna merah dan kuning, biru, hijau atau merah sementara, yang berukuran lebih besar, jenis yang kurang umum dikenal sebagai taksi limousine, yang lebih nyaman namun mahal. Sebagian besar taksi di kota tersebut tidak menggunakan meter.[79] Stasiun kereta api Johor Bahru Sentral menyediakan layanan kereta menuju Kuala Lumpur dan Singapura.[80] Pada 2015, sebuah layanan kereta shuttle baru yang dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu (KTM) diluncurkan untuk menyediakan angkutan menuju ke Woodlands, Singapura.[81]
Udara
Kota tersebut dilayani oleh Bandar Udara Internasional Senai yang terletak di kota tetangganya Senai.[76] Lima maskapai penerbangan, AirAsia, Firefly, Malaysia Airlines, Malindo Air dan Xpress Air, menyediakan penerbangan internasional dan domestik. Kota tersebut juga menjadi pusat utama untuk maskapai penerbangan yang baru dibentuk yang disebut Flymojo pada Oktober 2015 namun tertunda karena masalah terkait maskapai penerbangan tersebut.[82][83]
Laut
Pelabuhan Johor terletak di sisi timur kawasan metropolitan di wilayah industrial Pasir Gudang. Pelabuhan tersebut merupakan salah satu pelabuhan paling berpengaruh di negara tersebut untuk perkapalan sumber daya mineral san komoditas, karena Johor merupakan rumah bagi sejumlah besar penanaman komersial utama. Pelabuhan tersebut juga tempat mayoritas kilang sumber daya di Malaysia.[84] Pelabuhan Tanjung Pelepas, yang menjadi pelabuhan kontainer terbesar di Malaysia sejak 2004 berada di sisi barat kawasan metropolitan tersebut. Pelabuhan tersbut merupakan pelabuhan kontainer tersibuk ke-19 di dunia hingga 2013[update]. Pelabuhan Singapura melayani kebutuhan logistik dan transportasi Johor Bahru karena hanya membutuhkan kurang dari sejam untuk mengangkutnya dari kota tersebut Layanan perahu juga tersedia pada pelabuhan-pelabuhan di Sumatra.[76]
Layanan lainnya
Dewan hukum dan penegakan hukum
Kompleks dewan tinggi kota terletak di sepanjang Jalan Dato' Onn.[85] Dewan Sesi dan Magistrat terletak di Jalan Ayer Molek,[85] sementara dewan lainnya untuk hukum Syariah terletak di Jalan Abu Bakar.[86] Markas Besar Kontingen Polisi Johor terletak di Jalan Tebrau.[87] Terdapat dua markas besar distrik di kota tersebut, markas besar polisi Distrik Utara Johor Bahru di Skudai, dan markas besar Distrik Selatan Johor Bahru di Jalan Meldrum. Keduanya juga beroperasi sebagai kantor polisi. Terdapat sekitar sebelas kantor polisi dan tujuh sub-kantor polisi (Pondok Polis) di distrik selatan sementara lima kantor polisi terletak di distrik utara dengan enam sub-kantor polisi. Markas besar polisi lalu lintas distrik utara kota tersebut terletak di sepanjang Jalan Tebrau sementara distrik selatan-nya berada di Skudai.[88][89] Terdapat satu penjara utama yang bernama Penjara Johor Bahru yang berada di kota tersebut di sepanjang jalan Ayer Molek, namun penjara tersebut telah ditutup sejak 9 Desember 2005.[90][91] Sel penjara atau tempat tertutup temporer lainnya tersedia di sebagian besar kantor polisi di kota tersebut seperti bagian lainnya di Malaysia.[92]
Layanan kesehatan
Terdapat tiga rumah sakit publik,[93] empat klinik kesehatan[94] dan tiga belas klinik 1Malaysia di Johor Bahru.[95] Rumah Sakit Sultanah Aminah, yang terletak di sepanjang Jalan Persiaran, adalah rumah sakit publik terbesar di negara bagiannya dengan 989 kasur.[94] Rumsah sakit yang didanai pemerintah lainnya adalah Rumah Sakit Spesialis Sultan Ismail dengan 700 kasur.[94] Regency Specialist Hospital di Masai adalah rumah sakit swasta terbesar dengan 218 kasur.[96] Fasilitaz kesehatan swasta besar lainnya adalah Rumah Sakit Spesialis Puteri Perusahaan Johor KPJ dengan 158 kasur.[97] Fasilitas kesehatan tambahan diberikan untuk menyediakan layanan kesehatan di kota tersebut.[98]
Pendidikan
Beberapa sekolah negeri atau pemerintah tersedia di kota ini. Sekolah-sekolah menengah meliputi English College Johore Bahru, Sekolah Menengah Kebangsaan Engku Aminah, Sekolah Menengah Kebangsaan Sultan Ismail, Sekolah Menengah Infant Jesus Convent, Sekolah Menengah Kebangsaan (Perempuan) Sultan Ibrahim dan Sekolah Menengah Saint Joseph.[99] Di distrik Johor Bahru itu sendiri, terdapat sebanyak 41 sekolah menengah, satu sekolah agama, tiga sekolah vokasional, satu sekolah menengah teknikal dan satu Sekolah Berasrama Penuh.[100] Terdapat juga sejumlah sekolah swasta independen di kota tersebut. Sekolah-sekolah tersebut meliputi Austin Heights,[101] Excelsior International School,[102] Foon Yew High School dan Sri Ara Schools. Sri Ara Schools menyediakan dua kurikulum, kurikulum berbasis Inggris dari International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) di bawah naungan Cambridge International Examinations dan Kurikulum Nasional memakai bahasa Inggris yang mengikuti Sertifikat Sekolah-Sekolah Malaysia.[103] Universiti Teknologi Malaysia memiliki kampus utamanya di kota tersebut dan merupakan satu-satunya universitas publik di sana.[104] universitas swasta lainnya adalah Kampus Malaysia Universitas Southampton, Universitas Raffles Iskandar, Universitas Kedokteran Newcastle Malaysia dan Universitas Terbuka Wawasan. Terdapat juga sejumlah kampus kolese swasta dan satu politeknik yang beroperasi di kota tersebut; kolese-kolese dan politeknik tersebut adalah Crescendo International College, KPJ College, Olympia College, Southern University College, Sunway College, Taylor's College, College of Islamic Studies Johor dan Politeknik Ibrahim Sultan.[105]
Perpustakaan
Markas besar Perpustakaan Publik Johor adalah perpustakaan utama di negara bagian tersebut, yang terletak di pinggir Jalan Yahya Awal.[106] Canbang perpustakaan phblik lainnya adalah University Park di Jalan Kebudayaan, sementara terdapat perpustakaan pribadi atau perpustakaan lainnya di sekolah-sekolah, kolese-kolese, dan universitas-universitas.[107] Dua perpustakaan desa tersedia di distrik Johor Bahru.[108]
Budaya dan waktu luang
Tempat wisata dan tempat rekreasi
Tempat wisata kebudayaan
Terdapat sejumlah tempat wisata kebudayaan di Johor Bahru. Museum Kerajaan Abu Bakar yang terletak di gedung Istana Besar merupakan museum utama di kota tersebut. Warisan Kwong Siew Johor Bahru yang terletak di Jalan Wong Ah Fook berisi bekas romah klan Kanton yang disumbangkan oleh Wong Ah Fook.[109] Sekolah Tinggi Foon Yew menyimpan beberapa dokumen bersejarah dari sejarah kota tersebut dengan budaya Tionghoa.[110][111] Sebuah Museum Warisan Tionghoa di Jalan Ibrahim menampilkan sejarah migrasi Tionghoa ke Johor bersama dengan kumpulan dokumen, foto, dan artefak lainnya.[112] Plaza Seni di Jalan Wong Ah Fook menampilkan warisan dan budaya negara bagian tersebut dengan pameran seni, penampilan kebudayaan, busana, aksesoris mode, agensi-agensi perjalanan, dan kain-kain batik.[113]
Galeri Seni Johor di Jalan Petrie adalah sebuah galeri rumah yang dibangun pada 1910, yang dikenal sebagai rumah dari mantan Ketua Menteri Johor ketiga, Abdullah Jaafar. Rumah tersebut menampilkan arsitektur lama dan menjadi pusat koleksi artefak yang berkaitan dengan sejarah kebudayaan Johor sejak direvonasi pada 2000.[111]
Tempat wisata sejarah
Istana Besar adalah salah satu tempat wisata di kota tersebut, dan merupakan sebuah contoh dari arsitektur bergaya Viktoria dengan sebuah taman. Museum Tokoh adalah bangunan kolonial bersejarah lainnya sejak 1886 yang menjadi rumah dari Menteri Besar Johor pertama Jaafar Mohamed; tempat tersebut terletak di puncak Bukit Senyum menghadap Selat-Selat Johor.[114] The English College (sekarang Maktab Sultan Abu Bakar) yang didirikan pada 1914 terletak berdekatan dengan Istana Sungai Chat sebelum dipindahkan ke lokasinya saat ini di Jalan Sungai Chat; beberapa reruntuhan terlihat di situs lama.[22] Gedung Sultan Ibrahim adalah gedung bersejarah lainnya di kota tersebut; dibangun pada 1936 oleh arsitek Inggris Palmer dan Turner, bangunan tersebut adalah pusat administrasi Johor semenjak berpindah tempat dari Telok Blangah, Singapura, pemerintah Johor tidak pernah memiliki bangunannya sendiri.[111][115] Sebelum stasiun kereta api sekarang dibangun, terdapat stasiun kereta api Johor Bahru (awalnya Wooden Railway) yang sekarang dialihkan menjadi sebuah museum selama melayani selama 100 tahun semenjak zaman kolonial Inggris.[113]
Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar, terletak di sepanjang Jalan Skudai, adalah masjid utama dan tertua di negara bagian tersebut. Masjid tersebut dibangun dengan kombinasi arsitektur Viktoria, Moor dan Melayu.[111][116] Kelenteng Tua Johor Bahru, terletak di Jalan Trus, berisi para dewa-dewi dari lima dialek Tionghoa yang dipakai di kota tersebut. Kelenteng tersebut dibangun pada 1875 dan direnovasi oleh Persekutuan Tiong Hua Johor Bahru pada 1994–95 dengan tambahan sebuah museum kecil berbentuk L di satu sudut lapangan persegi.[17] Mansion Wong Ah Fook, rumah dari Wong Ah Fook, adalah sebuah bekas tempat wisata bersejarah. Bangunan tersebut telah berdiri selama lebih dari 150 tahun namun dihancurkan secara tak sah oleh pemiliknya pada 2014 untuk membuat jalan untuk pengembangan perumahan komersial tanpa memberitahu pemerintah negara bagian.[117][118] Bangunan keagamaan bersejarah lainnya meliputi Kuil Hindu Arulmigu Sri Rajakaliamman, Kuil Hindu Sri Raja Mariamman, Gurdwara Sahib dan Gereja Konsepsi Imakulata.[113][114]
Waktu luang dan kawasan konservasi
Teluk Danga adalah kawasan rekreasi perairan seluas 25 kilometer (16 mi). Terdapat sekitar 15 tempat golf yang didirikan, diua diantaranya memiliki fasilitas 36 lubang; sebagian besar tempat tersebut terletak di resor-resor. Kota tersebut juga memiliki sejumlah taman paintball yang juga digunakan untuk aktivitas olahraga motor off-road.[113]
Kebun Binatang Johor Bahru adalah salah satu kebun binatang tertua di Malaysia; dibangun pada 1928 di atas lahan seluas 4 hektare (9,9 ekar), kebun binatang tersebut awalnya disebut "taman hewan" sebelum dipegang pemerintah negara bagian untuk renovasi pada 1962.[119] Kebun binatang tersebut memiliki sekitar 100 spesies hewan, yang meliputi kucing liar, unta, gorila, orangutan, dan burung-burung tropis.[120] Para pengunjung dapat ikut dalam aktivitas seperti naik kuda atau menggunakan pedalo.[111]
Tempat wisata lainnya
Dataran Bandaraya dibangun setelah Johor Bahru diproklamasikan sebagai sebuah kota. Tempat tersebut menampilkan sebuah menara jam, air mancur dan lahan besar.[111] Laman Tun Sri Lanang (Taman Tun Sri Lanang), mengambil nama dari Tun Sri Lanang (Bendahara Dewan Kesultanan Johor pada abad ke-16 dan ke-17) terletak di pusat kota tersebut. Jalan Wong Ah Fook mengambil nama dari Wong Ah Fook. Jalan Tam Hiok Nee mengambil nama dari Tan Hiok Nee, yang merupakan pemimpin dari Ngee Heng Kongsi, sebuah perhimpunan rahasia di Johor Bahru. Bersama dengan Jalan Dhoby, kedua jalan tersebut merupakan bagian dari sebuah trail yang dikenal sebagai Jalan Bangunan-Bangunan Tua; bangunan-bangunan tersebut menampilkan percampuran warisan Tionghoa dan India, terlihat dari bentuk bisnis etnis dan arsitekturnya.[113][114]
Perbelanjaan
Mal di Johor Bahru meliputi Johor Bahru City Square, Holiday Plaza, Komtar JBCC, KSL City, Plaza Pelangi, Sutera Mall, Plaza Kotaraya dan Danga City Mall. Mal-mal baru masih dibangun di kota tersebut.[65] Pusat Kerajinan Tangan Mawar, sebuah pusat pejualan dan pameran yang didanai pemerintah, terletak di sepanjang jalan Sungai Chat dan menjuak berbagai pakaian batik dan songket.[32] Di seberangnya, Pusat Kerajinan Tangan Organisasi Rehabilitasi Kawasan Johor yang menjual barang-barang seperti pernak-pernik rotan buatan tanhan, mainan lembut dan keranjang rotan dibuat oleh orang-orang berkebutuhan khusus secara fisik.[113][121]
Hiburan
Bioskop tertua di kota tersebut adalah Broadway Theatre yang sebagian besar menayangkan film-film Tamil dan Hindi. Serikat lima bioskop baru tersedia di kota tersebut dengan sebagian besar dari mereka berada di dalam pusat perbelanjaan.[113]
Olahraga
Stadion sepak bola utama di kota tersebut, Stadion Tan Sri Dato Haji Hassan Yunos memiliki kapasitas sekitar 30,000 orang.[122] Stadion tersebut merupakan lapangan rumah dari Johor Darul Ta'zim F.C., yang juga dikenal sebagai JDT. Di Jepang, stadion tersebut lebih dikenal sebagai tempat "Kegembiraan Johor Bahru"; Tim Sepak Bola Nasional Jepang meraih kesempatan menuju Piala Dunia FIFA untuk pertama kali dalam sejarahnya, oleh gol Masayuki Okano pada 1997.
Terdapat juga sebuah pusat futsal, yang dikenal sebagai Sports Prima, yang memiliki delapan tempat futsal yang disetujui FIFA berukuran minimum; tempat tersebut merupakan pusat olahraga dalam ruangan terbesar di kota tersebut.[123]
Stasiun radio
Dua stasiun radio memiliki kantor mereka di kota tersebut: Best FM (104.1)[124] dan Johor FM (101.9).[125]
Hubungan internasional
Beberapa negara mendirikan konsulat mereka di Johor Bahru, termasuk Indonesia[126] dan Singapura.[127][128]
Kota kembar – Kota bersaudari
Johor Bahru saat ini memiliki enam kota bersaudari:
Daftar pustaka
- Guinness, Patrick (1992). On the Margin of Capitalism: People and development in Mukim Plentong, Johor, Malaysia. South-East Asian social monographs. Singapore: Oxford University Press. hlm. 177. ISBN 978-0-19-588556-9. OCLC 231412873.
- Lim, Patricia Pui Huen (2002). Wong Ah Fook: Immigrant, Builder and Entrepreneur. Singapore: Times Editions. ISBN 978-981-232-369-9. OCLC 52054305.
- Oakley, Mat; Brown, Joshua Samuel (2009). Singapore: city guide. Footscray, Victoria, Australia: Lonely Planet. ISBN 978-1-74104-664-9. OCLC 440970648.
- Winstedt, Richard Olof; Kim, Khoo Kay (1992). A History of Johore, 1365–1941. M. B. R. A. S. Reprints (6) (edisi ke-Reprint). Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. ISBN 978-983-99614-6-1. OCLC 255968795.
Catatan
- ^ Serangan awal lainnya yang ditujukan kepada Melaysia adalah pembunuhan pengemudi becak Melayu di Singapura yang berujung kepada konflik rasial antara Melayu dan Tionghoa disana. Pada tahap pertama konflik tersebut, pembunuhan tersebut dituduh dilakukan oleh orang Tionghoa namun investigasi yang lebih mendalam menunjukan bahwa pembunuhan tersebut sebenarnya dilakukan oleh agen-agen Indonesia dalam upaya untuk memecah belah persatuan ras di sana pada masa negara tersebut masih menjadi bagian dari Malaysia. (Drysdale, Halim and Jamie)
- ^ Johor Bahru dianggap sebagai kota terbesar kedua menurut populasi di Malaysia meskipun Dewan Kota Pulau Penang yang mengurusi George Town memiliki jumlah populasi yang lebih besar ketimbang kota Johor Bahru. Populasi sebenarnya hanya ditentukan pada kawasan George Town, tidak meliputi kawasan administrasi Dewan Kota Pulau Penang lainnya.
Referensi
- ^ a b c "Background (Total Area)". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015.
- ^ "Malaysia Elevation Map (Elevation of Johor Bahru)". Flood Map : Water Level Elevation Map. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015.
- ^ a b c d "Total population by ethnic group, Local Authority area and state, Malaysia" (PDF). Statistics Department, Malaysia. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 November 2013. Diakses tanggal 12 Maret 2012.
- ^ Zainol Abidin Idid (Syed.). Pemeliharaan warisan rupa bandar: panduan mengenali warisan rupa bandar berasaskan inventori bangunan warisan Malaysia (dalam bahasa Malay). Badan Warisan Malaysia. ISBN 978-983-99554-1-5.
- ^ a b c "Background of Johor Bahru City Council and History of Johor Bahru" (PDF). Malaysian Digital Repository. 12 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 June 2015. Diakses tanggal 27 Juni 2015.
- ^ Margaret W. Young; Susan L. Stetler; United States. Department of State (October 1985). Cities of the world: a compilation of current information on cultural, geograph. and polit. conditions in the countries and cities of 6 continents, based on the Dep. of State's "Post Reports". Gale. ISBN 978-0-8103-2059-8.
- ^ Gordon D. Feir (10 September 2014). Translating the Devil: Captain Llewellyn C Fletcher Canadian Army Intelligence Corps In Post War Malaysia and Singapore. Lulu Publishing Services. hlm. 378–. ISBN 978-1-4834-1507-9.
- ^ Cheah Boon Kheng (1 Januari 2012). Red Star Over Malaya: Resistance and Social Conflict During and After the Japanese Occupation, 1941–1946. NUS Press. hlm. 13–. ISBN 978-9971-69-508-8.
- ^ Carl Parkes (1994). Southeast Asia Handbook. Moon Publications.
- ^ Faridah Abdul Rashid (2012). Biography Of The Early Malay Doctors 1900–1957 Malaya And Singapore. Xlibris Corporation. hlm. 383–. ISBN 978-1-4771-5994-1.
- ^ a b "Keeping the art of Teochew opera alive". New Straits Times. AsiaOne. 24 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juli 2015. Diakses tanggal 24 Juli 2015.
- ^ a b c Swaran Ludher (22 Januari 2015). THEY CAME TO MALAYA. Xlibris Corporation. hlm. 60–. ISBN 978-1-5035-0036-5.
- ^ M. A. Fawzi Mohd. Basri (1988). Johor, 1855–1917: pentadbiran dan perkembangannya (dalam bahasa Malay). Fajar Bakti. ISBN 978-967-933-717-4.
- ^ "Johor Treaty is signed". National Library Board. 10 March 1855. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 June 2015.
- ^ a b Abdul Ghani Hamid (3 October 1988). "Tengku Ali serah Johor kepada Temenggung (Kenangan Sejarah)" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. Diakses tanggal 30 Juni 2015.
- ^ a b c "History of the Johor Sultanate". Coronation of HRH Sultan Ibrahim. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juli 2015. Diakses tanggal 2 July 2015.
- ^ a b c S. Muthiah (19 Juni 2015). "The city that gambier built". The Hindu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ Carl A. Trocki (2007). Prince of Pirates: The Temenggongs and the Development of Johor and Singapore, 1784–1885. NUS Press. hlm. 152–. ISBN 978-9971-69-376-3.
- ^ Patricia Pui Huen Lim (1 July 2000). Oral History in Southeast Asia: Theory and Method. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 119–. ISBN 978-981-230-027-0.
- ^ Patricia (2002), p. 129–132
- ^ a b c Muzaffar Husain Syed; Syed Saud Akhtar; B D Usmani (14 September 2011). Concise History of Islam. Vij Books India Pvt Ltd. hlm. 316–. ISBN 978-93-82573-47-0.
- ^ a b Dominique Grele (1 January 2004). 100 Resorts Malaysia: Places with a Heart. Asiatype, Inc. hlm. 292–. ISBN 978-971-0321-03-2.
- ^ Cheah Jin Seng (15 March 2008). Malaya: 500 Early Postcards. Didier Millet Pte, Editions. ISBN 978-981-4155-98-4.
- ^ Fr Durand; Richard Curtis (28 February 2014). Maps of Malaysia and Borneo: Discovery, Statehood and Progress. Editions Didier Millet. hlm. 177–. ISBN 978-967-10617-3-2.
- ^ "Johor is brought under British control". National Library Board. 12 Mei 1914. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 Juni 2015.
- ^ Winstedt (1992), p. 141
- ^ Winstedt (1992), p. 143
- ^ Oakley (2009), p. 181
- ^ a b c d Patricia Pui Huen Lim; Diana Wong (1 Januari 2000). War and Memory in Malaysia and Singapore. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 140–145. ISBN 978-981-230-037-9.
- ^ Richard Reid. "War for the Empire: Malaya and Singapore, Dec 1941 to Feb 1942". Australian War Memorial. Australia-Japan Research Project. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2015. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ Bill Yenne (20 September 2014). The Imperial Japanese Army: The Invincible Years 1941–42. Osprey Publishing. hlm. 140–. ISBN 978-1-78200-982-5.
- ^ a b Wendy Moore (1998). West Malaysia and Singapore. Tuttle Publishing. hlm. 186–187. ISBN 978-962-593-179-1.
- ^ Swan Sik Ko (1990). Nationality and International Law in Asian Perspective. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 314–. ISBN 0-7923-0876-X.
- ^ Keat Gin Ooi (1 January 2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. ABC-CLIO. hlm. 1365–. ISBN 978-1-57607-770-2.
- ^ Christoph Marcinkowski; Constance Chevallier-Govers; Ruhanas Harun (2011). Malaysia and the European Union: Perspectives for the Twenty-first Century. LIT Verlag Münster. hlm. 159–. ISBN 978-3-643-80085-5.
- ^ M. Stenson (1 November 2011). Class, Race, and Colonialism in West Malaysia. UBC Press. hlm. 89–. ISBN 978-0-7748-4440-6.
- ^ Arthur Cotterell (15 Juli 2014). A History of South East Asia. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 341–. ISBN 978-981-4634-70-0.
- ^ K. Vara (16 Februari 1989). "Quiet town with a troubled past". New Straits Times. Diakses tanggal 5 Juli 2015.
- ^ Mohamed Effendy Abdul Hamid; Kartini Saparudin (2014). "MacDonald House bomb explosion". National Library Board. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2015. Diakses tanggal 5 July 2015.
- ^ a b "Background" (dalam bahasa English and Malay). Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juli 2015. Diakses tanggal 4 Juli 2015.
- ^ Zaini Ujang (2009). The Elevation of Higher Learning. ITBM. hlm. 46–. ISBN 978-983-068-464-2.
- ^ Oxford Business Group Malaysia. The Report: Malaysia 2010 - Oxford Business Group. Oxford Business Group. hlm. 69–. ISBN 978-1-907065-20-0.
- ^ "List of Parliamentary Elections Parts and State Legislative Assemblies on Every States". Kementerian Informasi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Mei 2014. Diakses tanggal 7 Juli 2015.
- ^ "Mayor's Profile". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2015. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ "Administrative areas of Johor Bahru City Council". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ a b c d Eric Wolanski (18 January 2006). The Environment in Asia Pacific Harbours. Springer Science & Business Media. hlm. 349–. ISBN 978-1-4020-3654-5.
- ^ Nathalie Fau; Sirivanh Khonthapane; Christian Taillard (2014). Transnational Dynamics in Southeast Asia: The Greater Mekong Subregion and Malacca Straits Economic Corridors. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 253–. ISBN 978-981-4517-89-8.
- ^ "Gunung Pulai in Johor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ Al-Gailani, S.A.; Mohammad, A.B.; Shaddad, R.Q. (2012). "Evaluation of a 1 Gb/s Free Space Optic system in typical Malaysian weather". Penang, Malaysia: IEEE Xplore. hlm. 121–124. doi:10.1109/ICP.2012.6379839. ISBN 978-1-4673-1461-9. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
- ^ Al-Gailani, S.A.; Siat Ling Jong; Michele D’Amico; Jafri Din; Hong Yin Lam (5 Januari 2014). "Analysis of Fade Dynamic at Ku-Band in Malaysia". Hindawi Publishing Corporation. hlm. 7. doi:10.1155/2014/741678. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
- ^ A.N.M. Ludin; A.S. Barau (2011). "Industrial Agitation vs. Climate Disruption: Flood Vulnerabilities & Spatial Planning in Iskandar Metropolis (Geographical Data)" (PDF). Centre for Innovative Planning and Development (CIBD) – Faculty of Building Environment, Universiti Teknologi Malaysia. START. hlm. 11. Diakses tanggal 10 July 2015.
- ^ "World Weather Information Service — Johor Bahru". World Meteorological Organisation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2013. Diakses tanggal 25 Maret 2015.
- ^ Nelson Benjamin (28 April 2015). "Sultan wants all Johoreans to unite". The Star. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "Malaysia among Most Urbanized Countries in East Asia". The World Bank. 26 Januari 2015. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
- ^ "Johor Bahru". Malaysia Airlines. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
- ^ "Johor". MSC Cyberport. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
- ^ Guinness (1992), "In 1931 the 'Malayan' (Malay) population of Johor Bahru District, into which Mukim Plentong had been absorbed, comprised 10,990 (55 per cent) Malays and 6,641 (33 per cent) Javanese in a total of 19,822." p. 30
- ^ Eileen Lee; Shin Pyng Wong; Lyon Laxman (April 2014). "Language Maintenance and Cultural Viability in the Hainanese Community: A Case Study of the Melaka Hainanese" (PDF). Athens Journal of Humanities & Arts. Athens Institute for Education and Research. hlm. 159. Diakses tanggal 24 Juli 2015.
- ^ Robbie B.H. Goh (1 Maret 2005). Contours of Culture: Space and Social Difference in Singapore. Hong Kong University Press. hlm. 3–. ISBN 978-962-209-731-5.
- ^ "Johor Sultan: English in danger of becoming older people's language". The Malay Mail. 28 Desember 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ a b c d "Johor Bahru, a city on the move". South China Morning Post. 31 Agustus 1996. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ a b Aldo Tri Hartono (11 Agustus 2014). "Wisata Belanja di Malaysia, Johor Bahru Tempatnya" (dalam bahasa Indonesia). DetikCom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ a b "Menikmati Johor Bahru Selangkah dari Singapura" (dalam bahasa Indonesian). Jawa Pos Group. 4 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 9 Juli 2015.
- ^ a b c d "Flagship A: Johor Bahru City". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ a b "JB calling". The Straits Times. 7 Juli 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ Tash Aw (13 Mei 2015). "With more Singaporeans in Iskandar, signs of accelerating détente with Malaysia". The New York Times. The Malay Mail. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Zazali Musa (14 Juli 2015). "Lure of the Singapore dollar". The Star. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "More M'sians prefer to earn S'pore wages". Daily Express. 15 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Karen Chiu; Grace Cao (5 Desember 2013). "Chinese investors home in on buoyant Malaysia". The Standard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Vivien Teu (12 Februari 2014). "China developers target Johor Bahru". Perspectives. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "Iskandar Malaysia Records RM158.13 billion in Investments For Year 2014". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. 10 Maret 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Dominic Loh (24 November 2013). "Changed weekends could impact Johor's economy". My Sinchew. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "46th EAROPH Regional Conference, Iskandar, Malaysia, Thistle Hotel, Johor Bahru" (PDF). Organisasi Wilayah Timur untuk Perencanaan dan Keuangan. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ "8th WIEF Johor Bahru, Malaysia". 8th World Islamic Economic Forum. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ "Low carbon city report focus on Johor Bahru, Malaysia". British High Commission, Kuala Lumpur. Pemerintah Britania Raya. 17 Juli 2014. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ a b c Simon Richmond; Damian Harper (December 2006). Malaysia, Singapore & Brunei. Ediz. Inglese. Lonely Planet. hlm. 247–253. ISBN 978-1-74059-708-1.
- ^ "Chapter 15: Urban Linkage System (Section B: Planning and Implementation)" (PDF). Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 28 Juli 2015. Diakses tanggal 28 Juli 2015.
- ^ "Larkin Bus Terminal". Express Bus Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2015. Diakses tanggal 29 Juli 2015.
- ^ "Johor Bahru Taxi". Taxi Johor Bahru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "From Singapore to KL by train". The Malaysia Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2015. Diakses tanggal 29 Juli 2015.
- ^ "Singapore to Malaysia in just 5 minutes? It's now possible". The Straits Times/Asia News Network. Philippine Daily Inquirer. 5 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "Malaysia's new airline in $1.5bn deal with Bombardier". BBC News. 18 Maret 2015. Diakses tanggal 17 Agustus 2015.
- ^ John Gilbert (30 Oktober 2015). "October Launch For Flymojo Cancelled". The Malaysian Reserve. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Profit From Malaysia's Petrochemical Industry (Pasir Gudang-Tanjung Langsat, Johor)" (PDF). Malaysian Industrial Development Authority. 2011. hlm. 6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 Juli 2015. Diakses tanggal 29 Juli 2015.
- ^ a b "Senarai Mahkamah Johor" (dalam bahasa Melayu). Johor Law Courts Official Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Johore Syariah Court Directory". E-Syariah Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Johor Police Contingent". Johor Police Contingent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Direktori PDRM Johor - Johor Bahru (Utara)" (dalam bahasa Malay). Royal Malaysia Police. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Direktori PDRM Johor - Johor Bahru (Selatan)" (dalam bahasa Malay). Royal Malaysia Police. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Penjara Johor Bahru Dalam Kenangan" (dalam bahasa Melayu). Departemen Penjara Malaysia. 12 Desember 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 August 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Prison Address & Directory". Departemen Penjara Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Soalan Lazim (Frequently Asked Questions)" (dalam bahasa Melayu). Departemen Penjara Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Direktori Hospital-Hospital Kerajaan" (dalam bahasa Malay). Johor State Health Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ a b c "Academic (Clinical) Vacancies" (PDF). Newcastle University Medical School. hlm. 15. Diakses tanggal 3 August 2015.
- ^ "Direktori Hospital-Hospital Kerajaan" (dalam bahasa Melayu). Johor State Health Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "Introduction". Regency Specialist Hospital. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "About Us". KPJ Puteri Specialist Hospital. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "Healthcare projects in Iskandar Malaysia". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "SENARAI SEKOLAH MENENGAH DI NEGERI JOHOR (List of Secondary Schools in Johor) – See Johor" (PDF). Educational Management Information System. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 Maret 2015. Diakses tanggal 4 August 2015.
- ^ "Senarai Sekolah Daerah Johor Bahru" (dalam bahasa Malay). Johor Bahru District Education Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Private School". Austin Heights. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Home". Excelsior International School. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "About Us (An Overview)". International School Johor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Brief History of UTM". Universiti Teknologi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Agustus 2015. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.
- ^ "Useful links". Universiti Utara Malaysia. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Lokasi Perbadanan Perpustakaan Awam Johor" (dalam bahasa Malay). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
- ^ "Perpustakaan Cawangan Seluruh Negeri Johor (Public Branches whole over the state of Johor)" (dalam bahasa Melayu). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
- ^ "Perpustakaan Desa (Village Libraries)" (dalam bahasa Malay). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2013.
- ^ Peggy Loh (18 Desember 2014). "Added advantage". New Straits Times. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Revel In The Splendors Of Malaysia: Enjoy Johor Bahru's Social And Cultural Glory". Legoland Malaysia. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.
- ^ a b c d e f "Lokasi-lokasi Menarik Berhampiran HSAJB (Interesting Spots Near Sultanah Aminah Hospital)" (PDF) (dalam bahasa Melayu). Sultanah Aminah Hospital. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ Natalya (14 April 2013). "Chinese Heritage Museum". Johor Travel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.
- ^ a b c d e f g "Guide to Iskandar Malaysia's Places of Interests". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ a b c "History, Heritage, Arts and Culture, Crafts" (PDF). Malaysian Urological Conference. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Sultan Ibrahim Building". National Archives. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Sultan Abu Bakar Mosque". Tourism Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ Desiree Tresa Gasper (2 Mei 2014). "150-year-old building torn down in middle of the night". The Star. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ "Johor govt issues writ of summons against Wong Ah Fook mansion owner for demolishment". Antara Pos. 9 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ "Zoo Johor". Tourism Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ Dees Stribling. "Zoos in Johor, Malaysia". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Top 5 Places to Shop in Iskandar Malaysia". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "Stadiums in Malaysia (Tan Sri Hassan Yunos)". World Stadiums. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Maret 2014. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "About us". Sports Prima. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ Mohd al Qayum Azizi (12 Februari 2015). "Best FM Bakal Beroperasi Di KL Awal Tahun Depan" (dalam bahasa Melayu). mStar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "FKE Seniors Gained First Hand Experience on Radio Station Operations For Their Capstone Projects". Department of Communication Engineering. Universiti Teknologi Malaysia. 4 Oktober 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Consulate General of the Republic of Indonesia, Johor Bahru". Konsulat Jenderal Indonesia, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ "Consulate-General of the Republic of Singapore, Johor Bahru". Kementerian Urusan Luar Negeri. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ "Singapore Consulate-General in Johor Bahru, Johor, Malaysia" (PDF). Kementerian Urusan Luar Negeri (Singapura). hlm. 7/44. Diakses tanggal 1 July 2015.
- ^ Liuxi (16 February 2012). "First Cultural Exchange after Shantou and Johor Bahru becomes Sister Cities". Shantou Daily. Shantou Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
- ^ "International Connections". Shantou Foreign and Oversea Chinese Affairs Bureau. Shantou Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
- ^ Zazali Musa (10 March 2014). "Johor to strengthen trade and tourism activities with Guandong Province". The Star. Diakses tanggal 1 July 2015.
- ^ a b Yu Ji (27 Agustus 2011). "Kuching bags one of only two coveted 'Tourist City Award' in Asia". The Star. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
- ^ Mat Oakley; Joshua Samuel Brown (15 September 2010). Singapore. Lonely Planet. hlm. 180–. ISBN 978-1-74220-401-7.
- ^ Helmut K Anheier; Yudhishthir Raj Isar (31 March 2012). Cultures and Globalization: Cities, Cultural Policy and Governance. SAGE Publications. hlm. 376–. ISBN 978-1-4462-5850-7.
- ^ "Relations between Turkey and Malaysia". Kementerian Urusan Luar Negeri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
Sastra
- Guinness, Patrick (1992). On the Margin of Capitalism: People and development in Mukim Plentong, Johor, Malaysia. South-East Asian social monographs. Singapore: Oxford University Press. hlm. 177. ISBN 978-0-19-588556-9. OCLC 231412873.
- Lim, Patricia Pui Huen (2002). Wong Ah Fook: Immigrant, Builder and Entrepreneur. Singapore: Times Editions. ISBN 978-981-232-369-9. OCLC 52054305.
- Oakley, Mat; Brown, Joshua Samuel (2009). Singapore: city guide. Footscray, Victoria, Australia: Lonely Planet. ISBN 978-1-74104-664-9. OCLC 440970648.
- Winstedt, Richard Olof; Kim, Khoo Kay (1992). A History of Johore, 1365–1941. M. B. R. A. S. Reprints (6) (edisi ke-Reprint). Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. ISBN 978-983-99614-6-1. OCLC 255968795.
- John Drysdale (15 December 2008). Singapore Struggle for Success. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 287–. ISBN 978-981-4677-67-7.
- A Halim Hassan (September 2013). Meniti Impian (dalam bahasa Malay). Trafford Publishing. hlm. 84–. ISBN 978-1-4907-0086-1.
- Jamie Han (2014). "Communal riots of 1964". National Library Board. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2015. Diakses tanggal 5 July 2015.