pengobatan Kampō (漢方医学code: ja is deprecated , Kanpō igaku), sering dikenal sebagai Kanpō (漢方, "pengobatan Tionghoa") saja, adalah studi tentang pengobatan tradisional Tionghoa di Jepang setelah diperkenalkan melalui Korea, yang dimulai pada abad ke-7.[1] Semenjak itu, Jepang telah menciptakan sistem mereka sendiri yang unik mengenai diagnosis dan terapi. Pengobatan tradisional Jepang menggunakan sebagian besar pengobatan Tionghoa termasuk akupunktur dan moksibusi, namun Kampo dalam pengertian dewasa ini terutama berkaitan dengan studi herbal.
Sejarah
Asal usul
Menurut mitologi Tiongkok, asal usul pengobatan tradisional Tionghoa ditelusuri kembali ke tiga penguasa legendaris yakni Fuxi, Shennong, dan Kaisar Kuning. Shennong diyakini telah mencicipi ratusan herbal untuk memastikan nilai dan efek obat pada tubuh manusia dan membantu meringankan penderitaan orang. Catatan tertulis tertua yang menfokuskan hanya pada penggunaan tanaman sebagai obat adalah Shennong Ben Cao Jing yang disusun sekitar akhir abad pertama SM dan dikatakan telah mengklasifikasikan 365 spesies tumbuhan herbal atau tanaman obat.
Praktik medis Tiongkok diperkenalkan ke Jepang melalui Korea pada abad ke-6 Masehi. Pada tahun 608, Kaisar Wanita Suiko mengirim E-Nichi, Fuku-in dan dokter muda lainnya ke Tiongkok. Dikatakan bahwa mereka belajar kedokteran di sana selama 15 tahun. Sampai tahun 838, Jepang mengirim 19 misi ke Tiongkok Tang. Sementara pejabat mempelajari struktur pemerintahan Tiongkok, dokter dan banyak biarawan Jepang menyerap pengetahuan medis Tiongkok.