Lompat ke isi

Rusdi Kirana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 November 2016 07.05 oleh 120.188.95.150 (bicara) (Penambahan artikel sesuai berita yang dilaporkan.)
Rusdi Kirana
Berkas:Rusdi Kirana.jpg
CEO Lion Air Group
Mulai menjabat
1999
Informasi pribadi
Lahir17 Agustus 1963 (umur 60)
Indonesia Cirebon, Indonesia
Anak3
Alma materUniversitas Pancasila
Fakultas Ekonomi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Rusdi Kirana, S.E. (lahir 17 Agustus 1963) merupakan seorang pengusaha Indonesia dan juga pendiri Lion Air yang memperkenalkan penerbangan bertarif murah kepada penduduk Indonesia dengan slogannya, "Kami membuat masyarakat terbang". Pada 19 Januari 2015, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.[1][2] Di bidang politik, sejak 12 Januari 2014, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.[3] Lion Air Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan yaitu Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air dan Thai Lion Air.

Biografi

Rusdi mengawali bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, dia menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.

Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka ia pun terus mempersiapkan mulai infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawat.

Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak PT. Batam Aero Teknik, membangun hanggar perawatan pesawat di Bandar Udara Hang Nadim, Batam guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli berbagai simulator pesawat untuk melatih para pilotnya yang ditempatkan di Lion Village, Bandara Mas. Untuk pelatihan awak kabin sendiri berada di Balaraja, Banten. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air dapat beralih ke Bandara Halim Perdanakusumah jika Bandara Soekarno Hatta, Tangerang melampaui kapasitasnya.

Selain itu pada tahun 2011 CEO Lion Group ini juga membuat sejarah dalam dunia penerbangan dengan pembelian 230 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX & 737-900ER yang disaksikan juga oleh Wakil CEO Boeing Roy Connor dan Presiden Amerika Barrack Obama di sela-sela KTT Asia Timur di Bali. Kemudian menyusul pada tahun 2013 pembelian 234 unit pesawat tipe Airbus A320 Neo yang disaksikan juga oleh Presiden Prancis saat itu Francois Hollande. Kedua pembelian tersebut merupakan rekor pembelian pesawat dalam jumlah terbesar di tipenya di dunia hingga kini. Dengan penambahan armada pesawat-pesawat tersebut diharapkan Lion Group dapat berekspansi di jalur menengah untuk rute-rute baru baik rute domestik maupun internasional.

Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok.

Referensi

4. Artikel:"http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2011/11/111118_boeinglionair.shtml

5. Artikel:"http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/03/130318_bisnis_lionair_airbus

Pranala luar