Pemberontakan Wuchang
Pemberontakan Wuchang | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Revolusi Xinhai | |||||||
Pembentukan Republik Tiongkok | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Qing | Tongmenghui | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Yuan Shikai Berbagai pihak lainnya |
Huang Xing Xiong Bingkun (熊秉坤) Li Yuanhong | ||||||
Kekuatan | |||||||
10.000 balatentara | 2.000 balatentara | ||||||
Korban | |||||||
~4.000 tewas | ~1.000 tewas |
Pemberontakan Wuchang | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hanzi tradisional: | 武昌起義 | ||||||||||
Pinyin: | Wǔchāng Qǐyì | ||||||||||
|
Pemberontakan Wuchang adalah pemberontakan yang terjadi di Tiongkok yang menjadi katalis terhadap Revolusi Xinhai, mengakhiri Dinasti Qing – dan dua milenium kekuasaan kekaisaran – dan mengantar ke arah terbentuknya Republik Tiongkok. Pemberontakan ini dimulai dengan ketidakpuasan penanganan krisis kereta api. Krisis kemudian meningkat menjadi pemberontakan di mana kaum revolusioner bangkit melawan pejabat pemerintah Qing. Pemberontakan itu kemudian dibantu oleh Tentara Baru dalam sebuah kudeta melawan otoritas mereka sendiri di kota Wuchang, Provinsi Hubei pada tanggal 10 Oktober 1911.[1] Pertempuran Yang Xia yang dipimpin oleh Huang Xing menjadi pertempuran utama dalam pemberontakan tersebut.
Krisi jalur kereta api Kanton dan Sichuan
Setelah Pemberontakan Boxer, banyak negara Barat memandang Tiongkok sebagai lokasi yang bagus untuk pembangunan jalur kereta api dan investasi.[2] Setelah mengukir lingkaran pengaruh mereka masing-masing, negara-negara seperti Britania Raya dan Perancis membangun banyak jalur kereta api di balik protes pemerintah Qing.[2] Jerman mulai membangun jalur di Shandong, Britania di Lembah Yangtze, Perancis di Kunming, Rusia di Heilongjiang, dan Jepang memiliki perusahaan Jalur Kereta Api Manchuria Selatan.[2]
Pemerintah Qing mulai mengizinkan pemerintah provinsi untuk mendirikan perusahaan konstruksi jalur kereta api mereka sendiri. Pada tahun 1905, Jalur Kereta Api Kanton-Hankou dan Sichuan-Hankou (川漢鐵路) dikelola daerah setempat di Guangdong, Hunan, Hubei, dan Sichuan.[3][4] Jalur kereta api itu dimaksudkan untuk menghubungkan provinsi-provinsi tersebut dengan sisa daerah lainnya di Tiongkok.
Pada bulan Mei 1911, pemerintah Qing memerintahkan nasionalisasi jalur kereta api, yang sebelumnya dibayar oleh investor swasta lokal[3] untuk membayar ganti rugi yang ditentukan oleh Protokol Boxer.[2] Pengumuman menasionalisasi jalur kereta api bertujuan untuk membayar kembali utang kepada pemenang antagonis dari Pemberontakan Boxer - terutama Britania Raya, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat - menemui banyak tentangan.[1][3][5] Protes diadakan di Changsha dan rakyat di Guangdong memboikot uang kertas pemerintah.[3] Pada bulan Juli, pemerintah Qing membayar kompensasi kepada investor, namun jumlah yang ditawarkan kepada Sichuan jauh lebih rendah dibandingkan keseluruhan provinsi lainnya.[3]
Pada bulan Agustus, banyak mogok massal dan unjuk rasa yang terjadi di Chengdu.[3]
Referensi
- ^ a b 戴逸, 龔書鐸. [2002] (2003) 中國通史. 清. Intelligence press. ISBN 962-8792-89-X. p 86-89.
- ^ a b c d Spence, Jonathan D. [1990] (1990). The Search for Modern China. W. W. Norton & Company. ISBN 0-393-30780-8, ISBN 978-0-393-30780-1. pg 250-256.
- ^ a b c d e f Reilly, Thomas. [1997] (1997). Science and Football III, Volume 3. Taylor & Francis publishing. ISBN 0-419-22160-3, ISBN 978-0-419-22160-9. pg 277-278.
- ^ Fenby, Jonathan. [2008] (2008). The History of Modern China: The Fall and Rise of a Great Power. ISBN 978-0-7139-9832-0. pg 107, pg 116, pg 119.
- ^ 王恆偉. (2005) (2006) 中國歷史講堂 #6 民國. 中華書局. ISBN 962-8885-29-4. pg 3-7.