Lompat ke isi

Selekoh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambar sebuah selekoh

Selekoh atau baluarti (dari bahasa Portugis, baluarte) atau baluwara (dari bahasa Belanda, bolwerk) atau bastion (dari bahasa Perancis, bastillon), adalah sudut atau penjuru yang dibangun menjorok keluar pada kubu atau dinding benteng yang diperlengkapi dengan artileri. Selekoh tercanggih terdiri atas dua sisi hadap depan dan dua sisi hadap samping, sehingga tembakan dari sisi hadap samping mampu melindungi dinding benteng dan selekoh-selekoh terdekat.[1] Selekoh adalah salah satu unsur dalam rancang-bangun benteng yang banyak digunakan sejak pertengahan abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-19. Pada zaman artileri senjata api, benteng berselekoh menawarkan daya bertahan pasif yang lebih besar dan jangkauan pertahanan yang lebih luas dari pada yang dapat diberikan oleh benteng zaman pertengahan yang digantikannya.

Efektivitas

Salah satu selekoh Benteng Komárno (Slowakia).

Ditinjau dari beberapa segi, selekoh berbeda dari menara pertahanan abad pertengahan. Selekoh lebih pendek dari pada menara dan lazimnya setinggi dinding benteng. Tinggi menara memang membuatnya sulit dipanjat namun sekaligus mudah disasar tembakan artileri. Lazimnya di depan selekoh digali parit, dan di sepanjang tepi seberang parit didirikan pematang tinggi yang perlahan-lahan melandai. Tanggul miring ini melindungi selekoh dari meriam pihak penyerang, sementara jarak ketinggian dari dasar parit hingga ke puncak selekoh menjadikannya tetap sulit dipanjat.

Jauh berbeda dari menara-menara akhir abad pertengahan yang berdinding melingkar, selekoh (terkecuali yang mula-mula dibangun) berdinding rata. Dinding rata ini menghilangkan medan tempur yang lazimnya tak terbidik dari atas menara bundar, sehingga memungkinkan pihak bertahan untuk melepas tembakan langsung ke sasaran manapun di depan selekoh.

Selekoh juga menempati luas lahan yang lebih besar dari pada menara pada umumnya. Kenyataan ini memungkinkan selekoh diperlengkapi dengan lebih banyak meriam, dan menyediakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi para operator meriam.

Selekoh-selekoh yang bertahan sampai sekarang biasanya berlapis batu. Tidak seperti dinding batu menara yang sengaja dipertebal agar tahan peluru, lapisan batu pada dinding selekoh hanya berfungsi untuk mempertahankan bentuk bangunan. Peluru meriam diperhitungkan akan menembusinya namun kemudian diredam oleh padatan tanah atau kerikil di balik lapisan batu ini. Puncak selekoh rentan terhadap tembakan pihak penyerang dan lazimnya tidak dilapisi batu, karena hantaman peluru meriam pada permukaan berbatu akan menghasilkan pentalan pecahan batu yang membahayakan pihak bertahan.

Selekoh yang berhasil direbut dapat dijadikan pangkal kekuatan oleh pihak penyerang untuk melancarkan serangan-serangan berikutnya. Beberapa selekoh dirancang sedemikian rupa agar sedapat mungkin menanggulangi masalah ini,[2] yaitu dengan menempatkan struktur pertahanan kedua berupa sebuah parit yang lebih sempit dan lebih dalam di belakang selekoh sehingga memisahkannya dari kubu pertahanan utama[3]

Galeri

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Whitelaw 1846, hal. 444
  2. ^ Patterson, B.H. (1985). A Military Heritage A history of Portsmouth and Portsea Town Fortifications. Fort Cumberland & Portsmouth Militaria Society. hlm. 7–10. 
  3. ^ Hyde, John (2007). Elementary Principles of Fortification. Doncaster: D.P&G. hlm. 50–54. ISBN 978-1-906394-07-3. 
  4. ^ Konstantin Nossov; Brian Delf (illustrator) (2010). The Fortress of Rhodes 1309-1522. Osprey Publishing. hlm. 26. ISBN 978-1-84603-930-0. 

Referensi

  • Whitelaw, A., ed. (1846), The popular encyclopedia; or, 'Conversations Lexicon', I, Glasgow, Edinburgh, and London: Blackie & Son 
  • Harris, John. "Bastions" (PDF). Fortress Study Group. Diakses tanggal 2 March 2012.