Lompat ke isi

Keracunan arsen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 Februari 2008 06.21 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Racun Arsenik membunuh dengan merusak parah sistem pencernaan, yang menyebabkan shock dan kematian.

Roger Smith, Profesor Emeritus farmakologi dan toksikologi, Sekolah Medis Dartmouth, menyatakan kontaminasi arsenik alami dalam air merupakan masalah di sumur yang terdapat di Banglades dan New Hampshire. Peracunan sumur di Banglades merupakan masalah yang rumit; jutaan orang mengambil air minum dari sumur yang dibor melalui lapisan batu yang mengandung arsenik. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades menyebabkan korbannya menderita kanker.

Ada teori yang mengatakan bahwa Napoleon Bonaparte menderita peracunan arsenik, dan sampel dari rambutnya menunjukkan level tinggi elemen tersebut. Tetapi, tidak berarti peracunan yang dilakukan oleh musuh Napoleon; tembaga arsenat banyak digunakan sebagai pigmen dalam kertas tembok, pelepasan mikrobiologi arsenik ke lingkungan sekitar dapat terjadi. Dengan ketiadaan kertas tembok yang asli dan jelas, dan juga banyak tempat yang dilalui olehnya menyebabkan kasus ini tidak dapat terpecahkan dengan pasti.

Arsenik banyak digunakan dalam bidang medis sejak berabad-abad, dan digunakan dengan luas dalam perawatan sifilis sebelum ditemukannya penisilin; lalu diganti dengan pengobatan lain seperti obat sulfa dan kemudian antibiotik. Arsenik merupakan bahan dalam banyak tonik, dan dalam era Viktoria, beberapa wanita memakan campuran cuka, kapur dan arsenik untuk memutihkan kulit mereka.

Beberapa abad lalu, arsenik digunakan sebagai racun dalam pembunuhan ketika ditaruh dalam makanan. Batangan perak dapat digunakan untuk mengetes keberadaan arsenik; bila batangan tersebut berubah menjadi hitam ketika dimasukkan ke dalam makanan, berarti makanan tersebut mengandung arsenik.

Kasus terakhir peracunan arsenik adalah Clare Booth Luce, Duta Besar Amerika di Italia pada saat Perang dunia II; dia menderita fisikal dan psikologikal sampai peracunan arsenik ditemukan, dan sumbernya adalah cat tua langit-langit kamarnya. Dia tidak mati oleh peracunan ini. Kasus di Indonesia adalah peracunan aktivis HAM Indonesia Munir, SH pada 7 September 2004.