Jalur kereta api Jombang–Kediri
Jalur kereta api Kediri-Jombang adalah jalur kereta api nonaktif di Indonesia yang menghubungkan Stasiun Kediri dengan Stasiun Jombang sepanjang kurang lebih 50 Km dan terletak di Daerah Operasi VII Madiun. Jalur ini dibangun oleh Kediri Stoomtram Maatschappij pada tahun 1895-1900, dan dibuka pada tanggal 7 Januari 1897 untuk mengembangkan jalur kereta api Staatsspoorwegen dan melewati dua kabupaten dan satu kota, yakni Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.
Penonaktifan
Selain di non aktifkan oleh Operator PT. Kereta Api Indonesia (Persero, beberapa jalur yang sudah tidak dilalui oleh kereta api setelah ditutupnya beberapa Pabrik Gula, telah di bongkar saat pendudukan penjajahan Jepang pada kurun waktu tahun 1943-1944. Periode dinon-aktifkan (secara total) dimulai pada lintas Jombang-Jombang Kota pada tahun 1981, Jombang-Pare 1976, Pare -Kediri pada tahun 1978. Sedang tahun 1984 adalah periode memindahkan semua loko yang beroperasi di jalur ini ke Stasiun Madiun. Sedangkan jalur yang sudah dinon-aktifkan karena rangkaian rel-nya di bongkar saat pendudukan penjajahan Jepang adalah percabangan Pulorejo-Ngoro-Kandangan, Pare-Kepung-Dinoyo, Pare (Tulungrejo)-Kencong-Konto, Pare (Pelem)-Bogokidul-Papar (aktif sampai dengan tahun 1948), Pesantren-Wates dan Gurah-Brenggolo-Kawarasan-Jengkol, termasuk jalur Pare-Karangdinoyo (Kepung). Pembongkaran jalur ini dimanfaatkan oleh penjajah Jepang untuk membangun jalur kereta api kembali di wilayah Myanmar-Thailand, Saketi-Bayah (Banten) dan Muaro (Sumatera Barat) – Pekanbaru (Riau) serta sebagai pendukung perang. Bahkan bangunan pendukung seperti stasiun atau halte juga turut dihancurkan dan diratakan . Sebelumnya pada rentan tahun 1931 sampai dengan 1935, sempat terjadi Mallaise yang berakibat pada penurunan tingkat penjualan gula dan hasil pertanian di pasar internasional yang juga berdampak pada penutupan produksi pabrik gula dan perusahaan pertanian yang tidak lagi meneruskan usahanya. Hal ini mengakibatkan pada berkurangnya frekuensi pengangkutan gula dan hasil pertanian menggunakan jasa kereta api. Posisi jalur rel yang sebagian besar bersebelahan dengan jalan umum, merupakan salah satu penyebab matinya jalur Eks KSM ini.
Saat masa Orde Baru, ketika masuknya kebijakan jalanisasi, dimana moda angkutan kereta api kalah bersaing dengan kendaraan pribadi (mobil atau motor) serta angkutan umum (bus). Sejak didirikan pada tanggal 27 September 1895, NV Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) berada di periode era Kolonial Hindia Belanda sampai dengan tanggal 8 Maret 1942. Kemudian dinasionalisasikan dan dilebur besamaan dengan 11 perusahaan perkereta-apian swasta Hindia Belanda oleh penjajahan Jepang di bawah angkatan darat tentara Jepang, Rikuyu Kyoku. Jawatan ini kemudian di bawah dinas militer Tetsudo Kyoku yang terbagi dalam Zimuso atau daerah eksploitasi dan inspeksi perkereta-apian. KSM masuk ke pembagian daerah untuk zona Jawa Timur atau Tobu Kyoku. Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, pegawai kereta api yang tergabung dalam Angkutan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perkereta-apian pada tanggal 28 September 1945 di kantor pusat Bandung dan dibentuklah Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) pada tanggal 30 September 1945. Kemudian Verenigde Spoorwegenbedrijf Kediri-Stoomtram Maatschappij (VS-KSM) diambil alih pada tahun 1946 oleh pemerintah Indonesia di bawah DKARI.
Daftar stasiun
- Stasiun Kediri (KD)
- Halte Pasar Pahing (PPA)
- Halte Bangsal (BAL)
- Halte Pesantren Pasar (PSP)
- Stasiun Wates (WTS)
- Halte Wonoredjo (WRO)
- Stasiun Pesantren (PES)
- Halte Gumul (GUM)
- Halte Gumul Yarn (GYN)
- Halte Gurah pasar (GAHP)
- Stasiun Gurah (GAH)
- Halte Banjaranyar (BNR)
- Halte Wonokasihan (WKN)
- Halte Gayam (Kediri) (GYM)
- Halte Adan-adan (ADN)
- Halte Sambirejo (SAR)
- Stasiun Bendo (Kediri) (BEO)
- Halte Pelem (PEL)
- Stasiun Pare (PE)
- Stasiun Konto (KO)
- Halte Ngrangkok (NGK)
- Stasiun Kencong (KEC)
- Halte Semandingwetan (SDW)
- Halte Tulungrejo (TLJ)
- Halte Bringin (BRG)
- Halte Tunglur (TUN)
- Stasiun Badas (BDS)
- Halte Jombok (JMO)
- Halte Pulorejo (PLR)
- Halte Banyuarang (BAG)
- Stasiun Blimbing (Kediri) (BLM)
- Halte Kayangan (KYG)
- Stasiun Cukir (CK)
- Halte Tebuireng (TEI)
- Stasiun Ceweng (CW)
- Halte WP Ceweng (WPC)
- Stasiun Jombang Kota (JGK)
- Stasiun Jombang (JG)
Stasiun dan halte milik KSM seperti di (daerah) Pare (kecuali stasiun Pare), Papar, Konto, Kepung, Pulorejo, Kandangan, Wates dan lainnya, sebagian besar kontruksi dindingnya terbuat dari kayu. Emplasemen di stasiun besar Jombang dan Kediri milik SS menerapkan sistem sewa penggunaannya kepada KSM.
Jalur terhubung [1]
- Jalur kereta api Mojokerto-Ngoro
- Jalur kereta api Ngoro-Kandangan (Dibongkar Jepang)
- Jalur kereta api Pulorejo-Ngoro (Dibongkar Jepang)
- Jalur kereta api Pare-Kepung-Dinoyo (Dibongkar Jepang)
- Jalur kereta api Tulungrejo-Kencong-Konto (Dibongkar Jepang)
- Jalur kereta api Pare (Pelem)-Bogokidul-Papar (Aktif Sampai Dengan Tahun 1948)
- Jalur kereta api Pesantren-Wates (Dibongkar Jepang)
- Jalur kereta api Pare-Kencong - Kandangan
- Jalur kereta api Gurah-Brenggolo-Kawarasan-Jengkol (Dibongkar Jepang)
Lihat pula
Referensi
- ^ http://www.semboyan35.com/showthread.php?tid=6263 Misteri Jalur Mati di Daerah Kediri (selain jalur mati Kediri-Pare-Jombang)