Tindakan afirmatif di Tiongkok
Di Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan aksi afirmatif yang disebut Youhui zhengce (Hanzi sederhana: 优惠政策; Hanzi tradisional: 優惠政策; Pinyin: Yōuhuì zhèngcè) yang dimulai pada 1949 dan menjadi kebijakan eksplisit pada pertengahan 1980an. Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan keuntungan bagi etnis minoritas di Tiongkok yang dimodelkan dari kebijakan yang dibuat oleh Uni Soviet.[1][2] Tiga prinsip menjadi dasar kebijakan tersebut: persamaan untuk minortias nasional, otonomi teritorial, dan persamaan untuk semua bahasa dan budaya.[1] Pembubaran USSR dipelajari oleh Tiongkok; ketidakpersamaan ekonomi dan ketidakseimbangan kekuasaan ditemukan sebagai penyebab keruntuhan tersebut, dan berujung pada kebijakan baru, Hukum Otonomi untuk Kawasan-Kawasan Minoritas.[1]
Referensi
- Elman, Benjamin A. A Cultural History of Civil Examinations in Late Imperial China. University of California Press, 2000. ISBN 0-520-92147-X, 9780520921474.
- Sautman, Barry. "Affirmative Action, Ethnic Minorities and China's Universities." (Archive) Pacific Rim Law & Policy Journal. Pacific Rim Law & Policy Association, January 1998. Volume 7, No. 1. p. 77-116. - Info page.
Catatan
- ^ a b c Hill, Ann Maxwell and Minglang Zhou. "Introduction." In: Zhou, Minglang and Ann Maxwell Hill (editors). Affirmative Action in China and the U.S.: A Dialogue on Inequality and Minority Education. Palgrave Macmillan, October 13, 2009. ISBN 0-230-10092-9, 9780230100923. Pages 8-14.
- ^ Sautman, p. 77.
Bacaan tambahan
- Leibold, James (La Trobe University). "THE CHONGQING INCIDENT:THE HAN NATIONALIST BACKLASH AGAINST PREFERENTIAL MINORITY EDUCATION IN CHINA" (Archive) Paper Presented at the 18th Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia in Adelaide, 5–8 July 2010.
- Wang, Wenwen. "Han in Xinjiang victims of favorable minority policies" (Editorial) . Global Times. March 18, 2012.
- Tursun, Turgunjun. "Whining from majority about affirmative action misplaced." (Editorial) Global Times. March 18, 2012. -- Response to Wang Wenwen's article