Lompat ke isi

Kaliwedi, Kebasen, Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Juni 2017 19.36 oleh Arief Hidayat Kendeng (bicara | kontrib) (Situs web)
Kaliwedi
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanKebasen
Kode pos
53172
Kode Kemendagri33.02.05.2005 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Kaliwedi adalah desa di kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografis

RW dan Grumbul di Kaliwedi
RW Grumbul
1 Brak, Tilombok
2 Kaliwedi Lor
3 Gadog, Legok, Majegan
4 Ngasinan
5 Gandasuli
6 Leler

Kepala Pemerintahan

  1. Bangsa Dipa
  2. Krama Diwangsa
  3. Tirta Meja
  4. H. Ikhsan
  5. H. Nurudin
  6. Ridin. HS
  7. Hirman. HS
  8. Sawin Hadi Sudiono
  9. Suhari
  10. Khadirin
  11. Sahud

Kaliwedi adalah desa di kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. kaliwedi lor merpakan jalan utama menuju pemancar, tepatnya dari balaidesa kaliwedi ke arah utara . Daftar kepala desa kaliwedi : sabuk, tirtameja, H. ikhsanudin, nurudin, ridin, hirman, sawin hadi sudiono, suhari, khadirin, sahud [2013] kaliwedi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi,di sebelah timur ada grumbul legok,ngasinan,leler, gadog dan majegan . di sebelahnya lagi ada beberapa grumbul lainya seperti kaliwedilor,brak,&tilombok . sejarah desa kaliwedi Desa Kaliwedi diperkirakan berdiripada masa pemerintahan Kasunanan Surakarta di bawah kekuasaan Kanjeng Susuhunan Paku Buwana IV tidak ada catatan yang pasti mengenai berdirinya, hanya mendasari dari cerita para tokoh dan sesepuh masyarakat desa Kaliwedi bahwa konon ceritanya pada masa pemerintahan Kasunanan Surakarta di bawah kekuasaan Kanjeng Susuhunan Paku Buwana IV Terjadi Pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, pembrontakan tersebut sampai kewilayah Banyumas. Pada saat itu Banyumas menjadi medan perangPangeran Diponegoro melawan Compeny, pada peristiwa itu Prajurit Pangeran Diponegoro diperkuat oleh putra Pangeran Diponegoro sendiri yang bergelar Kanjeng Pangeran Suryaatmaja yang di bantu oleh senopati perang Raden Tumenggung Danukusuma. Adapun pengikut Pangeran Diponegoro. Dalam pertempuran yang terjadi disekitar Wilayah Banyumas adalah Tumenggung Tambakbaya dan prajuritnya, dalam pertempuran tersebut sampai ke Desa Widarapayung kemudian disana Pasukan Pangeran Diponegoro terpukul mundur kearah utara sampai ke Desa Danasri serta Babakan, dalam pertempuran yang sengit itu banyak sekali korbannya baik dari Pihak Pangeran Diponegoro sendiri maupun dipihak lawan karna serdadu Compeny terdesak kemudian serdadu Compeny minta bantuan kepada Pemerintah Banyumas yang kemudian datanglah bantuan serdadu dari Banyumas dengan persenjataan lengkap untuk menyerang pasukan Pangeran Diponegoro dengan menggunakan Taktik Frontal menjelang subuh sehingga prajurit dari pihak Pangeran Diponegoro banyak yang terdesakdan lari tinggal gelanggang, ada yang lari kearah selatan menuju Gunung Selok dan ada yang menuju kearah utara.Adapun Prajurit Diponegoro yang lari kearah utara dari Babakan dan Widarapayung antara lain Raden Pangeran Kusumaatmojo, Raden Tumenggung Danukusuma, Tumenggung Kertanegara dan Tumenggung Dipayuda yang berganti nama Sentolo sampai dipegunungan sebelah barat Banyumas kemudian disana para prajurit Pangeran Diponegoro bersembunyi. dan beristirahat, karena akan meneruskan perjalanannya para prajurit merasa bingung akan menuju kemana sebab lokasi gunung tersebut mudah dicari oleh musuhsehingga para prajurit menjadi merasa terpojok (gadog) dalam berpikir. Kemudian tempat pegunungan tersebut apabila dikemudian hari ada rejanya jaman dikasih nama Gunung Gadog. Dan untuk menghindari musuh yang tidak seimbang dari Serdadu Compeny para Prajurit Pangeran Diponegoro turun dengan menelusuri sebuah sungaiatau kali yang juga terdapat ada sebuah air terjun atau curug yang lumayan tinggi karena ketinggian air terjun atau curug tersebut+125 meter yang kemudian sungaiatau kali dimaksud bermuara melewati Grumbul Leler dimana Grumbul Leler tersebut terdapat pusat penyebaran Agama Islam sehingga oleh prajurit Pangeran Diponegoro Curug tersebut diberi nama Curug Leler kemudian para prajurit Pangeran Diponegoro melanjutkan perjalanannya menelusuri Sungai yang mana sepanjang sungai tersebut banyaktempat tempat yang angker dan wingit sehingga terkesan menakutkan terbukti dalam perjalanannan tersebut Tumenggung Dipayuda atau Tumenggung Sentolo jatuh sakit sampai meninggal yang kemudian dimakamkan dipinggir kali tersebut dekat Grumbul Leler dan sampai sekarang makam Tumenggung Sentolo tersebut terkenal dengan makam Mbah Tholo.Sepeninggalannya Tumenggung Dipayuda dalam menyelusuri Kali itu Prajurit Pangeran Diponegoro yang lain merasa takut atau basa jawanya Wedi sehingga untuk peringatan buat anak cucu apabila adarejane jamantempat ini oleh Prajurit Pangeran Diponegoro diberi nama Desa Kaliwedi. Demikian sekilas Legenda terjadinya nama Desa Kaliwedi yang kami kaitkan dari sejarah Banyumas dari masa ke masa yang bersumber dari karangan M. Marwin, dkk serta pengembangan dari berbagai sumber sesuai dengan kondisi yang ada. Al ikhfan (bicara) 27 Januari 2016 15.44 (UTC)

sumber http://kaliwedi.desa.id