Zuo Zongtang
Zuo Zongtang (Hanzi: 左宗棠) (10 November 1812 – 5 September 1885) adalah pemimpin militer Tiongkok yang berbakat semasa tahun-tahun terakhir Dinasti Qing. Dia dilahirkan di Wenjialong, sebelah utara Changsha, Provinsi Hunan.Dia berjasa besar dalam perang saudara terbesar di Tiongkok yang berlangsung selama 14 tahun yaitu Pemberontakkan Taiping yang memakan korban jiwa sekurangnya 30 juta orang.
Di awal kariernya, Zuo sangat tidak beruntung, masa mudanya dilewati dengan tiga kali gagal dalam ujian negara untuk menjadi pejabat. Dia menyerah dan pulang ke kampungnya di dekat Sungai Xiang, Hunan dimana dia menjalani hidup tenang dengan beternak ulat sutera dan menanam teh. Dalam masa-masa inilah dia mulai tertarik dan mempelajari ilmu pengetahuan, politik dan ekonomi dari barat.
Ketika Pemberontakan Taiping meletus tahun 1805, Zuo yang sudah berusia 38 tahun dipanggil sebagai penasehat gubernur Hunan. Pada tahun 1856 dia secara resmi ditawari jabatan untuk pemerintahan provinsi Hunan. Tahun 1860, Zuo mendapat kekuasaan untuk membawahi 5000 sukarelawan dan pada September tahun itu juga dia memukul mundur para pemberontak dari Hunan dan Guangxi hingga ke pesisir Zhejiang. Zuo lalu menduduki kota Shaoxing yang menjadi basis untuk menyerang ke selatan yaitu Guangdong dan Fujian dimana pemberontakan pertama kalinya meletus. Tahun 1863, dia diangkat sebagai gubernur Zhejiang dan wakil sekretaris perang. Agustus 1864, Zuo bersama Zeng Guofan menggulingkan raja Taiping, Hong Tianguifu dan mengakhiri pemberontakan itu. Atas jasanya ini dia dianugerahi gelar pangeran oleh kerajaan.
Tahun 1865, Zuo diangkat sebagai raja muda dan gubernur jendral untuk Zhejiang dan Fujian. Sebagai komisaris industri angkatan laut, Zuo mengatur pembangunan galangan kapal modern Tiongkok yang pertama dan juga akademi angkatan laut di Fuzhou pada tahun berikutnya.
Kesuksesan Zuo berlanjut, tahun 1867 dia diangkat menjadi raja muda dan gubernur jendral untuk Shanxi dan Gansu dan komisaris militer Shaanxi. Dalam kapasitasnya itu, dia sukses menumpas pemberontakan lain, yaitu pemberontak Nian tahun 1868. Setelah itu, dia bergerak ke barat bersama 120.000 tentaranya dan memenangkan banyak pertempuran melawan pemberontak Muslim di bagian barat laut Tiongkok yang meliputi Shaanxi, Ningxia, Gansu, Qinghai, dan Xinjiang pada tahun 1870. Tahun 1878, dia sukses menumpas pemberontakan Muslim Xinjiang dan bernegosiasi untuk mengakhiri pendudukan Rusia di perbatasan Yili. Untuk jasanya kali ini, Zuo diangkat sebagai sekretaris besar atau kanselir kabinet pada 1874 dan dianugerahi gelar kebangsawanan tahun 1878.
Di usianya yang sudah 70an, dia diangkat sebagai dewan masalah peperangan, kabinet de facto dari Kerajaan Tiongkok pada masa itu. Merasa tidak cocok dengan birokrasi politik, Zuo memohon pengunduran diri, sebagai gantinya kerajaan menunjuk dia sebagai raja muda Jiangnan dan Jiangxi pada tahun 1881. Tahun 1884, saat meletusnya perang Tiongkok-Prancis, Zuo menerima jabatan komisaris kerajaan untuk keempat dan terakhir kalinya dengan, kali ini dengan misi bertempur melawan Prancis di pesisir Fujian. Dia meninggal tak lama setelah ditandatanganinya gencatan senjata di Fuzhou tahun 1885.