Maria Aleksandrovna (istri Aleksandr II)
|
Maria Alexandrovna (Bahasa Rusia: Мария Александровна) lahir Putri Marie dari Hesse dan oleh Rhine (lahir 8 Agustus 1824 - 3 Juni 1880) adalah Permaisuri Rusia sebagai istri pertama dari Kaisar Alexander II dari Rusia dan ibu dari Kaisar Alexander III dari Rusia.
Putri Hesse
Permaisuri Maria Alexandrovna lahir sebagai Putri Maximilianne Wilhelmine Auguste Sophie Marie dari Hesse dan oleh Rhine (Jerman: Prinzessin Maximilianne Wilhelmine Auguste Sophie Marie von Hessen und bei Rhein), pada tanggal 8 Agustus [K.J. 27 Juli] 1824 di Darmstadt. Dia dipanggil Wilhelmine oleh keluarganya seperti ibunya, tetapi di Darmstadt, dia dikenal dengan nama Marie.
Marie adalah anak dari Louis II, Adipati Agung Hesse dan oleh Rhine dan Putri Wilhelmine dari Baden. Marie adalah anak yang paling termuda diantara lima bersaudara. Saudara Marie adalah Louis III, Adipati Agung Hesse dan oleh Rhine, Pangeran Charles dari Hesse dan oleh Rhine, Putri Elisabeth dari Hesse dan oleh Rhine (mati di usia muda) dan Pangeran Alexander dari Hesse dan oleh Rhine.
Rumor menyebar kalau ayah biologis dari Pangeran Alexander dan Putri Marie adalah Baron August von Senarclens de Grancy, yaitu asisten dari Adipati Agung Hesse dan kekasih ibu Marie. Tetapi, Louis II mengakui kalau Alexander dan Marie itu adalah anaknya.
Pada usia empat tahun, Marie dan Alexander pindah ke Istana Heiligenberg. Istana ini adalah tempat dimana Marie menghabiskan masa kecilnya. Marie dididik oleh ibunya yang bertanggung jawab atas pendidikan Marie. Ibunya adalah adik dari Ratu Karoline dari Bavaria dan Ratu Frederica dari Swedia.
Ibunya juga adalah adik dari Tsarina Elizabeth Alexeievna dari Rusia (née Putri Louise dari Baden) yang adalah istri dari Tsar Alexander I dari Rusia. Tsarina Elizabeth Alexeievna meninggal ketika Marie berusia dua tahun.
Istri Adipati Agung Wilhelmine dari Hesse meninggal ketika Marie hanya berusia 12 tahun. Dan setelah ibunya meninggal, Putri Marie dan Pangeran Alexander pindah ke kediaman ayahnya. Adipati Agung Louis II adalah seorang yang dingin dan mempunyai hubungan yang tidak dekat dengan anaknya.
Pertunangan
Pada waktu musim panas tahun 1839, Tsarevich Alexander Nikolaevich, pewaris kekaisaran Rusia dan putra pertama Tsar Nicholas I dari Rusia, mengunjungi Eropa barat, untuk mencari pendamping yang sesuai. Orangtuanya sudah menyarankan Putri Alexandrine dari Baden, tetapi, setelah bertemu, Alexander tidak mau. Pada tanggal 13 Maret 1839, setelah kunjungan kenegaraan ke Prusia, Württemberg dan Baden, Alexander dan pengawalnya berhenti di Darmstadt untuk beristirahat dan berkunjung kepada anggota Adipati Agung Hesse. Marie, satu-satunya putri Louis II yang masih hidup, tidak termasuk daftar pengantin potensial.
Adipati Agung Louis II mengenalkan Alexander dan Marie. Alexander jatuh cinta kepada Marie. Alexander terkesan dengan Marie yang cantik dan pemalu. Setelah pertemuan itu, Alexander menulis dan mengirimkan surat ke ayahnya kalau dia ingin menikahi Marie dan minta persetujuan kedua orangtuanya. Skandal kelahiran Marie bukan merupakan suatu penghalang dalam hubungan Alexander dan Marie. Bahkan, Alexander akan menyerahkan tahta untuk menikah dengan Marie jika orangtuanya tidak setuju. Ibu Alexander, Tsarina Alexandra Feodorovna (née Putri Charlotte dari Prusia) sangat tidak setuju dengan keputusan Alexander, karena, skandal kelahiran Marie dan juga tidak setuju dengan keluarga Adipati Agung Hesse. Tsarina khawatir Marie mungkin mewarisi penyakit yang sama dengan ibunya. Tetapi, karena paksaan Tsar Nicholas I akhirnya Tsarina datang ke Frankfurt untuk bertemu Marie. Tsarina ternyata juga terpesona dengan Putri Marie dan akhirnya setuju dengan hubungan Alexander dan Marie.
Di London, Alexander diperkenalkan oleh Ratu Victoria muda dan dia mengunjungi tantenya, Ratu Anna Paulowna dari Belanda di Den Haag. Di awal Juni, dia kembali ke Darmstadt untuk merayakan pertunangannya dengan Putri Marie. Marie belum genap lima belas tahun, Periode pertunangan yang panjang diperlukan sebelum pernikahan berlangsung. Menjelang akhir minggu 1839, Tsarevich kembali ke Darmstadt untuk mengunjungi Marie lagi. Alexander juga membawa Imam Ortodoks Rusia untuk mengarahkan Putri Marie berpindah agama ke Ortodoks Rusia. Setelah Marie pindah agama, Putri Marie dari Hesse-Darmstadt mengambil nama Maria Alexandrovna Romanova. Pengumuman pertunangan resmi Maria Alexandrovna dan Tsarevich Alexander Nikolaevich diumumkan pada bulan April 1840.
Pernikahan
Beberapa minggu setelah ulang tahun Maria yang ke enam belas, pada bulan Agustus 1840, Maria Alexandrovna dan rombongannya keluar menuju ke Rusia. Maria dikawal oleh kakaknya, Pangeran Alexander. Pengasuhnya, Mille von Grancy juga ikut, dan tinggal di Rusia bersama Maria. Maria tiba pada bulan September 1840 dan Maria sangat terpesona kepada Rusia dan menulis ke keluarganya: "St. Petersburg lebih bagus dari apa yang ku bilang. Sungai Neva memberikan kontribusi untuk ini. Aku fikir susah untuk mencari kota yang lebih besar dari ini. Pemandangan dari Istana Musim Dingin di Neva sangat indah!". Kedatangan Maria di Rusia disambut dengan kemegahan dan upacara yang hebat dengan perayaan dan hiburan.
Perayaan dan Hiburan untuk merayakan kedatangan Maria Alexandrovna adalah pertunjukan Prancis, opera dan balet baru yang dilakukan di teater China. Dan setiap hari Minggu, calon ibu mertua, Tsarina Alexandra Feodorovna, mengadakan jamuan makan di Istana Alexander. Namun, Maria mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Pernikahan Tsarevich Alexander Nikolaevich dan Maria Alexandrovna dilaksanakan pada 28 April [K.J. 16 April] 1841 di Gereja Katedral di Istana Musim Dingin di St. Petersburg, Pada malam ulang tahun Alexander yang ke dua puluh tiga.
Maria tidak suka dengan resepsi yang ramai dan kehidupan metropolitan. Semua itu membuat dia bosan. Maria lebih suka kehidupan yang damai atau diam di kediaman kekaisaran. Sekarang dia hanya merasakan kengerian itu, yang tiba-tiba terbuka di hadapannya. Penyesuaian terhadap kehidupan di Kekaisaran Rusia terbukti merupakan tantangan yang sulit bagi Maria Alexandrovna, yang terus berlanjut karena Maria sangat pemalu.
Iklim yang lembab di St. Petersburg terbukti tidak sehat bagi Maria, dan Maria sering mengalami batuk dan demam. Meski begitu, ia menjadi ibu delapan anak. Kehamilan ini, bersama dengan kesehatan yang buruk, sering menjauhkannya dari kegiatan di istana kekaisaran, yang membawa godaan pada suaminya.
Permaisuri
Pada tanggal 18 Februari 1855, Nicholas I mati, dan penobatan Tsar Alexander II dan Tsarina Maria Alexandrovna dilaksanakan satu tahun kemudian. Penobatan itu terjadi di Katedral Assumption di Moscow, dan perayaannya dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 26 Agustus 1856. Sebagai Permaisuri, Maria Alexandrovna harus mengambil lebih banyak fungsi kenegaraan, meskipun kesehatannya memburuk.
Maria Alexandrovna sangat religius dan populer dikalangan rakyat. Maria sangat tidak menyukai kehidupan istana dalam tugas representasi karena dia sangat pemalu dan Maria adalah seseorang yang lebih suka diam dan suasana yang tenang. Konsekuensinya Maria Alexandrovna menjadi tidak populer di kalangan anggota kekaisaran Rusia dan bangsawan. Dia sangat menyukai kegiatan amal setelah kematian ibu mertuanya, Janda Kaisar Alexandra Feodorovna di tahun 1860. Maria Alexandrovna sangat aktif di bidang pendidikan wanita dan mendirikan sekolah wanita pertama di Rusia. Maria Alexandrovna mengorganisasikan Palang Merah Rusia dan memperluas kegiatannya selama Perang Rusia-Turki pada tahun 1877-78.
Dari awal 1860-an sampai tahun 1870-an, Maria mulai membayar kunjungan panjang ke tanah airnya, biasanya membawa suami, anak-anak dan rombongan Rusia bersamanya, dan berhenti di Istana Heiligenberg, istana kecil dimana saudaranya Alexander, yang tinggal bersama istrinya yang menikah dengan monogratic marriage dan anak-anak mereka di Jugenheim, di luar Darmstadt. Di sana ia bertemu dengan Putri Alice, putri kedua Ratu Victoria dan istri keponakannya, Pangeran Louis dari Hesse. Dia menolak saran Alice bahwa saudara Alice yaitu Pangeran Alfred, Adipati Edinburgh dan putri tunggal Tsarina Maria yaitu Adipati Wanita Agung Maria Alexandrovna menikah, tapi pasangan itu menikah pada tahun 1874. Di sanalah putra tertua Maria, Tsesarevich Nicholas Alexandrovich telah bertunangan dengan Putri Dagmar dari Denmark, meskipun Nicholas meninggal pada tahun 1865 saat pertunangan pasangan itu dan Dagmar akan menikahi putra kedua tertua Maria, calon Kaisar Alexander III, di tahun berikutnya.
Setelah Alice meninggal di tahun 1878, Maria mengundang anak-anak yang tidak memiliki ibu untuk liburan bersama Maria dan keluarga Alexander di Heiligenberg. Pada kunjungan Maria ke Heiligenberg, putra bungsu keduanya yaitu Adipati Agung Sergei Alexandrovich, bertemu dengan calon istrinya yaitu putri kedua Alice, Putri Elisabeth dari Hesse dan oleh Rhine. Di sana juga, Maria juga bertemu dengan adik perempuan Elisabeth yang masih hidup, Putri Alix, yang pada akhirnya akan menjadi istri cucu Maria Alexandrovna yang terkasih, calon Kaisar Nicholas II.
Sebuah legenda menceritakan bahwa dalam sebuah kunjungan ke Darmstadt, setelah bertemu dengan Alix, Maria berpaling ke pelayan dengan hormat dengan berkata, "Cium tangannya. Dia akan menjadi Permaisuri anda". Beberapa tahun kemudian putri sulung Nicholas II, Olga Nikolaevna, sewaktu kecil dia melihat hantu Tsarina Maria Alexandrovna, menurut pengasuhnya, Margaretta Eagar.
Maria Alexandrovna tahu Alexander tidak setia dan mempunyai banyak kekasih. Tsar mempunyai empat anak dari gundiknya, Catherine Dolgorukova, Putri Yurievskaya, yang dinikahi Alexander II setelah Maria meninggal pada tanggal 18 Juli [K.J. 6 Juli] 1880.
Setelah mengetahui hubungan Tsar dan Catherine, Maria ingin bertemu dengan anak Tsar dengan Catherine, Tsar membawa dua anak pertamanya, George dan Olga, mereka berada di samping ranjang Tsarina dan Maria menciumi dan memberkati mereka. Tsar dan juga istrinya mengeluarkan air mata ketika pertemuan itu berlangsung.
Kematian
Kesehatan Maria memburuk sejak kehamilannya dan penyakit tuberkulosis yang menimpanya sejak 1863. Kesehatan Maria lebih memburuk ketika putra pertamanya, Tsarevich Nicholas Alexandrovich meninggal karena meningitis. Maria Alexandrovna diperlakukan dengan hormat oleh suaminya yang memiliki banyak kekasih dan sangat dicintai oleh anak-anaknya yang masih hidup. Maria Alexandrovna meninggal pada tahun 1880 karena penyakit yang sudah lama dideritanya.
Warisan
Teater Mariinsky dan kota Mariehamn di Åland, Finlandia dinamai untuk menghormati Tsarina Maria Alexandrovna.
Nama dari Adipati Wanita Agung Maria Pavlovna (anak dari Adipati Agung Pavel Alexandrovich dan Putri Alexandra dari Yunani dan Denmark) dinamai untuk menghormati Tsarina Maria Alexandrovna dan ibu baptisnya (Tsarina Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark)).
Anak
Gelar dan Gaya
- 8 Agustus 1824 – 3 Juni 1880 Yang Mulia Putri Marie dari Hesse dan oleh Rhine
- 16 April 1841 – 2 Maret 1855 Yang Mulia Sang Tsesarevna Maria Alexandrovna dari Rusia
- 2 Maret 1855 – 3 Juni 1880 Yang Mulia Sang Permaisuri Rusia
Kehormatan
Pranala luar
Maria Aleksandrovna (istri Aleksandr II) Lahir: 8 Agustus 1824 Meninggal: 3 Juni 1880
| ||
Gelar penyandang kekuasaan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Alexandra Feodorovna (Charlotte dari Prusia) |
Permaisuri Rusia 1855–1880 |
Lowong Selanjutnya dijabat oleh Maria Feodorovna (Dagmar dari Denmark)
|