Lompat ke isi

Islam di Jerman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Islam di Jerman telah ada sejak abad ke-17. Tercatat ada 4,4 hingga 4,7 juta jiwa Muslim yang ada di Jerman atau setara dengan 5,4 hingga 5,7 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Jerman (2016).[1] Hal ini menjadikan Jerman sebagai negara kedua setelah Perancis dengan jumlah Muslim terbanyak di Benua Eropa. Perancis sendiri memiliki populasi muslim sebanyak 4,7 juta jiwa.[2]

Dari jumlah populasi Muslim di Jerman, mayoritas merupakan pendatang dan keturunan migran generasi kedua atau ketiga. Dengan jumlah sebanyak 1,5 juta jiwa, Turki merupakan negara asal Muslim Jerman terbanyak. Kemudian disusul dengan kawasan Eropa Tenggara dengan jumlah 355.000 orang, Timur Tengah sebanyak 110.000 orang, Afrika Utara sebanyak 92.000 orang, Asia Tenggaras sebanyak 73.000 orang, Asia Tengah sebanyak 13.000 orang dan negara lainnya sebanyak 32.000 orang.[2]

Di antara seluruh negara bagian di Jerman, Nordrhein-Westfalen (NRW) merupakan negara bagian dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di Jerman, yakni sebanyak Sekitar 1.343.000 jiwa.[2]

Sejarah

Sejarah Islam di Jerman tak terlepas dari hubungan antara Turki (saat itu Kesultanan Ottoman) dengan Jerman.

Pada 1683 terjadi pengepungan Wina yang dilakukan oleh pasukan Kesultanan Ottoman terhadap tentara Austria dan Polandia di ibukota Habsburg, Wina. Ini merupakan pengepungan yang kedua setelah pertama kali terjadi pada 1529. Saat pengepungan kedua dilancarkan, pasukan pimpinan dari Lorraine dan John Sobieski dari Polandia mampu mengalahkan pasukan Ottoman. Atas kekalahan itu, banyak pasukan Ottoman yang beragama Islam ditawan dan kemudian dikirim ke Jerman.[3] Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal dari keberadaan Islam di Jerman.

Perkembangan Islam di Jerman kemudian berlanjut saat terjadi perang antara Rusia dengan Turki pada 1735 hingga 1739. Konflik saat itu didasari dengan keinginan Rusia untuk memperluas wilayah ke Laut Hitam.[4]

Akibat perang, tawanan muslim pun bertambah. Pada 1739, 22 orang Turki diizinkan bergabung oleh Bangsawan dengan Prusia. Begitu pun dengan Muslim Tartar dan Bosnia. Pada 1741 mereka turut bergabung dengan Prusia.[1]

Tatkala hubungan antara Prusia dan Kesultanan Ottoman sedang membaik, Jerman membuka peluang bagi sejumlah Muslim untuk tinggal di sana. Salah satunya adalah perwakilan diplomatik Ottoman yang tinggal di Jerman sejak 1763. Di saat perwakilan diplomatik tersebut meninggal dunia pada 1768, Raja Frederick William III kemudian membuat sebuah pemakaman untuknya. Pemakaman yang terletak di Columbiadamm, Berlin tersebut kemudian menjadi pemakaman Islam pertama di Jerman.[1]

  1. ^ a b c Liputan6.com. "8 Fakta Keberadaan Islam di Jerman". liputan6.com. Diakses tanggal 2017-10-03. 
  2. ^ a b c (www.dw.com), Deutsche Welle. "Tujuh Fakta Muslim di Jerman | Semua konten media | DW | 12.08.2015". DW.COM. Diakses tanggal 2017-10-03. 
  3. ^ Adams, Simon (2008). Atlas Eksplorasi dan Kerajaan. Jakarta: Erlangga. hlm. 19. ISBN 9789790331013. 
  4. ^ "Perang dan Damai yang Terus Mewarnai Hubungan Rusia-Turki". tirto.id. Diakses tanggal 2017-10-03.