Lompat ke isi

Daniel 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Daniel 2 (disingkat Dan 2) adalah bagian dari Kitab Daniel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi riwayat Daniel yang berada di Babel pada abad ke-6 SM.[1][2]

Teks

Naskah sumber utama

  • Bahasa Ibrani:
    • Masoretik (abad ke-10 M)
    • Gulungan Laut Mati: (akhir abad ke-2 SM)[3][4] terlestarikan: ayat 2-6, 9‑11, 19‑35, 37‑49.[5]
      • 1QDana (4QDan71): terlestarikan: ayat: 2-6[5]
      • 4QDana (4QDan112): terlestarikan: ayat: 9‑11, 19‑35, 37‑49[5]

Bahasa

  • Tiga ayat yang pertama aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani
  • Di ayat 4 tertulis: "Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram)". Setelah kalimat itu teks ini aslinya ditulis dalam bahasa Aram sampai di akhir pasal 7. Rupanya bahasa Aram digunakan sebagai bahasa resmi saat itu untuk orang-orang terpelajar.[6] Mulai pasal 8, teks ini menurut Teks Masoret ditulis dalam bahasa Ibrani lagi sampai akhir kitab.[7]

Struktur

Dalam Kitab Daniel

Pasal 2-7 Kitab Daniel yang ditulis dalam bahasa Aram (mulai bagian kedua ayat 4 pasal 2, di mana sebelumnya dalam bahasa Ibrani) mempunyai bentuk susunan chiasmus, suatu struktur puisi yuang menempatkan titik atau pesan utama di tengah periop dan diapit oleh pengulangan tema pada kedua sisinya:[8]

  • A. (2:4b-49) – Mimpi empat kerajaan yang digantikan oleh kerajaan kelima
    • B. (3:1–30) – Tiga teman Daniel dalam dapur perapian
      • C. (4:1–37) – Daniel menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar
      • C'. (5:1–31) – Daniel menafsirkan tulisan di dinding kepada Belsyazar
    • B'. (6:1–28) – Daniel di gua singa
  • A'. (7:1–28) – Penglihatan mengenai empat kerajaan dunia yang digantikan oleh kerajaan kelima

Daniel 2

Daniel 2 juga berbentuk chiasmus di dalam struktur besar Daniel 2-7:[9]

  • A. Pengantar (ayat 1)
    • B. Raja dan penasihat-penasihat yang tidak bijaksana (ayat 2-12)
      • C. Daniel dan Ariokh (ayat 13-16)
        • D. Daniel dan teman-temannya berdoa kepada Allah (ayat 17-23)
      • C'. Daniel dan Ariokh (ayat 24-25)
    • B'. Raja dan Daniel, penasihat yang bijaksana (ayat 26-47)
  • A'. Hasil (ayat 48-49)

Ayat 4

Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram):
"Ya raja, kekallah hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan maknanya."[10]

Hingga kata-kata "(dalam bahasa Aram)" ini, kitab Daniel ditulis dalam kosa kata bahasa Ibrani. Mulai dari kata-kata "Ya raja ..." ayat ini beralih ke kosa kata bahasa Aram, bahasa yang dipakai dalam perdagangan dan komunikasi pemerintahan. Huruf-hurufnya sama, karena baik bahasa Ibrani maupun bahasa Aram menggunakan abjad yang kurang lebih sama. Pemakaian bahasa Aram dalam kitab Daniel berlangsung hingga pasal 7 (Daniel 7:1–28). Pasal 8 (Daniel 8:1–12:13) kembali ditulis dalam kosa kata bahasa Ibrani.[11]

Penafsiran Mimpi Nebukadnezar

Daniel berbicara dengan Ariokh, pemimpin pengawal raja Nebukadnezar.

Mimpi dalam dunia kuno

Dalam dunio kuno, mimpi, terutama yang dialami oleh para raja, dianggap sebagai portent, yaitu firasat untuk masa depan.[12] Suatu inskripsi yang dibuat oleh raja Babel, Nabonidus, misalnya, menceritakan bahwa ia mengingat leluhurnya raja Nebukadnezar Agung menyebut tentang seorang laki-laki muda yang muncul dalam mimpi untuk meyakinkan bahwa mimpi itu bukan membawa firasat buruk.[13]

Kelakuan raja menunjukkan rasa tidak percaya terhadap para penafsir mimpi di istananya dan membuka kesempatan untuk mengenal Allahnya Daniel.[12] Rahasia mimpi Nebukadnezar disebut suatu "misteri," istilah yang ditemukan dalam gulungan-gulungan dari Qumran mengindikasikan suatu rahasia yang dapat dipelajari melalui hikmat ilahi; sebagaimana Daniel menerima hikmat ilahi sebagai suatu "penglihatan pada waktu malam", sebuah mimpi.[14] Daniel 2:20-23 menekankan Allah adalah sumber hikmat dan pengatur nasib para raja; puji-pujian dan doa-doa semacam itu menjadi khas untuk sejumlah narasi alkitabiah setelah pembuangan.[15] Akhirnya Nebukadnezar bersujud di hadapan Daniel dan memerintahkan persembahan dan ukupan baginya, menunjukkan bahwa ia menganggap Daniel sebagai dewa, meskipun setelah raja itu mengakui dan menghormati Allahnya Daniel, ia tidak menganut penyembahan terhadap Allah.[16]

Empat kerajaan dan batu

Kebanyakan sarjana sepakat bahwa empat kerajaan dunia yang dilambangkan oleh patung tersebut adalah Babel (kepala), Madai (dada dan lengan), Persia (perut dan pinggang), Makedonia (paha dan lutut) serta Seleukia Siria dan Ptolemaik Mesir (kaki).[17] Konsep empat kerajaan dunia yang berurutan sejalan dengan teori Yunani mengenai sejarah mitologi, sedangkan simbol empat logam juga ditemukan dalam tulisan-tulisan Persia.[18] Terdapat konsensus di kalangan para sarjana bahwa keempat binatang pada Daniel 7 melambangkan empat kerajaan yang sama.[19] Ayat-ayat 41b-43 memberika tiga penafsiran berbeda mengenai arti campuran besi dan tanah liat pada kaki patung, sebagai "kerajaan yang terbagi," kemudian sebagai "kuat dan rapuh," dan akhirnya sebagai perkawinan antar wangsa.[20] Perkawinan ini dapat terjadi antara kerajaan Seleukia dan Ptolemaik, yang pertama pada sekitar 250 SM dan yang kedua pada tahun 193.[21]

Tabel berikut menunjukkan simbol dan kerajaan yang kemungkinan dilambangkannya dalam konteks sejarah Daniel 2, dibandingkan dengan Daniel 7.

Pasal Kerajaan dalam sejarah
Kerajaan Babel Kerajaan Madai Kerajaan Persia Kerajaan Makedonia
Daniel 2 Kepala dari emas tua Dada dan kedua lengan dari perak Perut dan pinggang dari tembaga Kedua paha dari besi (Kerajaan Aleksander)
Kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat (pembagian kerajaan di antara Diadokhoi)
Daniel 7 Singa dengan sayap burung rajawali Beruang yang berdiri pada sisinya yang sebelah Macan tutul berkepala empat dengan empat sayap burung pada punggungnya Binatang bergigi besar dari besi dan bertanduk sepuluh dengan satu tanduk kecil istimewa

Nilai penting perlambangan batu yang menghancurkan patung dan menjadi suatu gunung tinggi mengingatkan pada perlambangan Allah sebagai "batu karang" bagi Israel, Sion sebagai gunung yang menjulang tinggi melebihi gunung-gunung lain, dan kemuliaan Allah yang memenuhi seluruh dunia. Gambaran dari Kitab Yesaya nampaknya diberi preferensi. Apakah disadari oleh sang pengarang atau tidak, gambaran patung yang dihancurkan dan dihamburkan oleh angin "seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas" mengingatkan kepada Yesaya 41:14–15 di mana Israel adalah "papan pengirik" yang mengirik gunung-gunung menjadi sekam, dan batu itu sendiri mencerminkan ucapan kepada para orang buangan Yehuda dalam Yesaya 51:1, "Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat."[22]

Penafsiran sarjana Alkitab dari abad 1-19

Tabel berikut memuat para sarjana Alkitab dari abad ke-1 sampai abad ke-19 yang menggunakan metoda Historicism untuk menafsirkan Daniel 2

[29].

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN-13: 9789794150431
  3. ^ VanderKam, James C.; Flint, Peter (2013). The meaning of the Dead Sea scrolls: their significance for understanding the Bible, Judaism, Jesus, and Christianity. HarperCollins.
  4. ^ a b New Light on the Book of Daniel from the Dead Sea Scrolls - Gerhard Hasel PhD. Associates for Biblical Research - Jul 31, 2012
  5. ^ a b c Dead sea scrolls - Daniel
  6. ^ J. G. Baldwin, "Book of Daniel" in New Bible Dictionary3rd edition, IVP
  7. ^ Oxford annotated Bible 2007, hlm. 1255, footnote 2.1-12
  8. ^ Redditt 2009, hlm. 177.
  9. ^ Mangano 2001, hlm. 179.
  10. ^ Daniel 2:4
  11. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  12. ^ a b Levine 2010, hlm. 1235-1236, footnote 2.1-13.
  13. ^ Newsom & Breed 2014, hlm. 66-67.
  14. ^ Levine 2010, hlm. 1236, footnote 2.14-19.
  15. ^ Levine 2010, hlm. 1237, footnote 2.20-23.
  16. ^ Levine 2010, hlm. 1238-1239, footnote 2.36-47.
  17. ^ Towner 1984, hlm. 34-36.
  18. ^ Niskanen 2004, hlm. 27,31.
  19. ^ Matthews & Moyer 2012, hlm. 260,269.
  20. ^ Collins 1984, hlm. 49.
  21. ^ Collins 1984, hlm. 51.
  22. ^ Newsom & Breed 2014, hlm. 77.
  23. ^ Menurut tabel dalamFroom 1950, hlm. 456–7
  24. ^ After table in Froom 1950, hlm. 894–5
  25. ^ After table in Froom 1948, hlm. 528–9
  26. ^ Menurut tabel dalam Froom 1948, hlm. 784–5
  27. ^ Menurut tabel dalam Froom 1946, hlm. 252–3
  28. ^ Menurut tabel dalam Froom 1946, hlm. 744–5
  29. ^ Edward Gibbon, The Decline and Fall of the Roman Empire (1776-1788

Pustaka

Pranala luar