Lompat ke isi

Air susu ibu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Oktober 2017 23.16 oleh Shivasyif (bicara | kontrib) (penjelasan mengenai asi perah yang berubah menjadi merah)
Dua sampel air susu ibu. Sampel sebelah kiri adalah foremilk, air susu yang dihasilkan pertama kali dan sampel sebelah kanan merupakan susu yang dihasilkan kemudian.[1]

Air susu ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Air susu ibu pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi sebelum berusia 1 tahun.

Air Susu Ibu Perah

Air susu ibu dapat diminum langsung oleh bayi dan juga dapat diperah. Air susu ibu perah (ASIP) dikumpulkan dalam botol dan biasanya diberikan pada bayi saat ibu tidak bisa menyusui langsung. Belum ada fakta ilmiah bila air susu ibu dijemur di bawah sinar matahari secara langsung, maka dalam beberapa jam akan berubah warnanya menjadi merah seperti darah. Namun, fakta penyebab ASIP menjadi kemerahan adalah adanya kontaminasi Serratia marcescens yang memiliki prodigiosin. Prodigiosin yang dihasilkan S marcescens biasa terjadi pada suhu ruang, tapi dapat dihambat pada suhu 37°C dan dibawah 20°C.[2] Serratia diisolasi dari ASIP telah dilaporkan dalam beberapa penemuan dan paling banyak melibatkan ruang intensif unit neonatus (NICU).[3]

Walaupun ditemukan ASIP menjadi merah telah disepakati bahwa ibu tetap dapat melanjutkan menyusui langsung maupun memompa ASI. Tidak diperlukan antibiotik untuk ibu ataupun bayi, disebabkan risiko adaaanya penyakit akibat Serratia dipercaya masih sangat rendah.[4]

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

  • Makanan
  • Ketenangan jiwa dan pikiran
  • Hormon
  • Perawatan payudara
  • Anatomis payudara
  • Faktor fisiologi
  • Pola istirahat
  • Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
  • Faktor obat-obatan
  • Berat lahir bayi
  • Umur kehamilan saat melahirkan
  • Konsumsi rokok dan alkohol

Referensi

  1. ^ http://www.drpaul.com/breastfeeding/colostrum.html
  2. ^ Chang, Chia-Che; Chen, Wei-Chuan; Ho, Tsing-Fen; Wu, Ho-Shing; Wei, Yu-Hong (2011-05-01). "Development of natural anti-tumor drugs by microorganisms". Journal of Bioscience and Bioengineering. 111 (5): 501–511. doi:10.1016/j.jbiosc.2010.12.026. 
  3. ^ Jones, B. L.; Gorman, L. J.; Simpson, J.; Curran, E. T.; McNamee, S.; Lucas, C.; Michie, J.; Platt, D. J.; Thakker, B. (2000-12-01). "An outbreak of Serratia marcescens in two neonatal intensive care units". Journal of Hospital Infection. 46 (4): 314–319. doi:10.1053/jhin.2000.0837. 
  4. ^ Statler, Victoria A.; Smith, Miranda L.; Fouch, Brandy B.; Woods, Charles R. (2012-12-01). "A Pink Milk Bottle Mystery". Journal of the Pediatric Infectious Diseases Society (dalam bahasa Inggris). 1 (4): 347–350. doi:10.1093/jpids/pis102. ISSN 2048-7193. 

Pranala luar