Lompat ke isi

Sejarah ekonomi Jerman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jerman sebagai suatu Negara belum dapat dikatakan berdiri hingga abad ke-19.[1][2] Pada periode ini, sejarah ekonomi Jerman mengkaji aktifitas ekonomi yang berlangsung di daerah dengan bahasa (mayoritas) Jerman. Setelah Jerman berdiri sebagai suatu negara pada 18701[3], kajian ini menyempit dan berfokus pada aktifitas ekonomi di negara Jerman dan atau yang berkaitan dengan pemerintahannya. Pada tahun 1900 Jerman adalah salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Eropa[4], hal ini kemudian membuat Jerman memainkan peran penting dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II.[5] Ekonomi Jerman pasca perang dapat dikatakan mengalami jatuh bangun, mengalami krisis besar pasca Perang Dunia I, perekonomian Jerman berhasil bangkit, namun mengalami kehancuran kembali setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia II.[4][5] Pasca Perang Dunia II, dengan bantuan Marshall Plan oleh negara-negara sekutu Jerman sukses dalam melakukan rekonstruksi perekonomian yang sebelumnya hancur.[4][6] Sejak saat itu, perekonomian Jerman terus tumbuh dan saat ini kembali menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Eropa menurut GDP.[7] Perekonomian Jerman saat ini juga dikategorikan sebagai salah satu perekonomian yang tidak begitu terpengaruh oleh krisis.[8] Produk ekspor terbesar Jerman saat ini meliputi : mobil, berbagai jenis mesin, bahan kimia, produk elektronik, dan obat-obatan.[9]

Abad pertengahan - akhir abad ke 18

Jerman pada abad pertengahan berada pada dataran Eropa Tengah dan terbagi dalam ratusan kerajaan yang saling bersaing, keuskupan, dan kota-kota yang bebas. Dengan lingkungan seperti ini, Jerman pada masa ini dipenuhi oleh ketidakpastian baik dibidang politik, hukum, maupun ekonomi.[10] Pada bidang hukum dan ekonomi misalnya tidak ditemukan suatu hukum yang memungkinkan pedagang untuk menuntut suatu pembayaran dari aktifitasnya, bantuan diberikan oleh penguasa jika dan hanya jika terdapat kontrak sebelumnya.[11]Meskipun di bawah kondisi yang relatif sulit, Jerman pada masa ini telah mampu mengembangkan ekonomi yang cukup kuat. Ekonomi Jerman pada masa ini berbasis pada industri kerajinan dan pertukangan.[10].

Abad ke-19

Pada awal abad ke-19 Jerman sebagai suatu negara masih belum berdiri sehingga aktifitas ekonomi di Jerman masih banyak menemui kendala.[5] Pada tahun 1833 terdapat kesepakatan yang berkaitan dengan pasar bebas antar kerajaan-kerajaan di Jerman. Ini dilakukan dengan menghapus pajak dan retribusi suatu barang dari kerajaan satu ke kerajaan lainnya sehingga pertukaran barang menjadi semakin lancar antara kerajaan-kerajaan Jerman.[5][12] Selain itu kerajaan-kerajaan Jerman mulai menetapkan tiga buah mata uang yang berlaku di daerahnya. Kerajaan-kerajaan Jerman juga pada masa ini mulai membangun jaringan jalan dan kereta api.[12]

Walaupun terdapat perkembangan, namun perekonomian Jerman pada mulai menemui kendala pada tahun-tahun berikutnya. Keterbatasan lahan dan bertambahnya jumlah pengangguran akibat revolusi industri membuat terjadinya imigrasi besar-besaran penduduk Jerman ke Amerika. Imigrasi semakin meningkat pada tahun 1840an yang diakibatkan krisis ekonomi dan kegagalan panen.[13]

Berdirinya Kekasiaran Jerman

Kekaisaran Jerman berdiri pada 18 Januari 1871, pasca tiga kemenangan perang yang diraih oleh kerajaan Prussia.[3] Pasca terbentuknya kesatuan pemerintahan, perindustrian dan perekonomian Jerman semakin berkembang. Produksi batu-bara Jerman yang hanya sepertiga dari Inggris pada tahun 1880 meningkat enam kali lipat pada awal abad ke-19. Produksi baja Jerman juga meningkat sepuluh 10 kali lipat pada periode yang sama. Akibatnya, perekonomian Jerman pada tahun 1900 menjadi salah satu yang terbesar di dunia bersama Inggris.

Abad ke-20

Perang Dunia I
Republik Weimar
Perang Dunia II
Rekonstruksi pasca Perang Dunia II
Abad ke-21

Referensi

  1. ^ "1864: Germany, Denmark and the Rise of the Nation State | History Today". www.historytoday.com. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  2. ^ "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  3. ^ a b "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  4. ^ a b c "Germany - Germany from 1871 to 1918 | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  5. ^ a b c d "THE ECONOMIC HISTORY OF GERMANY". www.sjsu.edu. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  6. ^ "Germany - Economy | history - geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  7. ^ "Germany: Spend More At Home". IMF (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  8. ^ "What Germany offers the world". The Economist. 2012-04-14. ISSN 0013-0613. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  9. ^ "Top 30 Export Products Of Germany". WorldAtlas (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-03. 
  10. ^ a b "Germany - Economy - History". countrystudies.us. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  11. ^ Volckart, Oliver (2004). "The economics of feuding in late medieval Germany". Explorations in Economic History. 41 (3): 282–299. ISSN 0014-4983.  Archived.
  12. ^ a b "Germany - Imperial Germany - The Economy and Population Growth". countrystudies.us. Diakses tanggal 2017-11-03. 
  13. ^ "Germany in the 19th Century". 52ndnysv.com. Diakses tanggal 2017-11-03.