Lompat ke isi

Yayati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Maret 2008 11.02 oleh Escarbot (bicara | kontrib) (bot Menambah: te:యయాతి)

Yayati (Sansekerta: ययाति) adalah putra raja Nahusha dari ibu bernama Priyambada (Sansekerta: Priyamvada). Raja Yayati memiliki dua orang istri yaitu Dewayani, putri dari Mahaguru Sukra dan Sarmishta, putri dari Raja Wrishaparwa. Sarmishta adalah pelayan dan juga sahabat dari Dewayani.[1][2] Dari pernikahan ini, Yayati memiliki lima orang putra, dua dari Dewayani, yaitu: Yadu dan Turwasu, sedangkan dari Sarmishta, Yayati memiliki tiga orang yaitu: Druhyu, Anu dan Puru .

Kisah Maharaja Yayati dalam Mahābhārata

Pertemuan Sang Raja dengan Dewayani

Pada suatu ketika, Maharaja Yayati, keturunan Pururawa dari Dinasti Soma, sedang berburu. Karena lelah, ia berhenti di suatu tempat dan mencari air di sebuah sumur. Ketika ia menengok ke dalam sumur, didapatinya seorang wanita yang elok parasnya. Maharaja Yayati yang merasa iba, mengulurkan tangannya agar sang wanita dapat diselamatkan. Setelah berhasil keluar dari sumur, wanita tersebut mengaku bernama Dewayani, puteri Mahaguru Sukra. Ia didorong oleh Sarmishta, pelayannya, karena memperebutkan pakaian. Sang Raja dan Dewayani merasa jatuh cinta. Atas jasanya karena telah menolong Dewayani, Mahaguru Sukra memberikan puteri kesayangannya tersebut. Raja Yayati pun menerimanya dengan senang. Mahaguru Sukra juga mengajukan syarat bahwa Sang Raja tidak boleh menikahi Sarmishta, yakni pelayan Dewayani. Sang Raja pun menyanggupinya.

Keturunan Sang Raja

Dari hasil perkawinannya, Maharaja Yayati dan Dewayani dikaruniai dua orang putera, yang sulung diberi nama Yadu dan yang bungsu diberi nama Tuwasu. Amat bahagia Sang Raja menyambut buah hatinya tersebut. Suatu ketika, Sarmishta mendekati Raja Yayati yang sedang duduk sendirian di taman. Ia membujuk Sang Raja agar mau mengawininya. Sang Raja menolak, namun selalu dirayu oleh Sarmishta. Karena rayuannya berhasil, Sang Raja mengingkari janji pernikahannya dan memuaskan nafsunya kepada Sarmishta. Dari hasil perkawinannya, Sang Raja memiliki putera lagi, jumlahnya tiga orang. Yang sulung diberi nama Druhyu, yang tengah diberi nama Anu, yang bungsu diberi nama Puru. Ketiga-tiganya berparas mirip dengan Sang Raja.

Kutukan atas pengkhianatan

Pada suatu ketika, Dewayani melihat di taman ada tiga orang anak yang wajahnya mirip dengan suaminya, Raja Yayati. Dewayani pun menanyakan ayah mereka. Ketiga anak tersebut menunjuk ke arah Raja Yayati. Dewayani yang merasa sakit hati, lari mengadu kepada ayahnya, Mahaguru Sukra. Ia mengatakan bahwa Maharaja sudah mengingkari janjinya. Mahaguru Sukra kemudian mengutuk Raja Yayati agar menjadi tua lebih cepat, tua sebelum usia yang wajar. Mendengar kutukan tersebut, Sang Raja menjadi takut dan memohon agar mertuanya menarik kembali kutukannya. Hal itu tak dapat dilakukan, namun salah satu puteranya dapat mewakilinya untuk menerima kutukan tersebut. Kemudian dipanggilah kelima puteranya.

Putera pertamanya, Sang Yadu, menolak, maka ayahnya marah dan tak mewarisi tahta kerajaan kepada Sang Yadu. Berturut-turut: Tuwasu, Druhyu, Anu, semuanya menolak. Mereka juga tidak berhak mewarisi kerajaan ayahnya. Hanya Sang Puru yang bersedia menanggung kutukan yang ditimpa kepada ayahnya. Ayahnya sangat senang dan menganugerahi Sang Puru bahwa setelah 1000 tahun ia mengalami usia tua, maka ia dapat menikmati masa mudanya kembali. Keturunan Sang Puru-lah yang akan menurunkan Para Raja yang menjadi leluhur Pandawa dan Korawa. Kemudian Raja Yayati menikamati masa mudanya kembali dengan Dewayani dan menurunkan seorang puteri diberi nama Madhawi.

Mangkatnya Sang Raja

Setelah Sang Puru habis menjalani masa kutukannya, ia menjadi muda dan menikmati masa mudanya kembali. Raja Yayati menobatkannya sebagai Maharaja, sedangkan saudaranya yang lain hanya menyandang gelar sebagai Adipati. Raja Yayati memutuskan untuk meninggalkan kekuasaan dan menjalani sisa hidup sebagai seorang petapa. Ia bertapa di tengah hutan dengan teguh, tanpa makan dan minum, hanya merapalkan mantra. Karena teguh tapanya maka ia meninggalkan alam fana dan jiwanya mencapai surga.

Setelah mencapai surga, ia ditanya oleh Dewa Indra tentang pertapaannya yang sangat teguh tersebut. Raja Yayati menjawab,”Tapa ini sangat kuat, para ksatria, bahkan para Dewa sekalipun belum tentu dapat melakukannya”. Mendengar jawaban tersebut, Dewa Indra menjadi tersinggung lalu melempar Sang Raja dari surga. Pada saat jatuh, Sang Raja meminta ma'af atas kesalahannya, lalu memohon agar ia jatuh di tempat orang yang sedang melakukan upacara. Dewa Indra mengabulkannya kemudian Sang Raja tertahan di angkasa, melayang-layang tidak sampai jatuh ke tanah.

Di bawahnya ada empat orang yang melakukan yajña, bernama Akara, Prahardhana, Basuman, dan Siwi. Mereka putera Madhawi, dan merupakan cucu dari Raja Yayati. Melihat kakeknya tertahan di angkasa, mereka menghaturkan yajña mereka agar kakeknya dapat mencapai surga. Atas pengorbanan cucunya yang tulus, datanglah lima buah kereta, menjemput Raja Yayati dan cucunya agar mencapai surga.

Silsilah Keturunaan Raja Yayati

 
 
 
Nahusha
 
 
 
Priyambada
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dewayani
 
 
 
Yayati
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sarmistha
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Yadu
 
Tuwasu
 
Druhyu
 
Anu
 
Puru
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Yadu menurunkan
wangsa Yadawa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Puru menurunkan
wangsa Paurawa


Lihat pula

Catatan kaki

Pranala luar